O-Ring 30Th ITS93: Ellif Krismawati (Statistika)

Setelah sempat di-reschedule, akhirnya kesampaian juga wawancara via whatsapp chat untuk serial Obrolan Ringan Jelang 30 Tahun Angkatan 1993 ITS seri ke-4, yaitu bersama Ellif Krismawati, SSi, MM dari jurusan Statistika, yang saat ini menjabat Direktur Rumah Kopi Nusantara, dan aktif menjadi narasumber di berbagai acara inkubator bisnis, kewirausahaan, marketing research & branding. Rumah Kopi Nusantara sendiri sudah mempunyai 4 gerai di Jakarta dan Surabaya. Selain itu, Ellief juga menjalankan aktivitas sebagai Direktur Utama PT Staticspro Info Mega yang bergerak di bidang konsultan managemen dan event organizer.

Di luar aktivitas profesional tersebut, Ellief pernah menjadi calon legislatif untuk DPR RI pada pemilu 2014 untuk Partai Kebangkitan Bangsa, saat ini juga menjadi Pendamping Produk Halal – World Halal Center Nadlatul Ulama (WHCNU), dan Ellif juga menjabat sebagai Wakil Bendahara Umum Pengurus Pusat IKA ITS periode 2019-2023.

Di kepanitiaan 30 Tahun ITS93, Ellif menjabat sebagai Bendahara 2 sekaligus Koordinator Sponsorship.

Thanks ya Ning sudah disempatin. Sedang sibuk-sibuknya ya? Kalau boleh tahu kesibukan sekarang apa saja Ning?

Sami-sami Cak. Kesibukannya sekarang mengurus cafe shop namanya Rumah Kopi Nusantara, juga (melanjutkan kerja-kerja sebagai) konsultan manajemen dan kegiatan-kegiatan event organizer.

Selain itu ikut ngebantuin kegiatan-kegiatan lainnya seperti di kealumnian IKA Rolas (SMPN 12 Surabaya).

Perusahaan sendiri Ning, atau join dengan kolega bisnis?

ber-partner-an dengan anak alumni ITB

Sekarang domisili di Jakarta Ning?

Yup benar, sekarang domisili di Jakarta sejak tahun 2000 sampai sekarang.

Alhamdulillah (setelah wisuda) cepet kok (dapat pekerjaan) tapi kerjanya masih tidak sesuai dengan keilmuan statistik. Kerja di perusahaan Korea yang punya tambak udang di Situbondo yang hasilnya dikirim ke PT Charon Phokpan.

Kemudian sekitar tahun 2000 baru pindah ke Jakarta membantu senior statistika untuk proyek-proyek marketing research, setelah itu baru kerja di MarkPlus punyanya Pak Hermawan Kartajaya di bidang marketing research selama 8 tahun. Kemudian kerja perusahaan farmasi, sempat ke Surveyor Indonesia. Baru kemudian diajak temen-temen buka perusahaan konsultan sendiri trus berkembang dengan bisnis EO trus bisnis kopi.

Baru nyadar saja, ternyata sudah 23 tahun tinggal di Jakarta.

Tapi sepertinya tidak berasa gitu … (emoticon ngakak)

Yah, time goes so fast …

Bener banget. Mungkin karena aktivitas sehari-hari cukup padat. Jadi hari berganti hari, trus bulan berganti bulan, trus tiba-tiba sudah akhir tahun aja. Trus ganti tahun … (emoticon ngakak)

Bukan berarti saya orang penting sih … Tapi hanya ada saja yg harus dilakukan, jadi terkesan padat saja jadwalnya.

Kapan denger soal 30 Tahun ITS93 pertama kali?

Pada waktu acara Rakernas PP IKA ITS yang diselenggarakan bulan kemarin di kampus ITS , kalau tidak salah tanggal 18 Februari 2023 yah

Apa tanggapan waktu pertama kali dengar itu?

Yah seneng aja, di benak saya: “Wah pasti asyik dan super seru nih.” Karena (bagaimana pun) ini kan baru pertama kali ada di kealumnian kita, acara Reuni Akbar hanya khusus 1 angkatan saja tapi dengan berbeda (lintas) jurusan. Artinya semua jurusan yang ada waktu itu yang khusus angkatan 93 baik yang S1 maupun yang D3 atau bahkan waktu masih ada Politeknik ya.

