Bagaimana kita mendengar pertamakali tentang serigala? Dari ensiklopedia atau dari kisah dongeng?
Yang kedua sepertinya yang paling banyak. Untuk mendapatinya satu persatu tentang berbagai kisah itu, ada yang sudah bersusah payah mengumpulkan di sebuah laman. Sila mampir ke sini untuk tahu lebih dalam.
Dari kisah dongeng itu, bagaimana kemudian kita mempersepsikan si serigala? Mari kita bandingkan dengan anjing, yang sebenarnya masih satu spesies dengan serigala. (Soal persaudaraan si serigala dan si anjing, sila baca di sini). Lantas, siapa kemudian tokoh kartun yang muncul di imajinasi Anda tentang kedua binatang ini? — Kalau saya kok yang muncul si Goofy di salah satu sisi, dan si Sweeper-nya Dora di sisi yang lain, ya … . Padahal ada Snowy-nya Tintin, tapi kalah cepat Hihihi …
Daripada jadi tokoh protagonis, sepertinya si serigala lebih banyak berperan antagonis. Apalagi dengan salah satu frase dalam bahasa latin yang cukup populer: homo homini lupus. Frase yang dilahirkan sejak jaman Plautus (195 SM), dan juga dipopulerkan oleh Thomas Hobbes tahun 1651. Frase yang dalam bahasa Indonesia menjadi “manusia adalah serigala bagi manusia lainnya”.
Manusia yang dikesankan bagai serigala yang selfish, culas, khianat, dan bisa berbuat apa saja demi kepentingannya sendiri.
Frase homo homini lupus itu, terasa mengakrabi kisah wajah dunia. Sejak kisah Habil dan Qabil, hingga beranak pinak menjadi berbagai kisah dalam deret tak hingga dari generasi ke generasi. Bahkan hingga kini di era sosial media, banyak cerita tentang kejinya manusia terhadap manusia yang lain, seolah tak pernah henti kita dengar dan baca.
***
Tetapi dunia tidaklah tercipta dalam satu warna. Homo homini lupus di satu sisi, tetapi ada juga yang mempercayai homo homini socius di sisi yang lain. Manusia adalah serigala bagi manusia lainnya di satu sisi, tetapi ada juga yang mempercayai bahwa manusia adalah kawan bagi sesamanya.
Anda memilih yang mana?
Jika hidup adalah dongeng, Anda memilih mempersonifikasikan diri Anda sebagai apa? Karena, awas, siapapun dia yang sekarang berada di sebelah Anda, bisa jadi kapan saja bakal menjadi serigala bagi Anda. Saat Anda lengah, saat Anda menganggap si serigala adalah domba.
[kkpp, 10.10.2013]