Keping A ke Keping Z

A – Aurora & Alvaro

1910
Aurora & Alvaro. 2012.

Nama depan dari kedua penerus DNA saya. Pada keduanya, harapan serta doa tentang masa depan tersematkan.

Kebetulan saya penyuka huruf A. Entah karena faktor Arema atau Anfield, atau juga huruf A adalah nilai tertinggi di bangku kuliah dahulu.

Saya sadar sih dengan huruf A, keduanya bakal mengisi daftar atas absensi di kelasnya. Tetapi saya salah, waktu si sulung masuk SD, di pengumuman penerimaan siswa, tak kutemukan namanya di papan atas yang disusun berdasarkan alfabet. Sempat khawatir si sulung tak diterima. Rupanya, masih banyak yang lainnya pakai nama berawalan huruf A. Si sulung menempati nomer 16 dari 35 nama di kelas pertamanya.

B – Bridge

bridge-groc39fschlemm1

Saya penasaran pada bridge karena tulisan Ras Siregar di mingguan olahraga Bola. Waktu itu Bola masih sebagai sisipan Harian Pagi Kompas yang datang siang di kota Malang. Tak ada yang tahu saat saya bertanya ke para dewasa di sekeliling saya tentang bridge itu. Hingga akhirnya saat masuk ke ITS ternyata ada unit kegiatan bridge di antara unit-unit kegiatan mahasiswa lainnya. Jadilah sejak itu saya bermain bridge.

Pernah bermain untuk tim ITS pada kejurnas mahasiswa 1997 dan 1999. Tetapi capaian tertinggi saya adalah sebagai manager tim ITS untuk Kejurnas Mahasiswa 2001 di Bandung. Finalis untuk kedua tim patkawan putra dan putri.

Kini, saya hanya bermain sebagai pemain bridge online di BBO. Temui saya di sana, dengan nickname tattock karena its_kakap lebih sering istirahat dan malah Buto Geni sudah dimuseumkan.

bridge its
Tim Bridge ITS pada Kejurnas 1997 di Jakarta. Berfoto bersama Ketua Umum PB GABSI pada masa itu, Wiranto.

C – Ceklak ceklik ceklek

Fotografi adalah kisah mengabadikan cahaya. Mungkin terpengaruh bapak juga hingga akhirnya saya mulai menyukai bunyi yang dihasilkan saat tombol rana ditekan dan dilepaskan. Ceklik!

Ceklik sana, ceklik situ. Jadilah saya menyukai ceklak ceklik ceklek.

Saat jaman jadi wartawan, sudah ada kolega fotografer yang bakal bertugas mencari foto: Mamuk Ismuntoro dan Toto Santiko Budi. Cuma saja, saya masih berbekal kamera saku sekedar jaga-jaga kehilangan momen saat bertugas.

Setelah dua kali punya kamera saku: Fuji (masih pakai film) dan Olympus (digital), kamera DSLR saya yang pertama adalah Olympus E-550. Selanjutnya saya juga menggunakan DSLR Nikon D90. Untuk keperluan yang lebih simpel, saya juga menggunakan kamera mirrorless, Fuji X-M1.

D – Dasi

Siang itu, jamaah shalat Jumat di masjid Manarul Ilmi ITS cukup dikagetkan dengan penampilan khotib. Tanpa baju gamis ataupun surban, khotib naik mimbar jumat dengan masih menggunakan baju lengan panjang dan berdasi. Iya, dasi. Khotib itu adalah Dr. Ir. Daniel M Rosyid (kini sudah profesor), dan di khotbah beliau sempat secara singkat menjelaskan mengapa beliau naik mimbar dengan berdasi.

Saya belajar mengenakan dasi dan belajar bagaimana mengikat dasi ya jaman mahasiswa. Acara Latihan Ketrampilan Managemen Mahasiswa (LKMM), sejak jadi peserta, pemandu, pun beberapa kali kesempatan sebagai pembicara. Sedangkan di acara akademik, mengenakan dasi wajib saat ujian proposal tugas akhir (P1), ujian kemajuan tugas akhir (P2), ujian akhir tugas akhir (P3), yudisium, serta wisuda. Sedangkan di pekerjaan hanya beberapa kali saja.