Saya ingat banget, pada waktu jam istirahat, saya ditanyain oleh Cak Herman (Herman Prasetyo, Teknik Mesin, red.), “Ning wes mlebu grup 93 toh?” Trus saya jawab: “Grup apaan cak?”

“Lho angkatan ’93 kan mau adakan acara reuni untuk semua jurusan. Loh mosok seh durung mlebu? Sek tak konkon invite dhisek … ,” kata Cak Herman.

“Ok cak, siap wes,” kata saya. Trus Cak Herman lanjut lagi, “Engkuk dibantu-bantu loh … .“

Jawab saya, “Kalau diperintah cacakku iki jawabnya WAJIB SIAP… .“

Trus kita ketawa bareng-bareng.

Saya malah gak pernah mengira kalau dirimu angkatan 93 juga Ning … “Ono Elif ono Elif,” kata anak-anak ITS93 pas mau foto booth bareng di Rakernas PP IKA ITS, aku mbatin, lho ning Ellif sing ngetop iki 93 pisan ternyata … . Sepurane yo ning … (emoticon kisinan)

Huaaa … haaaa … . itu mah hoaks saja, ya maklum cak kan selama ini aktivitas banyaknya di Jakarta. jadi temen-temen yang di Surabaya ada yang lupa-lupa gitu kali ya …

Di kepanitiaan 30 Tahun ITS93 sendiri bagaimana Ning? Suasana kebatinannya, agenda-agenda, kendala-kendala, atau malah optimis bahwa reuni ini bisa melampaui jadi lebih dari sekedar reuni …

Kalau secara struktur organisasi? Yah seperti pada umumnya sich …

Yang pasti sudah mulai sibuk sejak bulan kemarin yah, karena saya sebagai bendahara 2, maka saya harus berpikir strategi apa atau bagaimana caranya untuk dapatin fund raising. Saya sudah beberapa kali berkoordinasi dan rapat dengan temen-temen panitia lainnya. Intinya bagaimana kita bisa dapatin sumber dana, karena acara sebagus apapun jika tidak ada dananya, pasti tidak terselenggara dengan baik. Tapi alhamdulillah sih, sudah tergambar dan menemukan sumber dananya di kegiatan mana saja. Hehehe.

Kegiatan untuk road to Reuni Akbar-nya cukup banyak, bulan Maret ada ‘Buka Puasa Berkah’, bulan April ada acara buka bersama ITS93 untuk Chapter Jakarta dan Chapter Surabaya. Sementara untuk bulan Mei mungkin ada halal bihalal. Sedangkan selama Juni hingga September ada Seminar Series yang di mana setiap bulan ada 2 kali artinya setiap 2 minggu sekali kita mengadakan seminar secara hybrid (off line dan online).

Awal Oktober, yaitu tanggal 5-8 Oktober 2023 ada Pameran di Grand City Surabaya yang menampilkan hasil karya inovasi teknologi Angkatan 1993, seperti mobil listrik, autonomous car, sensor covid, robot, dan dalain-lain sebagainya, serta memamerkan produk-produk UKM hasil usaha angkatan 1993.

Pada anggal 7 Oktober 2023, siang harinya akan ada acara Bakti Sosial, program berbagi dari Angkatan 1993 untuk masyarakat, Kemudian puncak acaranya GALA DINNER dengan serangkaian acara yang merekatkan persaudaraan di antara teman-teman Angkatan 1993 ITS. Pokoké teko yo, nek gak teko bakal rugi buanget … hehehe

Dari itu semua, yang menyenangkan adalah karena unsur-unsurnya (dari) berbagai jurusan itu. Ini yang membuat saya jadi menambah pertemanan. Yang belum kenal sebelumnya, jadi kenal. Istilahnya ya menambah silaturahmi. Ini hal yang menyenangkan saja bagi saya.

Betul sih. Masih belum kapok nambah teman ning? Kata orang, seiring usia, jumlah teman malah makin berkurang. Kalau istilah Ning Belinda di O-Ring sebelumnya: teman-teman terseleksi …

Bener banget Cak, sepertinya semakin matang kita, maka temen-temen kita sepertinya terseleksinya dengan sendiri.

