

“Lamun sira sekti aja mateni,” begitu ungkap Presiden Jokowi pada akhir Juli kemarin. Petatah petitih dalam bahasa Jawa nasehat para sesepuh dulu itu bermakna meski punya kekuatan jangan dipakai sewenang-wenang (mateni punya makna letterlijk membunuh). Segera saja ungkapan itu dipersepsikan dan ditafsirkan macam-macam.
Pinjam dari ungkapan itu, jadilah judul postingan kali ini. Lamun sira gratisan aja ngisin-ngisini malah ngrejekeni yang layak disematkan kepada Adrian San Miguel del Castillo. Kisahnya sungguh perlu dikenang.