Dhayoh Karet Loro

Sejak episode ke-46 Reboan Ngobrol Ngalor Ngidul Virtual ITS93, istilah ‘Dhayoh Karet Loro’ diperkenalkan sebagai istilah pengganti untuk ‘Bintang Tamu’ atau ‘Guest Star’. Dhayoh berarti tamu, sedangkan ‘karet loro’ berarti karet dua, sebuah metode zaman kita dulu kalau pesan makanan untuk dibawa pulang kemudian diberi penanda kalau yang bungkusan itu berbeda dengan bungkusan-bungkusan yang lain. Lebih pedas misalnya. Atau pakai telur atau lauk lain yang hanya ada di bungkusan yang dikaretin dua.

Awalnya, acara virtual itu adalah sebuah ruang untuk saling mengenal di antara ITS93 jelang Reuni Akbar 30 Tahun ITS93 yang beracara puncak di tanggal 7 Oktober 2023. Sebab, meski kita masuknya di tahun yang sama di ITS pada tahun 1993, karena aktifitas dan ruang kegiatan yang berbeda-beda di 4 fakultas dan 2 politeknik negeri, sebagian besar ada di Kampus Sukolilo dan ada juga yang di Kampus Manyar, apalagi kemudian dipisahkan tiga dekade, ya ruang itu terasa membawa kemanfaatan dan kehangatan untuk saling mengenal satu sama lain.

Di episode-episode awal Ngobrol Ngalor Ngidul Virtual ITS93 yang selanjutnya sebut saja sebagai ‘Reboan’, karena diselenggarakan tiap Rabu, jam 20.00 wib sd selesai, terasa banget suasana perkenalannya. Oh, dulu SMA di sini, oh SMP di situ, temennya si A dong, kenal si B gak, si C di mana ya sekarang atau lha aku dulu juga kos deket situ. Pernyataan dan pertanyaan semacam itu banyak bersliweran di episode-episode awal.

Mulai di episode ke-8, Reboan menggunakan konsep ‘pemantik obrolan’, salah satu dari kami yang didapuk membawakan topik tertentu. Pernah membahas soal work-life-balance, juga pernah tentang bekerja dengan generasi milenial, pernah tentang memulai bisnis properti, pernah tentang switching career, pernah tentang berkunjung ke museum, pernah tentang urban farming, pernah tentang diaspora, pernah tentang sales-pitching di Timur Tengah, pernah juga tentang chemistry of life. Pemantik silih berganti, peserta juga demikian. Ada yang ikut dari kantor, ada yang ikut pas di perjalanan, malah ada yang ikut sambil nge-gym. Ajaib.

Di episode ke-35, beberapa minggu setelah acara puncak reuni 30 tahun, format Reboan di-rejuvinasi, yaitu dengan menggunakan format host bersama bertiga yang selalu mengusahakan untuk hadir tiap episode, yaitu: Agusta Androvani (Teknik Lingkungan) aka Otik aka Meymey Beku Gelato dari Melbourne, Farah Anshar (D3 Teknik Sipil) aka Bhek Farah dari Karah, serta saya sendiri.

Sejak episode ke-35, Reboan tak lagi menggunakan konsep ‘pemantik obrolan’ tetapi menitikberatkan ngrandom dengan menggunakan judul per episode sebagai acuan. Di episode itu berjudul ‘Kentekan Bengsin’. Judul episode disengaja menggunakan kosakata Suroboyoan, misalnya di episode-episode setelahnya menggunakan judul seperti: ‘Petengan’, ‘Setopan Mesakat’, ‘Prei Ngecace’, ‘Keselek Molen’, ‘Ceguken Utang’, ‘Pertoplesan Mbejaji’, dan ‘Kartini Kelalen’.

Tapi jangan berharap dapat sesuatu dari judul episode tersebut, hihihi, karena judul tak menjamin linearitas. Pembahasan selama satu jam, tiap Rabu jam 19.00-20.00 wib (selama Ramadan kemarin saja yang ganti jam menjadi siang) bisa kemana-mana tentang apa pun. Namanya saja ngobrol ngalor ngidul alias ngrandom. Tak ada yang melarang, asal gantian. Di zoom susah ngomong barengan soalnya. Meski bebas ngrandom, tapi, ada keterbatasan, yaitu waktu yang dibatasi, hanya 60 menit untuk menjaga kesegaran pembahasan. Kalau tidak mau ketinggalan ya ikutan sejak awal. Kalau telat, ya ikutan di episode berikutnya. Hihihi, jual mahal apakah tidak diperbolehkan?

Oia, ada yang bertanya mengapa start jadi jam 19.00? Hal ini dikarenakan Meymey Beku Gelato ikutan zoom dari Melbourne, jadi biar tidak kemalaman di sananya. Kalau tidak, seperti pernah kejadian, ngrandom-nya malah jadi bahan pillow talk beliaunya. Hihihi.

Nah, apa yang baru dengan ‘Dhayoh Karet Loro’ ini? Sebenarnya ya mirip-mirip dengan ‘pemantik obrolan’, bedanya kalau pemantik obrolan kesannya serius, yang materi pembahasan dipersiapkan secara matang, dan butuh sosok yang hmmm gitu deh, tapi Sang Dhayoh ini jadinya malah seperti host tamu yang ngancani ngrandom kami bertiga. Gak beda jauh dengan ‘Dhayoh Gak Karetan’, keduanya sama-sama ikutan zoom di episode Reboan, bedanya ‘Dhayoh Karet Loro’ berkomitmen untuk hadir di episode yang ditentukan dan bersedia namanya masuk ke flyer Reboan tepat di bawah judul episode.

Pengin jadi the next Nikmatul K Artha (Teknik Fisika), yang sudah jadi the first ‘Dhayoh Karet Loro’ (eh, ternyata beliau juga yang jadi the first ‘Pemantik Obrolan’ di episode ke-8), boleh kontak kami bertiga. Bonusnya jadi Dhayoh Karet Loro, yaitu: di-invite link wag ‘Dhayoh Karet Loro’ yang spesial melanjutkan kerandoman versi texting dan bebas ngrandom tanpa batasan waktu, dengan moto wag: ‘dengan kerandoman kita menjaga kewarasan’.

Bagaimana? Bagaimana? Gak bermanfaat ya? Hihihi.

Meski gak bermanfaat, kabari kami ya kalau mau jadi Dhayoh Karet Loro ataupun jadi Dhayoh Gak Karetan. Atau mau jadi sponsor juga boleh, siapa tahu dengan sponsornya itu, Reboan bisa jadi akun youtube tak bermanfaat. Hihihihi.

[kkpp, 30.04.2024]

Tinggalkan komentar