Dulu sempat koleksi dasi, kini sudah tidak lagi. Karena semakin jarang menggunakannya. Tapi insya-Allah masih bisa mengikat dasi sendiri.

E – Energi terbarukan

Tugas akhir alias skripsi saya mengenai Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC), dimana perbedaan temperatur air laut dikonversikan menjadi energi listrik. Selain listrik, hasil sampingan konversi energi ini adalah menghasilkan air tawar serta bisa dimanfaatkan untuk budidaya perikanan laut.

Dahaga idealisme saya tercukupkan dengan tugas akhir tersebut meski mengerjakannya butuh waktu dari seharusnya dan sempat berganti dosen pembimbing, dari Ir. Ketut Budha Artana MSc (saat ini telah menjadi Profesor pertama di jurusan Teknik Sistem Perkapalan ITS dan menjabat sebagai Warek IV Bidang Penelitian Inovasi dan Kerja Sama sejak 14 Agustus 2015) ke Ir. Aguk Zuhdi MEng. Kisah tentang tugas akhir ini sempat saya publikasikan menjadi postingan awal blog ini.

OTEC adalah salah satu energi terbarukan selain energi panas bumi, energi surya, energi arus laut.

F – Fajar Mas Murni

Ladang tempat saya mencangkul selama empat belas tahun terakhir (2001-2015)

G – Genesis

Genesis1-564x560

Mulai menyukai musik non anak-anak, ya Genesis ini. Jaman masih SD, jaman Arema belum dilahirkan, karena sering main ke rumah teman: Catur Cahyono.

Kakak-kakak Catur yang cowok semua, pada suka musik rock sebagaimana halnya remaja cowok Malang pada waktu itu.  Satu yang sering diputar adalah album Genesis, album keduabelas dari grup Genesis asal Inggris. Di album itu, Genesis digawangi oleh Phil Collins, Mike Rutherford dan Tony Banks.

H – Haddock

haddockKapten Haddock alias Capitaine Archibald Haddock, tokoh ciptaan Herge di serial komik Tintin dan Petualangannya. Kapten pelaut yang suka mengumpat dan ketergantungan pada minuman beralkohol. Tetapi bukan penjahat.

Salah satu tokoh favorit saya. Karenanya kemudian saya menuliskan tatok dengan ‘tattock’.

I – Indonesiana

Tag yang paling mewarnai blog ini.

Entah mengapa ternyata saya paling sering menulis tentang keindonesiaan.

J – Jurnalis

Jurnalis itu penulis. Yang membedakannya dengan penulis lainnya adalah bahan bakunya fakta. ~Ashadi Siregar~

Sempat mempertimbangkan jurusan Jurnalistik saat memilih jurusan pas ujian masuk perguruan tinggi negeri. Tetapi batal karena beberapa pertimbangan tertentu.

By accident, saat organisasi Komite Aksi Mahasiswa ITS (KAMI) memerlukan media corong-nya, jadilah saya kesampluk sampur menjadi pimpinan redaksi “1/2 tiang”.

Setelah masa-masa di 1/2 tiang, saya kemudian menggabungkan diri dengan kawan-kawan yang lain untuk mempersiapkan lembaga pers mahasiswa di level institut dan bersifat independen. Lembaga itu kemudian bernama LPM Satu Kosong.

Sambil menunggu wisuda di September tahun milenium 2000, saya diterima bekerja sebagai wartawan di Harian Suara Indonesia, Jawa Pos Grup. Waktu itu, saya hanya menyisakan tanggungan semester terakhir saya yang hanya terisi 1 sks saja: kerja praktek satu. Usai wisuda, saya masih bekerja untuk media yang berkantor di Graha Pena, gedung  kebanggaan Dahlan Iskan.

Namun saya tak berkesempatan ‘menangi‘ saat koran ini kemudian berganti nama menjadi Radar Surabaya. Karena di akhir tahun 2000 saya keluar dari Graha Pena (gedung Jawa Pos Grup tempat saya berkantor) untuk mencoba peruntungan di media ibukota.