Artinya temen-temen kita semakin berkurang. Ini juga karena banyak faktor juga sih. (Mungkin) karena kesibukan ativitas, urusan keluarga, atau sudah malas saja, atau faktor lainnya.

Bagi saya, … dengan usia kita sekarang ini, menambah silaturahmi dengan teman-teman baru apalagi temen kita yang lama seperti angkatan 93 sama dengan alhamdulillah banget.

Saya sih sampai saat ini belum pernah ada yang tanya secara langsung ke saya manfaat dari acara ini, tapi saya hanya mendengar saja, ada beberapa temen yang bertanya, “Apa sih manfaatnya datang ke reuni besok?”

Bagi saya pribadi, manfaatnya sangat besar, yaitu: pertama, menjalin silaturahmi, kan menambah silaturahmi sama dengan memperpanjang umur. (Amin amin ya rabbalalamin). Kedua, bisa saja untuk menambah networking jika ada urusannya dengan bisnis. Misal jika ada temen yang bisnis A, trus ada temen kita yang lainnya membutuhkan bisnis A tersebut maka keduanya akan bisa berkolaborasi. Ketiga, kita bisa saling membantu satu dengan yang lainnya, jika ada temen yang membutuhkan, misal, jika ada yang sudah single parent yang sedang membutuhkan bantuan karena sekarang sedang sekolahin atau nguliahin anak berarti kan kita bisa saling bantu. Keempat, mungkin yang paling lucu-lucuannya adalah mungkin ada yang mau cari-cari besanan di antara kita …. Alias cari mantu …. (emoticon ngakak).

Artinya (itu semua) dari ITS93 buat ITS93.

Ya bisa juga sih …

Tapi semua dikembalikan ke pribadi masing-masing sih. Kan setiap orang beda-beda cak.

Betul sih, tiap orang beda-beda

semuanya tergantung niat dan tujuan kita apa nih …

Di luar acara reuni Ning, kalau membandingkan ning Ellif sekarang dengan Ellif 30 tahun yang lalu bagaimana?

Ini nih … tidak kalah serunya bercerita aktivitas diri sendiri. Yang pasti beda banget ya. Mungkin dikarenakan adanya perjalanan kehidupan. Ini kata temen sih, saya dulu itu termasuk gadis yang lugu,  pendiam, alim dan pinter. Trus katanya sekarang, wah jauh berbeda 180 derajat. Saya ketawa-tawa saja dengernya. … temen (yang) bercerita itu terakhir ketemu waktu lulus kuliah, setelah itu tidak pernah ketemu sama sekali. Baru ketemu lagi tahun kemarin (2022, red), artinya tidak ketemu berapa lama tuh, mungkin 24 tahun kali yah. jadi menurut dia, antara Ellif yang dulu dengan Ellif yang sekarang sangat berbeda. Hehehe.

Saat ini saya masih belajar mengelola cafeshop. Namanya “Rumah Kopi Nusantara”. Alhamdulillah sampai saat ini ada 4 tempat: lantai 2 di kampus Pusat ITS – Surabaya, Lobby Utama Kementerian Perdagangan RI – Jakarta Pusat, Taman Mini Indonesia Indah – Jakarta Timur serta di Gedung Syntesis Jl. Gatot Subroto – Jakarta Selatan.

Wih sangar. Bagaimana ceritanya dari statistik kemudian berbisnis kopi?

Nah itu dia cak. Semua karena kedaan saja. Istilahnya “Learning by Doing saja.” Saya belajar dunia perkopian sejak tahun 2015, ini belajar lucu-lucuan saja sambil lalu karena bisnis utama kita kan konsultan dan marketing research yang merupakan bidang saya sebagai anak statistik. Jadi masih santai-santai saja.

Karena ada sesuatu hal, maka baru tahun 2017 saya belajar seriusnya. Tapi sampai sekarang masih proses belajar sih … (emoticon ketawa)

Rumah Kopi Nusantara ini konsepnya menampilkan beragam kopi yang ada di Nusantara, kopi terbaik mulai dari Gayo sampai Papua. (total) sekitar 43 jenis. Kita masih konsisten hanya menampilkan kopi-kopi terbaik yang ada di Nusantara.

Saya selalu beranggapan bahwa kopi terbaik adalah kopi yang ada di sekitar kita.

