Kisah Kehidupan

Apalah Arti Sebuah Rambut

Di antara obrolan selama libur lebaran kemarin bersama keluarga, sanak, kerabat dan kawan-kawan lama, apa yang menarik bagi Anda? Kisah-kisah yang telah terlewat selama sekian waktu terpisah, ataukah kabar-kabari penuh pernik tentang kampung halaman?

Sungguh, obrolan semacam itu, tentang sekolah baru keponakan dan kemenakan, kisah kesehatan pakde dan paman, kabar kesuksesan kawan dan sepupu di karirnya, adalah cerita-cerita yang merajut kembali tali silaturahmi yang seolah terputus karena kesibukan serta jarak yang terentang. Bagaimanapun juga, obrolan langsung semacam itu terasa lebih hangat dan mengharu-biru dibandingkan dengan percakapan melalui sms, email, telpon bahkan live-chat sekalipun. Karenanya, banyak orang yang merindukan masa-masa libur lebaran.

Bagi saya, di tahun ini, 1 Syawal 1428 Hijriah, obrolan lebaran yang berkesan adalah obrolan tentang rambut saya. Selama ini, keluarga, sanak, kerabat dan kawan-kawan lama telah mengakrabi saya dengan rambut cepak. Sejak masuk ITS 14 tahun yang lalu yang, saat ada keharusan mahasiswa baru laki-laki ber”gundul”ria, saya tak pernah melewatkan rambut saya menjadi lebih dari 3 centimeter. Bahkan sewaktu menjelang pemilu 1997, saya menghabiskan rambut itu hingga plontos sebagai sikap politik waktu itu.

Dan kini, saat tampilan sewaktu libur lebaran, saya belum memotong rambut sejak November tahun lalu. Artinya hampir setahun saya tak pernah mengunjungi tukang potong rambut. Jadi bisa Anda bayangkan seperti apa.

Gak usah dibayangkan ding. Ini nemu foto di fesbuk bagaimana tampilan saya dengan rambut yang panjang.

kumpul-kumpul bareng alumni bridge ITS

kumpul-kumpul bareng alumni bridge ITS

Tentu saja hal ini mengagetkan keluarga, sanak dan kerabat, serta kawan lama yang baru bertemu lagi di libur lebaran kemarin. “Wah, pangling aku,” adalah sapaan yang paling sering saya terima pas bertemu. Bagi mereka mengakrabi dunia hiburan, rambut saya diasosiasikan ke sosok vokalis Nidji atau ke sosok Edi Brekele, eh Edi Brokoli. Bagi mereka yang mengakrabi politik, rambut saya diasosiasikan ke sosok Wimar Witoelar. Bagi penggemar acara talkshow televisi, rambut saya diasosiasikan ke acara Kick Andy. Bagi kawan penggemar Premier League, rambut saya diasosiasikan dengan Jermaine Pennant, pemain sayap Liverpool.

Saya sih, hanya ketawa-ketawa. Lumayan lah obrolan baru. Dan lucunya tadi malam, saat malam terakhir sebelum masuk kembali ke kantor setelah libur lebaran yang lumayan panjang, saya memotong rambut saya tersebut.

Saat tiba di kantor, di hari pertama setelah liburan, pagi itu pimpinan dan beberapa kolega telah hadir. Kehadiran saya spontan menarik perhatian. Tentu saja karena selama ini mereka mengakrabi rambut saya yang kian gondrong mekar dari hari ke hari. Tiba-tiba saja setelah tidak bertemu selama liburan ini, mereka tertawa lebar dengan potongan rambut saya yang sebagaimana biasanya seperti tahun-tahun yang lalu. Serta merta sambil berkeliling bermaaf-maafan kepada mereka yang hadir, sambil cengengesan saya bilang, “Kembali ke fitrah, Pak”.

[kkpp.22.10.2007]

Standar

Satu respons untuk “Apalah Arti Sebuah Rambut

  1. Ping-balik: Dari Pennant ke Salah – tattock

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s