Multitasking

komputerKonsep multitasking dipahami sebagai melaksanakan beberapa fungsi dalam suatu kurun waktu yang sama. Di dunia komputer, konsep ini dikenalkan oleh IBM pada tahun medio 1960-an. Karenanya pada saat ini, sekian dekade setelahnya, kita bisa menyiapkan sebuah dokumen presentasi, bersamaan dengan mengunduh file, sekaligus sambil mendengarkan musik, ketiganya dilakukan oleh komputer pada saat bersamaan dengan menjalankan berbagai program yang dibutuhkan.

Bagaimana dengan manusia? Apakah bisa melakukan fungsi multitasking ini?

Sebagian ada yang merasa bisa. Sebagian yang lain merasa tidak bisa.

Anda termasuk yang pro yang mana? Yang setuju manusia bisa ber-multitasking atau yang tidak setuju?

Coba lihat satu contoh kasus ini: pernahkah Anda menjumpai seorang yang mengemudikan kendaraan tetapi dilakukan sambil menelepon atau sambil ber-sms-an? Bagaimana menurut Anda? Apakah ini bisa disebut sebagai human multitasking?

***

Pada dasarnya, otak manusia tidak didesain untuk ber-multitasking sebagaimana komputer. Hal ini dikarenakan otak manusia akan kehilangan fokus manakala terlalu banyak informasi yang harus dikelola. Bisa saja sih, berbagai hal bisa dikerjakan secara bersama, tetapi hasilnya tidaklah sesempurna jika dilakukan dengan sepenuh fokus.

Belum lagi otak manusia saat bekerja masih dipengaruhi dengan masalah perasaan, masalah mood. Lha, komputer??  Enakan jadi komputer, lha gak pakai acara galau meracau, hehehe.

Mungkin atas hal itu, beberapa penulis harus menepi sebentar manakala hendak menyelesaikan masterpiece-nya. Semata karena percaya bahwa masterpiece tak akan bisa dilahirkan jika tidak dilakukan sepenuh perhatian.

Nah, jika Anda tidak tertarik untuk mengikuti pelatihan multitasking, karena ada sebagian yang percaya bahwa kemampuan otak manusia ber-multitasking bisa dilatih, penting karenanya untuk me-managemen-i dua hal: prioritas dan waktu.

Lebih baik untuk fokus atas satu hal, segera menyelesaikannya, dan kemudian dapat beralih atas hal lainnya. Daripada ingin mengerjakan banyak hal, malah gak selesai keduanya.

***

Empat hari yang lalu, pas tanggal 14 Februari 2013, Edhie Baskoro Yudhoyono, putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mengumumkan pengunduran dirinya sebagai anggota DPR dan berkonsentrasi menjalankan tugas sebagai Sekretaris Jenderal Partai Demokrat. Selain itu, juga ada alasan keluarga yang jadi pertimbangan. Lebih lengkap mengenai pengunduran diri itu bisa baca di sini.

Tidak ada yang aneh sebenarnya. Pada titik itu, Ibas, demikian Edhi Baskoro Yudhoyono biasa disebut, menunjukkan dirinya adalah manusia yang tidak sanggup menjalankan fungsi multitasking. Lumrah sebagaimana banyak manusia lainnya yang memutuskan untuk memilih sesuatu hal untuk berkonsentrasi atas hal lainnya. Sebagaimana seorang karyawan memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya demi mengurus bisnis pribadinya.

Pilihan untuk keluar dari multitasking itu, sebenarnya menunjukkan prioritas atas sesuatu. Jika seorang karyawan memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya demi mengurus bisnis pribadinya, artinya sang karyawan menempatkan bisnis pribadinya mendapatkan prioritas daripada pekerjaan sebelumnya. (Tentang prioritas ini sila mampir juga ke sini)

Sayangnya, Ibas lupa. Keputusan itu ternyata di sisi yang lain menunjukkan bahwasanya urusan di partainya serta juga keluarganya, lebih penting daripada amanah rakyat sebagai anggota dewan.

Sungguh tak layak jika diperbandingkan dengan Hatta, Bapak Pendiri Negeri, yang pernah berjanji untuk tidak menikah sebelum Indonesia merdeka. Sebuah janji yang ditepati sekaligus menunjukkan bagaimana Hatta menempatkan sebuah prioritas: memerdekakan Indonesia di atas kepentingan pribadi.

[kkpp, 18.02.2013]

5 pemikiran pada “Multitasking

    1. kalau sudah pakai alat bantu (mesin cuci dan rice cooker) rasanya sih bukan termasuk multitasking. karena kalau diperinci dalam satuan waktu yang lebih kecil (menit atau detik), jadinya beberapa pekerjaan yang berurutan. habis beras masuk ke rice cooker atau habis cucian masuk mesin cuci, tugas sudah terdelegasikan. hehehe

      Suka

Tinggalkan komentar