Kenapa seperti itu? Karena negara kita adalah negara yang penuh dengan pegunungan dan kopi tumbuh dengan bagus di daerah volkano tersebut. Cita rasa kopi tergantung dengan unsur hara yang di dalamnya. Makanya cita rasa kopi Gayo tentunya berbeda dengan kopi Papua. Begitu juga kopi Bali Kintamani rasanya akan berbeda dengan kopi Java Ijen.

Jadi saya di bisnis kopi ini ada 2 brand, cafeshopnya, namanya Rumah Kopi Nusantara yaitu menyajikan siap saji yaitu berupa minuman, sedangkan kedua, namanya OPERA COFFEE, ini hanya menjual kopi-kopi dalam bentuk biji atau bentuk bubuk.

Pelanggan Opera Coffe ada 2 segmen, yaitu yang menyiapkan kebutuhan kopi-kopi untuk segmen B2C (business to customer) maupun B2B (business to business) seperti cafe shop, kedai, dll, dengan customized blend sesuai request klien. Artinya setiap pelanggan cafe shop/kedai kita (menggunakan) racikan/blend nya berbeda2. Bagaimanapun setiap cafeshop/kedai ingin mempunyai signature coffee yang menjadi andalannya mereka. Karena rasa pasti berbeda antara satu caféshop/kedai dengan cafeshop/kedai lainnya.

I see … Tadi bilang belajar kopinya tahun 2015, kalau tidak salah, di tahun yang sama itu film Filosofi Kopi dirilis … apakah terpengaruh dengan film tersebut? Sempat ngambil semacam short course perkopian?

Kalau belajar ilmu perkopiannya, biasanya saya lebih ke arah diskusi-diskusi dengan temen-temen yang ahli di kopi dan baca-baca. Pernah juga diskusi dengan para dokter perihal kopi ini, kenapa jika sakit maag atau darah tinggi atau apalah itu, selalu kopi yang dipersalahkan.

Seru tuh diskusinya.

(pernah) ada seorang Doktor dari Timur Leste datang khusus ke Rumah Kopi Nusantara di outlet TMII untuk berdiskusi tentang kopi, wah alhamdulillah banget dapat banyak ilmu.

Untuk short course, yang saya pernah ikut adalah pelatihan Roasting Coffee, yaitu bagaimana cara me-roasting kopi. Bahasa kerennya belajar untuk menjadi seorang roaster. Ini karena saya pada suatu saat itu dikomplain customer kita (sebuah cafe shop) karena kopi kita agak berbeda dengan sebelumnya, maka saya ada beda pendapat dengan roaster kita waktu itu. Akhirnya saya disuruh partner untuk ikut pelatihan supaya sama persepsi perihal proses roasting kopi.

Nah kan, learning by doing kan cak karena kondisi/keadaan yang memaksa untuk terus belajar …

Usul ning, webinar series-nya mestinya ada sesi kopinya nih. Banyak teman-teman ITS93 yang juga expert di bidang ini …

Bisa juga diusulkan cak nanti di topik acara ini. Saya juga sering jadi narasumber perihal kewirausahaan atau perkopian atau marketing research atau branding. Nanti jika masih on schedule, sekitar bulan Juni minggu kedua saya sudah di-booked oleh Inkubator ITS untuk mengajar di sana dengan salah satu materinya adalah tentang marketing. Pada bulan Agustus 2023, saya juga akan diundang sebagai narasumber untuk memperkenalkan kopi nusantara di acara Seminar World Class Professor yang diselenggarakan oleh Dewan Profesor ITS, di Ruang Auditorium Gedung Pusat Riset ITS. Selain di ITS, (saya juga) jadi narasumber di kampus lain, seperti Universitas Brawijaya atau STIKES Hang Tuah Surabaya.

Menarik sih, karena meski kita ada saja melihat kedai kopi tutup (baca bangkrut) tetapi angka konsumsi kopi domestik 2014-2021 terus meningkat dengan jumlah gerai coffee shop juga meningkat 3 kali lipat di kurun waktu yang sama. Sementara angka ekspor tahun 2022 year on year naik 45.52% …

Benar cak … Banyak yang bangkrut alias tutup. Tetapi banyak yg buka baru juga. Bulan ini alhamdulillah saya dapat klien baru di Bogor. Ini masih baru buka sekitar 3 minggu yang lalu.