Aih, senengnya jadi jurnalis. Sayangnya, perjalanan waktu ternyata tak menjodohkan saya sebagai jurnalis.

K – kkpp & kakap

KKPP itu sendiri adalah juga inisial nama lengkap pemberian kedua orang tua saya tercinta.

Inisial itu pernah saya mimpikan menjadi inisial yang akan muncul di artikel yang saya tulis. Sayangnya, saya hanya sempat menikmati inisial ‘cr-2’ semasa dulu bertugas dan belum sempat mengkonversinya menjadi ‘kkpp’. 

Kebetulan, di tempat ladang saya terdahulu juga mempunyai tradisi menggunakan inisial untuk komunikasi sehari-hari. Akhirnya, kesampaian juga inisial ‘kkpp’ saya gunakan meski bukan lagi menghasilkan sebuah karya yang dibaca pembaca. Nah di lingkungan inilah kemudian inisial KKPP sering terbaca sebagai ‘kakap’. Tak ayal, bila ada orang yang manggil, “Kap!”, aku merasa terpanggil dan menoleh.

Sebelum blog ini berubah menjadi http://www.tattock.com blog ini beralamatkan di http://www.kakap.wordpress.com dengan menggunakan tagline “kepingan kakap paling pojok”

L – Liverpool FC

Jatuh cinta kepada tim ini saat bapak mematikan tv karena ada tragedi berdarah. Kejadiannya di tahun 1985. Keingintahuan, serta tragedi demi tragedi yang menimpanya, dan sejarah yang membalutnya, membuat saya malah menyukai The Reds, julukan dari Liverpool FC.

Hingga menjadi sebuah kecintaan yang menjadi, saat bergabung dengan keluarga besar BIGREDS Indonesia Official Liverpool FC Supporters Club di tahun 2006 hingga sekarang.

8561__5826__160503-gathernas-bigreds-bali47_700X420
Bersama teman-teman dari Jawa Timur di Gathnas BIGREDS ke-3, Bali 2016.

M – Malangkucecwara

Mala Kuceca Iwara. Tuhan membatalkan yang batil.

Semboyan kota Malang.

Dulu ada badge kebanggaan “malangkucecwara”, hanya disematkan di atas saku baju sebelah kanan mereka-mereka yang mewakili kwartir cabang kota Malang. Badge itu warna dasarnya putih, tulisannya berwarna merah. Tak semua pramuka di kota Malang bisa mengenakannya. Saat penggalang, saya memperolehnya tahun 1989, saat terpilih mewakili ke Jambore Daerah. Adik-adik saya, Arik dan Yanti, yang kemudian berkesempatan mewakili impian mengenakan badge “malangkucecwara” ke Cibubur untuk Jambore Nasional.

N – Novel

Bukan tentang Novel Baswedan, salah satu penyidik KPK yang paling termasyhur karena berani mengaduk-aduk institusi induknya: kepolisian.

Melainkan novel sebagai salah satu bentuk karya sastra.

Saya selalu takjub dengan kerja novelis. Mempersiapkan alur dan plot, menciptakan karakter, serta melakukan riset  yang diperlukan untuk menguatkan aura tulisan.

Pernah pengin membuat satu novel saja, tetapi entah bisa terlaksana atau tidak.

O – Oscar

Bukan karena serial Lima Sekawan pun Tintin dan Petualangannya jika kemudian saya menyukai anjing. Tetapi  kesukaan saya itu sejak bapak membawa pulang Thithut untuk kami rawat sejak saya kelas dua SD. Bertahun-tahun kemudian Thithut mati pas tanggal 4 Juli 1993, seolah-olah tahu di beberapa bulan setelahnya itu saya bakal meninggalkan kota Malang untuk kuliah di lain kota.

