Hiburan, Indonesiana

Catatan Jelang Top 14 Indonesian Idols XII

Indonesian Idols Musim Keduabelas nanti malam (6/2) akan memasuki pementasan 14 kontestan terbaik yang masih bertahan. Siapa yang akan tersisih? Idealnya, penilaian diberikan berdasarkan penampilan nanti malam. Voting kepada kontestan karena semata penampilan live di atas panggung. Tetapi untuk babak ini, voting sudah dibuka sejak berakhirnya episode ke-13: Road To Spektakular Show. Mekanisme voting menggunakan aplikasi RCTI+ dengan tiap akun mempunyai jatah gratisan 3 kuota perharinya dan bisa di-top-up melalui aplikasi MotionPay.

Keempat belas kontestan pasca lolos di TOP15. Tujuh pria dan tujuh wanita. Rahman, Paul, Neyl, Rony, Alfredo, Diman, Danil, Salma, Rosalina, Nabila, Syarla, Rachel, Anggis, dan Novia.
Baca lebih lanjut
Standar
Indonesiana, kuliner

Indonesia Mampir Makan: Rawon Nguling

Tak banyak yang berubah dari Rumah Makan Rawon Nguling yang terletak di jalan raya menghubungkan Pasuruan-Probolinggo. Susunan meja kursinya masih sama. Bedanya, pohon trembesi (albizia saman) yang diameternya semeteran di depan rumah makan sudah diganti dengan pohon trembesi yang baru. Pengunjungnya pagi itu (4/2) tak seramai dulu meski beberapa meja tetap saja terisi beberapa rombongan pengunjung lainnya. Sepi mungkin karena hari Sabtu, atau bisa jadi terpengaruh efek Jalan Tol Trans Jawa yang sudah berujung ke Gerbang Probolinggo Timur yang menyebabkan pelintas ke Jember, Banyuwangi ataupun Bali lebih memilih rute jalan tol dibandingkan melalui kjalur pantura jalan raya Pasuruan-Probolinggo. Entahlah.

Saya mengenal nama Rawon Nguling sejak 2001, sewaktu ujian sales (saat sales trainee melakukan ujian dengan melakukan presentasi di hadapan Direksi dan para Vice President Division, tentang product knowledge, tentang street fighter, tentang business process ) di perusahaan terdahulu. Di luar materi presentasi, Pak Soemarno, Pak Presdir, menanyakan di sesi tanya jawab: kuliah di Surabaya kan? Rawon apa paling enak di sana?

Baca lebih lanjut
Standar
Hiburan, Indonesiana

Belajar dari Bunga

Bunga, nama sebenarnya bukan nama samaran. Bunga Reyza nama lengkapnya. Bunga adalah ratunya babak audisi Indonesian Idols Musim Keduabelas. Bagaimana tidak, di babak audisi itu, video resmi Indonesian Idols saat Bunga audisi – hingga tulisan ini dipostingkan (28/1) – adalah video yang paling banyak ditonton. Lebih dari 5.5 juta viewer, dua kali lipat dibandingkan peserta lainnya, misalnya Azis (3.2 juta), Syarla (2.7 juta) atau Salma (2.3 juta) pun juga Paul (2.1 juta). Meski demikian, justru Bunga yang tersisih di Final Showcase. Lolos dari babak “60 second” (eliminasi 1), babak “best cover“(eliminasi 2), babak “sing for the live” (eliminasi 3) serta juga di babak Showcase, banyak penonton yang mengira Bunga bisa melewati Final Showcase dan masuk ke Top 15 dengan mudah. Apalagi di instagram, Bunga termasuk jajaran paling banyak follower-nya dibandingkan peserta lainnya.

Nyatanya: kejutan!! Bunga bahkan tidak termasuk 12 besar pilihan pemirsa.

Baca lebih lanjut
Standar
Hiburan, Indonesiana

Anggis dan Salma

Siapa jagoanmu di Indonesian Idol Musim Keduabelas ini? Ketujuh belas peserta telah terpilih minggu lalu (17/1). Dua belas terpilih dari pilihan pemirsa, sedangkan 5 yang lain diselamatkan oleh masing-masing satu dari tiap juri: Anang Hermansyah, David Bayu, Bunga Citra Lestari dan Judika. Nanti malam (23/1) 10 dari dari mereka tampil untuk babak Final Showcase-1, sedangkan yang 7 orang lainnya akan tampil pada hari Selasa (24/1) di Final Showcase-2. Dari Final Showcase ini akan disaring menjadi 15 peserta. Siapa yang akan tersisih?

Baca lebih lanjut
Standar
Indonesiana, Kisah Kehidupan

2023

Adakah seseorang yang terbebas dari rasa penyesalan?

Pertanyaan itu berkelebat di benak saya saat pergantian tahun ini yang saya habiskan dengan menonton ulang serial drakor While You Were Sleeping (2017) di salah satu platform menonton media digital berbayar. Serial ini adalah salah satu serial yang saya tonton di awal-awal periode ketika saya mulai ikutan ketularan nonton drakor. Soal mengapa saya bisa ikutan keranjingan, nanti saja saya posting di postingan terpisah. Hihihi, panjang soalnya.

Baca lebih lanjut
Standar
Indonesiana, Sepakbola

Buku Kecil Laksamana dan Pitch Invasion

Laksamana Sukardi, mantan Menteri di era Presiden Abdurrahman Wahid dan di era Presiden Megawati Soekarnoputri, meluncurkan buku baru di bulan Agustus 2022 yang lalu. Pancasalah, judulnya. Saya termasuk yang dapat kiriman dari penulisnya langsung sebuah buku cetakan pertama yang ditandatangani beliau tertanggal 30 Agustus 2022. Buku tipis, 80 halaman yang ringan untuk dibaca, tetapi berat untuk direnungkan.

Baca lebih lanjut
Standar
Indonesiana, Sepakbola

Seruan Utopia

Minta maaf lalu usut tuntas.

Itu saja.

Lalu esok kita sama-sama belajar tentang sepakbola yang menyenangkan buat siapa saja, tak hanya buat yang menang, buat yang kalah, juga buat yang tak suka sepakbola.

Lantas lusa kita bisa bermimpi siapa tahu anak cucu nanti ada yang bisa menari di panggung dunia. Seperti Pele, Zidane, Messi, Forlan, dan Luca Modric.

[kkpp, 03.10.2022]

Standar
Arema, Aremania, Indonesiana, Kisah Kehidupan, Sepakbola

Hari Minggu Pertama Oktober yang Kelabu

Sudah lupa rasanya saya nonton Liga Indonesia sejak saya memutuskan untuk apatis bertahun-tahun yang lalu saat PSSI masih dinahkodai Nurdin Halid. Nahkoda boleh berganti-ganti, penumpang gelap tetaplah sama saja. Jadi buat apa mengharap sesuatu hasilnya berbeda dari proses yang tetap sama. Ya kan?

Tapi tadi pagi beda (2/10).

Baca lebih lanjut
Standar
Indonesiana

Tolak

Urusan ditolak sebenarnya urusan yang sederhana. Ditolak cintanya, ditolak lamarannya, ditolak ajakannya. Apalagi? Banyaklah. Segala sesuatu yang tidak secara otomatis bisa ‘klik’ melibatkan kedua belah pihak selalu menyimpan dua potensi: diterima atau ditolak. Jadi mestinya ya urusan ditolak adalah hal yang sederhana dan wajar. Tetapi penyikapan atas penolakan itulah yang terkadang membuatnya menjadi rumit.

Baca lebih lanjut
Standar