Piala silver beralas tiang dari marmer itu adalah satu-satunya piala untuk turnamen di bawah naungan UEFA yang bentuk fisiknya tidak mempunyai pegangan. Terberat dibandingkan piala-piala yang lain (15 kg), piala itu didesain dan dibuat oleh sebuah workshop di Milan, Italia, sebuah workshop yang sama yang membuat Piala Dunia. Piala inilah yang akan diperebutkan oleh Liverpool FC pada hari Rabu ini, 18 Mei 2016 Stadion St. Jacob-Park, Basel. Swiss.
Piala itu adalah UEFA Europa League. Piala yang tak asing bagi capaian Liverpool FC.
Andai pertarungan ini bisa dimenangkan, maka Liverpool akan membawa untuk keempat kalinya. Sebelumnya, Liverpool pernah menjuarai di tahun kedua penyelenggaraan UEFA Europa League (dulu dikenal sebagai UEFA Cup) di tahun 1973, setelah di tahun pertama penyelenggaraan UEFA Cup, 1972, final mempertemukan dua tim asal Inggris: Tottenham Hotspurs kontra Wolverhampton Wanderers. Pada masa itu, final dilakukan dengan laga kandang tandang.
1973. Dua gol Kevin Keegan pada laga pertama di Anfield serta gol Larry Lloyd, mengantarkan Liverpool sebagai juara meski di laga kedua Liverpool kalah atas VfL Borussia Mönchengladbach. Dua gol Jupp Heynckes tak kuasa menahan tim asuhan Shankly. Sebelumnya di semifinal, Liverpool menghempaskan sang juara bertahan.
Liverpool kemudian mengulang prestasi itu di tahun 1976. Kevin Keegan kembali menjadi pahlawan. Menang di laga kandang 3-2, Keegan mencetak salah satu gol dari tiga gol dalam 6 menit untuk membalas ketinggalan dua gol, Keegan juga mencetak gol penting yang menyamakan kedudukan 1-1 di laga tandang. Di semifinal, pasukan Paisley ini menyingkirkan Barcelona.
Kisah heroik juga dicatat 15 tahun yang lalu. 2001, Liverpool mengangkat piala ini untuk kali ketiga. Berbeda dengan sebelumnya, format final sudah ditanggalkan. Kemenangan kali ini didapat hingga perpanjangan waktu dengan skor besar: 5-4. Bahkan gol penentu dicetak secara dramatis, 4 menit jelang bubar oleh gol bunuh diri pemain belakang Alaves, Delfi Geli. Gol bunuh diri ini menambahkan empat gol Liverpool terdahulu dari Markus Babbel, Steven Gerrard, Garry McAllister, serta Robbie Fowler. Jadilah pasukan Gerard Houllier membawa pulang piala setelah 25 tahun serta mencatatkan Liverpool bersama Juventus dan Inter Milan sebagai juara tiga kali piala ini, sebelum kehadiran Sevilla, yang menyalip catatan ini di tahun 2015 menjadi juara UEFA Europa League untuk kali keempat.
Maka, jadilah final 2016 ini menjadi catatan menarik. Selain karena LFC sudah menunggu 15 tahun berselang, lebih lama dari ratusan purnama yang dilalui Cinta menanti Rangga, juga jika Liverpool menang, maka gagallah Sevilla untuk menjadi juara tiga kali berturutan. Tertunda pula bagi Sevilla untuk juara kelima kalinya. Tetapi justru bagi Liverpool sendiri, kemenangan akan menyamakan dengan catatan Sevilla, juara UEFA Europa League untuk keempat kalinya.
Memang, juara UEFA Europa League kalah mentereng dengan UEFA Champions League. Dari segi hadiah, dari segi popularitas. Bagi supporter Liverpool pun lebih banyak yang mengingat bagaimana Liverpool sudah memenangi lima kali UEFA Champions League daripada berapa banyak Liverpool memenangi UEFA Europa League.
Tetapi juara adalah juara. Selain menambahkan catatan sejarah dan memperbanyak koleksi di dalam lemari dengan piala replika, menjadi juara piala ini artinya juga memberikan tiket kepada Liverpool untuk tetap bermain di kasta Eropa. Keterseokan Liverpool di liga domestik yang sudah berakhir musim ini, playground Eropa hanya memberikan akses kepada Liverpool hanya dengan satu cara, memenangi final dan mempecundangi Sevilla. Hanya dengan menyandang sebagai juara bertahan UEFA Europa League lah yang menjamin Liverpool bisa bermain di UEFA Champions League musim depan.
Menjadi juara juga berarti privilege untuk naik panggung ke UEFA Super Cup. Di ajang ini, Liverpool akan menghadapi juara UEFA Champions League musim ini, salah satu tim dari Madrid. Entah Real, entah Atletico. Sebuah kesempatan bagi Liverpool untuk mendekatkan diri ke prestasi yang sudah ditorehkan Barcelona dan AC Milan. Keduanya sudah lima kali juara, sementara Liverpool baru tiga kali. Pertama tahun 1977, serta dua yang terakhir usai Liverpool juara UEFA Europa League 2001 dan usai juara UEFA Champions League 2005.
Tak ada cara lain selain menang! Liverpool sungguh merindukan dan memerlukan piala ini sebagai jembatan catatan sejarah masa yang berlalu dengan gerbang kejayaan masa depan. Bagaimanapun di setiap ajang kompetisi kasta Eropa, Liverpool senantiasa ada sebagai salah satu penantang yang terbanyak. Liverpool adalah salah satu kampiun Eropa.
Sementara itu, Jurgen Klopp pun sepertinya dalam visi yang sama untuk meraih piala ini, hari Rabu ini di Basel. Di laga terakhir liga Inggris hari Minggu (15/5) kemarin, Klopp memilih mengistirahatkan tim yang sepertinya bakal dimainkan di final karena mempertimbangkan kebugaran sebagai salah satu kunci. Final kedua Klopp, setelah final pertama tak berhasil.
Shankly, Paisley, Houllier, sudah mencatatkan sejarah meraih piala ini. Kini sejarah semoga berpihak juga kepada Jurgen Klopp.
Ayo!
[kkpp, 17.05.2016]
Catatan: tulisan ini dibuat untuk Walk On! Match Guide Final UEFA Europa League Basel 2016. Versi softcopy bisa di-download di sini