Kini, karena tak memungkinkan memelihara anjing, memelihara ayam atau burung sebagaimana kebiasaan Bapak, jadilah saya hanya bisa memelihara ikan di akuarium. Awalnya dulu untuk si sulung agar memahami konsep mahkluk hidup. Setelah akuariumnya berkali diisi ikan hias yang berkali mati juga, sejak tahun 2014 kemarin saya memutuskan lebih serius dengan memelihara ikan Oscar (Astronotus ocellatus). Ikan dambaan sejak masa kecil dulu.

oscar
Si Oscar

Konon kabarnya, ikan Oscar bisa berumur belasan tahun dan bisa  mengenali tuannya. Sayangnya, pas libur lebaran 2016, si Oscar mati karena aliran listrik yang putus karena arus pendek menyebabkan gagal-fungsi pompa akuariumnya. Kini penggantinya si Oscar adalah Arwana.

P – Permesinan Kapal

Saat memilih jurusan di UMPTN, namanya masih permesinan kapal.

Jurusan ini adalah pecahan dari Fakultas Teknik Perkapalan, yang menjadi Fakultas Teknologi Kelautan. Awalnya satu kemudian memecah jadi tiga jurusan: Naval Architecture (teknik perkapalan), Marine Engineering (teknik permesinan kapal) dan Offshore Engineering (teknik kelautan). Kejadian ini di awal tahun 1980-an.

Setahun sejak saya diterima, berganti namalah dari Permesinan Kapal menjadi Sistem Perkapalan. Tetapi namanya dalam bahasa Inggris tetap sama: Marine Engineering.

Jadilah angkatan saya adalah angkatan terakhir permesinan kapal ITS.

Q – Quran

Quran

Kebenaran. Pencerah. Pembeda antara yang haq dan batil. Menenteramkan.

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan–Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah–Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah–Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam–Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Terj. Al ‘Alaq: 1-5).

R – Reformasi

Tahun 1998 adalah tahun yang padat. Seharusnya tahun itu saya sudah menyelesaikan studi S1 saya sebagaimana teman seangkatan. Meskipun bukan yang paling pintar, tetapi saya juga tidak termasuk yang sering mengulang mata kuliah. Tak pernah menyesal, karena yang membuat saya tertinggal untuk wisuda adalah terlibat secara aktif di era dimana reformasi diteriakkan di segala penjuru.

Jaman itu, saya masih menjabat sebagai Senator Senat Mahasiswa ITS, koordinator komisi pendidikan. Jabatan yang dipilih melalui mekanisme Pemilu Raya Mahasiswa ITS. Selain sebagai senator, saya juga sebagai koordinator Panitia Ad Hoc yang juga sekaligus koordinator Steering Committee Musyawarah Besar Mahasiswa ITS (Mubes ITS) Kedua. Forum tertinggi kemahasiswaan ITS, yang melahirkan keputusan penting, perubahan format Senat Mahasiswa menjadi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).

Sedangkan Mubes ITS pertama diselenggarakan tahun 1994 yang melahirkan lembaga mahasiswa di level institut (SM-ITS) untuk pertama kalinya sejak era NKK-BKK.

Di tahun yang sama, saya menggabungkan diri dengan Komite Aksi Mahasiswa ITS (KAMI), di Divisi Advokasi. Juga ketiban sampur sebagai pimred 1/2 tiang, media corong KAMI.

S – Sampah

Ikuti truk sampah. Begitulah guyonan tentang ITS, tentang almamater yang lokasinya memang searah dengan arah truk sampah yang hendak ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Keputih.

Siapa sangka, tulisan saya saat menjadi wartawan Harian Suara Indonesia, medio Oktober 2000, dimuat penuh satu halaman saat media lain tak ada yang memuatnya. Dan tulisan itu kemudian memantik jadi membesarnya keinginan warga untuk menutup TPA Keputih dari truk-truk sampah. Surabaya banjir sampah, dan di akhir cerita ditutuplah TPA Keputih dan dibukalah TPA Benowo.

T – Tamansiswa

tamansiswa-ki-hajar-dewantara
Sumber foto didapat dari sini. Dari link tersebut juga didapatkan hal singkat tentang Tamansiswa dan Ki Hadjar Dewantara. 

Di hari ketiga bulan Juli 1922, Ki Hadjar Dewantara mendirikan Perguruan Nasional Tamansiswa sebagai basis perjuangan nasionalisme Indonesia.

Di sekolah inilah saya menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengah saya.