Artinya apa? Nanti pasar tetep dalam posisi equilibrium saja … Ada yang tutup akan terganti lagi dengan ada yang buka baru.

Boleh tahu bagaimana awal cerita aktif di IKA ITS?

Kalau tidak salah tahun 2010-an yang lalu. Saya diajak oleh senior ITS tapi jurusan bukan statistika, diminta ikut aktif saja bantu-bantu karena kan saya domisili di Jakarta juga …

Yo weslah dengan asumsi bantu-bantu saja. Tapi dalam prakteknya ternyata serius bener saya menjalaninya. Karena saya kan tidak terbiasa hanya pasang nama/numpang nama saja di kepengurusan.

Awalnya bantuin koordinator sponsorship untuk cari dana. Eh alhamdulillah target terpenuhi plus ada margin di kegiatan IKA ITS. Trus akhirnya jadi koordinator sponsorsip trus menjadi Wakil Bendahara Umum PP IKA ITS sampai sekarang. Intinya urusan dengan cari dana.

Jadi jika ada kegiatan, kalau tidak jadi bendahara kegiatan atau koordinator sponsorship, bisa juga merangkap.

Matur nuwun ya Ning sudah disempatkan, yang terakhir mungkin, hal apa yang paling menyenangkan selama kuliah di ITS dan bagaimana melihat ITS saat ini …

Paling menyenangkan atau tepatnya yang memorable selama kuliah di ITS: Pertama, yang pasti banyak temen. Kedua, Penataran P4 selama 1 minggu yang mulai pagi sampai sore yang cukup membosankan. Karena setelah sholat dhuhur dan makan siang pasti jamnya ngantuk-ngantuknya. Baru terasa manfaatnya sekarang bagaimana rasa cinta tanah air serta kebanggaan terhadap negara. Ketiga, ospeknya yang super menyebalkan dengan seenaknya senior membentak-bentak dan menyuruh-nyuruh seenaknya saja. Trus jika salah dikit saja ujung-ujungnya dihukum. Senior-senior yang khususnya para cowok selalu mencari anak-anak yang di ospek khususnya cewek-cewek yang dianggap cantik yang dispesialkan perlakuannya. Kan waktu itu cewek-ceweknya minimalis banget jumlahnya … (emoticon ngakak)

Melihat ITS saat ini rasanya sangat jauh berbeda. Fasilitas-fasilitas yang ada sekarang, misal kelas ber AC beneran. Zaman kita dulu, pakai AC alam, kalau pas musim panas, kita kipas-kipasan. Kondisi ruangan perpustakaan, kantin dan masjid sangat jauh lebih nyaman sekarang dibanding zaman kita dulu. Kedua, komposisi gender, sepertinya sudah mulai berimbang yah antara laki-laki dan wanita. Ketiga, cara berpakaiannya adik-adik mahasiswa sekarang lebih rapi. Saya amati dari outlet Rumah Kopi Nusantara, sepertinya sangat jarang saya melihat yg pakai kaosan. Apalagi kaos oblong, apa mungkin sudah dilarang kali ya. Dari cara berpakaian menunjukkan gaya hidup mahasiswa.

Saya juga sangat bersyukur memilih jurusan statistik. Kalau tidak, mungkin saya juga tidak seperti sekarang. Selesai wisuda langsung fokus cari cuan. Apalagi tahun 1998, ayah meninggal dunia, jadi harus gotong royong dengan 2 kakak saya untuk menyekolahkan dan menguliahkan 2 adik. Baru pada tahun 2003 mengambil S2 di IPB saat masih bekerja di MarkPlus.

Soal statistik ITS, saya dulu (2005-2009) selalu ikut acaranya MarkPlus. Dalam beberapa kesempatan, Pak Hermawan menyampaikan apresiasi atas performance alumni Statistika ITS yang ada di MarkPlus. Ternyata itu Njenengan dan juga Cak Hasanuddin Ali [CEO Alvara Research Centre – Statistika ITS 1994, red.]. Salut Ning!

Matur nuwun sudah disempatkan wawancaranya. Mudah2an lancar sembarang kalir e, iso ngopi-ngopi di kemudian hari …

[kkpp, 23.03.2023]

Tinggalkan komentar