Sebelum makin terbenam dan makin susah membongkarnya, inilah lanjutan sampahan saya (sebelumnya bisa baca di sini):
#51 – 21/12/10 | HUJAN bulan Desember, mengingatkanku pada kelabu raut Ibuku, saat kutanya dia berkemas. Di luar pria-pria berseragam menunggu. @fiksimini
#52 – 21/12/10 | KEHABISAN STOK WARNA MERAH. Belum pernah kelabu Desember, menjadi merah semeriah-meriahnya. Tahun ini Garuda berjaya. @fiksimini
#53 – 21/12/10 | KANGEN. Aku mengintip bumi, dari jendela stasiun pengamat di bulan. Di sana sepertinya bulan Desember, disini entah bumi Apa @fiksimini
#54 – 21/12/10 | KONGRUEN. Desember ini layaknya desember2 lain yang berlalu. Saat penanggalan tanggal satu demi satu dan mengeja upah: kelu @fiksimini
#55 – 22/12/10 | BUKAN SULAP BUKAN SIHIR. Nyaris saja kado hari #ibu yang paling mengenaskan: kehilangan anak di hari itu!
#56 – 02/01/11 | selalu saja ada, orang yang membikin jalur ketiga, padahal hanya tersedia dua jalur. kreatif atau bebal?
#57 – 08/01/11 | KOMPAK NGAWUR. “Kita harus menjaga kemenangan di babak pertama,” ujar pelatih berapi-api. Di babak kedua, didapatinya 11 kiper @fiksimini
#58 – 08/01/11 | swargo nunut neroko katut. hanya berlaku untuk sopir dan kenek metromini trayek sorga-neraka pp. @fiksimini
#59 – 08/01/11 | JULING. Mata kanan melirik gadis cantik yg lewat, mata kiri mengawasi istri yg bermain mata dengan pria botak di meja sebelah @fiksimini
#60 – 10/01/11 | GAK KENAL. “Lho kita satu kompleks ya? Kok ndak pernah lihat? Tinggal di blok mana sih?” | “Ane di blok-IR” @fiksimini
#61 – 10/01/11 | SMS. Kopi masih mengepul. Tak ada darah dan pecahan cangkir. Sms eksekusi kematian tak pernah sampai di handset sang penembak @fiksimini
#62 – 13/01/11 | SERUAN TUKAR POSISI. “Wahai ayam, kini giliran kalian yang berada di ujung tanduk. Kami bosannnn!” protes para telor. @fiksimini
#63 – 13/01/11 | DIET. Sepotong ayam menatapku tajam dr atas nasi yang mengepul. Melompat, mencacah syaraf laparku. Sejak itu dietku sukses @fiksimini
#64 – 13/01/11 | DUNIA HITAM. “Jangan aku, mbah dukun. Aku cuma ayam hitam,” katanya memelas dari tudung sesaji, “Mending cari kambing hitam.” @fiksimini
#65 – 16/01/11 | DEMI CINTA. “Susah sekali menuju hatimu. Melalui tujuh angkot, dan menabung tak merokok tujuh hari” @fiksimini
#66 – 16/01/11 | KESIANGAN. Joko Tarub tak berhasil menemukan satu dari tujuh bidadari. Jemuran telah kering. @fiksimini
#67 – 19/01/11 | PAGI menyergap. Memenjarakan kemarin sebagai kenangan. Adakah karya hari ini yang terpenjarakan esok pagi?
#68 – 19/01/11 | Sisa hujan masih membekas. Gelap. Lengang. Sisa tangis sekilas. Getas. Bimbang.
#69 – 27/01/11 | KoruPSSI … konon berawal dari hidup dari apa yang diinginkan, bukan dari apa yang diperlukan
#70 – 28/01/11 | CIRCLECrop reda. Petani tua tertangkap Densus 69. Didapati ani-ani yg masih berbau padi basah. “Ini kan cara baru memanen” @fiksimini
#71 – 28/01/11 | SENYAP. Lidah-lidah kelu berjejalan dlm stoples. Masih ada stoples kosong, disiapkan bagi jempol-jempol yg nekat berkontroversi @fiksimini
#72 – 04/02/11 | MALAM PERTAMA JADI MALAM TERAKHIR. Sang lelaki menyesal. Mengapa prosesi membuka dompet utk wanita di sebelahnya, tetap terjadi @fiksimini
#73 – 07/02/11 | mojok ndhemphil di pojokan pulau jawa. membayangkan jadi pelarian majapahit yg diuber-uber fpi…
#74 – 08/02/11 | GONG kosong prihatin bunyinya.
#75 – 19/02/11 | kutuk aku jadi remah dalam rindumu. rutuk aku jadi lebah bagi madumu @sajak_cinta
***
Jangan ragu menimpali, meninggalkan komen bukan pamali. Yuk, mari … (bersambung)
[kkpp, 21.07.2011]
Ping-balik: Dibuang Sayang (4) « Kepingan Kakap Paling Pojok