U – Ulang tahun

Sebenarnya saya tak terbiasa dengan merayakan ulang tahun.

Meski demikian, jika ada orang yang paling banyak dan tak pernah melewatkan untuk mengucapkan selamat ulang  tahun kepada saya, maka Ibu adalah juaranya. Doa-doa beliau kepada saya (tak hanya di momen ulang tahun) mengalir tak terhitung.

Ada beberapa kejutan di hari ulang tahun yang akan senantiasa saya ingat.

Pertama, tahun 1997. Hari itu pas ada acara LKMM Unit Kegiatan. Saya pas jadi koordinator pemandu. Acara sore itu di Theatre A. Untuk menuju lokasi, saya lewat kantin sebagaimana biasanya. Sebagai pemandu, saya tampil rapi, pakai baju lengan panjang berdasi. Tapi alamak, teman-teman di kantin mengingat hari itu sebagai hari ulang tahun, rame-rame ditangkaplah saya dan dilempar ke kolam kantin.

Ucapan selamat ulang tahun dari kawan-kawan kantin disampaikan kemudian, saat saya keluar dari kolam dengan bau lumpur yang menguar. Setelan baju rapi dan dasi itu perlu direndam beberapa kali agar baunya hilang.

Kedua, tahun 2014. Seseorang mengirim ke kantor kue ulang tahun bernuansa Liverpool FC. Kue yang datang lebih dulu dibandingkan dengan kedatangan saya di kantor. Kue yang membuat kehebohan sesaat di lantai dua tempat saya berkantor. Kehebohan itu mereda seiring kue itu segera dipotong dan dibagikan ke temen-temen kantor.

Kedua kejutan itu, entah kebetulan atau tidak, keduanya jatuh di hari Kamis. Hari kelahiran saya.

V – Vespa

vespa
Di atas vespa Bapak. Gak ingat tahun berapa. Kira-kira kelas 4 sekolah dasar.

Vespa adalah kendaraan Bapak jaman antar  jemput saat kami masih sekolah dasar. Pun dulu saat belajar mengendarai roda dua saya pakai vespa bapak itu. Setelah bisa, baru belajar sepeda motor biasa.

Pengin suatu hari punya vespa warna merah diberi aksen cutting sticker liverbird dan cutting sticker YNWA.

W – …

Slotnya sudah ada isinya, tapi karena sesuatu hal tak bisa dipublikasikan.

X – XL

Saya punya tiga nomer telepon selular dari tiga penyedia jasa layanan telepon selular: Telkomsel, Indosat dan XL-Axiata. Bukan sok sibuk sih, hehehe. Tetapi memang tuntutan pekerjaan di ladang terdahulu. Lha sekarang mau ganti atau mempensiunkan kok ya sayang.

Nomer utama dan pertama adalah nomer XL, masih sepuluh digit. Dua nomer yang lain keduanya duabelas digit.

Y – Yogyakarta

Kota kedua saya setelah Malang. Ibu dilahirkan di sana. Keluarga besar dari ibu sebagian besar juga di sana. Tiap liburan sekolah dulu, selalu menunggu masa untuk berlibur ke Yogya.

Jadinya sekarang, selalu merasa pulang ke rumah jika berkunjung ke sana.

Z – Zebra cross

Pulang subuhan di pertengahan Ramadhan. Saat itu saya masih SD. Meski sudah menyeberang sesuai teori sebagaimana pelajaran di sekolah: di zebra cross dan sesuai lampu lalu lintas, tiba-tiba saja ada bemo yang menyelonong tak menghiraukan lampu merah dan menabrak saya dengan kerasnya.

Tanpa sempat kaget, tahu-tahu saya tersadar di ruang UGD RS Saiful Anwar, dan saya merelakan gigi saya tanggal tak tertolong dan pupus dini lah harapan bapak agar saya jadi tentara.

***

– narasi secara lengkap dan final dituliskan pada awal 2015 mengubah dari tulisan sebelumnya yang tersisa di keping K, kemudian di-update sana-sini serta ditambahkan dengan foto yang terkait –

9 pemikiran pada “Keping A ke Keping Z

Tinggalkan komentar