Indonesiana, Islam

Sholat Id di Musim Pandemi

Pandemi ini, yang diawali sejak tahun kemarin dan entah kapan benar-benar berlalu, telah mengubah banyak hal kebiasaan-kebiasaan kita. Salah satunya, kapan lagi kita yang awam ini naik pangkat jadi imam sholat Id kalau bukan di musim pandemi. Saya mengalaminya sebagaimana bapak-bapak muslim yang lain di Idul Fitri 1441 H setahun yang lalu dengan menjadi imam sholat Id di rumah masing-masing. Pengalaman itu nyaris terulang di tahun ini, hingga di suatu Jumat di bulan Ramadan, ada pengumuman bahwasanya Masjid Al-Akbar Surabaya tempat saya biasa jumatan di musim pandemi, bakal menyelenggarakan sholat Id di tahun 1442 H ini dengan membatasi hanya 15% dari kapasitas dengan mekanisme pendaftaran online.

Baca lebih lanjut
Standar
Indonesiana, Islam, Kisah Kehidupan, Travelling

Mencicip Trans Jawa

Layaknya tiap lebaran, perjalanan pulang ke keluarga besar adalah hal yang masih dan perlu diagendakan bagi sebagian besar rakyat negeri ini. Siapa saja kemudian mendapat berkah acara tahunan yang tiap tahunnya bergeser maju penyelenggaraannya karena mengikuti penanggalan hijriah karena bagaimanapun lebaran identik dengan Idul Fitri.

Fenomena gegap gempitanya perjalanan pulang ke keluarga besar pas momen Idul Fitri itu kita mengenalnya sebagai mudik. Baca lebih lanjut

Standar
Indonesiana, Islam

Catatan dari Khotib: Eksekusi Ide

Jumat demi Jumat berlalu. Tahun 2016 ini dimulai oleh hari Jumat. Jumat pertama terasa istimewa karena sepanjang khotbah, khotibnya pakai bahasa Jawa halus. Tentunya kutipan  ayat Al Quran, pembuka khotbah serta doa tetap dalam bahasa Arab. Tetapi terjemahan ayat Al Quran disampaikan dalam bahasa Jawa halus. Khotbah dalam bahasa Jawa halus ini segera memantik memori kecil saya manakala Jumatan diajak suwargi Mbah Kakung ketika saya berlibur di Yogyakarta. Serangkaian doa dan al-fatihah terlantunkan dalam diam untuk beliau.

Sementara itu Jumat kedua saya lewatkan di Masjid Agung Sidoarjo bersama Alvaro. Dan Jumat ketiga ini saya tunaikan di Masjid Asrama Haji Sukolilo Surabaya.

Sejak dikenalkan dengan kewajiban jumatan, rasanya saya lebih senang berpindah-pindah lokasi Jumatan. Baca lebih lanjut

Standar
Celoteh Nuha, Islam, Kisah Kehidupan

Celoteh Nuha: Februari Kok Kebagian 28?

tattock001

Bulan penuh, difoto dari roof top sebuah hotel-apartemen di kawasan Seturan, Yogyakarta. Agustus 2015.

Ayah, mengapa Muhammadiyah berbeda (hari) Arafah dan (hari raya) Idul Adha-nya?

Pertanyaan si sulung malam itu (29/9), bagaikan sergapan sang cicak di lagu cicak-cicak di dinding. Cepat dan tanpa disangka-sangka sebelumnya. Baca lebih lanjut

Standar
Celoteh Nuha, Indonesiana, Islam, Kisah Kehidupan

Tentang Valentine

Pertanyaan Nuha, putri saya yang belum genap berusia  sepuluh tahun, sore itu membuat saya terperanjat. Cepat atau lambat saya akan mendapatinya.

“Valentine itu haram ya, Yah?” tanyanya usai mendapati rak khusus bertuliskan “Happy Valentine” di sebuah toko swalayan, penuh dengan permen coklat.

Aku menjawab singkat,”Ayah sih gak merayakannya, Nu … .” Baca lebih lanjut

Standar
Indonesiana, Islam

Berlomba dalam Kebajikan

Semalam (4/8), penceramah sholat tarawih menyampaikan bahwasanya jelang akhir Ramadhan semacam tadi malam ada dua bahasan yang sering dijadikan topik: pertama soal malam Qadr dan yang kedua adalah tentang zakat.

Tentang hal yang pertama, beliau menyampaikan pertama bahwasanya tak perlu lagi mempermasalahkan kapan tepatnya malam Qadr akan jatuh: pada malam genap atau ganjil. Apalagi pada Ramadhan 1434 ini ganjil-genap menjadi tidak relevan lagi. Sebagian ada yang meyakini jika malam ini adalah genap sementara yang lain meyakini malam ini adalah malam ganjil. Baca lebih lanjut

Standar
Indonesiana, Islam

Satu Kalender

Lambat laun kita, umat muslim Indonesia, mulai terbiasa dengan memulai Ramadhan ataupun mengakhirinya dengan tidak bersama dalam satu hari. Seperti tahun ini misalnya (2013M/1434H), penamaannya sih sama-sama 1 Ramadhan, tetapi ada yang memulai 1 Ramadhan di hari Selasa (9/7) dan ada yang memulai di hari Rabu (10/7). Sebuah kejadian yang juga terjadi beberapa kali di tahun-tahun sebelumnya. Berkali-kali, hingga tak terasa kita kemudian terbiasa.

Iseng-iseng kemarin saya menemukan catatan menarik yang ditulis oleh Abdul Rachman, peneliti di bidang Matahari dan Antariksa, LAPAN. Dari salah satu file yang bisa diunduh di sini, apa yang terjadi pada Ramadhan kali ini sudah bisa diprediksikan sejak dua tahun yang lalu sejak catatan itu di-posting-kan. Bahkan kejadian serupa dimungkinkan akan terjadi juga di Ramadhan tahun depan. Baca lebih lanjut

Standar
Indonesiana, Islam, Marketing, photography

Kartu Lebaran

Jaman kecil saya dulu, saya masih teringat dengan ritual penuh sesaknya Kantor Pos Besar Malang yang terletak di dekat alun-alun, jelang hari raya Idul Fitri seperti saat ini. Mulai dari bersesak-sesak memilih kartu lebaran, antri beli prangko, dan membubuhkan tulisan yang senantiasa saya kenang: “Sungkem saking Malang”. Ya, sepucuk kartu lebaran buat Mbah Kakung dan Mbah Putri di Yogyakarta, bilamana pada tahun itu kami tidak berkesempatan sowan ke sana.

Sepenuh hati saat itu saya percaya, Mbah Kakung bakal berbinar menerima sepucuk kartu lebaran dari kami, cucu-cucunya yang ‘mecethat‘ terpisah jarak, dan dengan bangganya memamerkannya ke Mbah Putri.

Baca lebih lanjut

Standar