Indonesiana, Kisah Kehidupan, Social Media

Dalam Satu Genggaman

Menuliskan postingan ini (17/11) dan postingan sebelumnya, saya menggunakan aplikasi di handphone. Biasanya saya ngeblog ya hanya via laptop. Dengan menggunakan aplikasi di handphone, ngeblog jadi lebih ringkas karena saya tak lagi ribet mindahin data dari handphone ke laptop. Apalagi handphone dan laptop saya itu keduanya tak seiman yang bikin perlu beberapa penyiasatan agar keduanya bisa bersesuaian.

Baca lebih lanjut
Standar
Kisah Kehidupan, Social Media

WhatsApp Group

“Gimana caranya bikin grup?” tanya seorang kawan di sebuah grup whatsApp.

“Grup apa?” kawan yang lain segera menyambar.

“Mau buatin whatsApp grup buat keluarga,” kata sang penanya.

“Ya kudu rundingan rapat keluarga dulu.”

Saya yang hanya jadi pembaca saat berhenti di lampu lalu lintas berwarna merah jadi terbahak. Ngakak. Baca lebih lanjut

Standar
Uncategorized

#351

Joanne Kathleen Rowling, ibu beranak satu ini sungguh kaya akan ide. Karyanya, Harry Potter dengan segala pernak-perniknya, sudah membuktikan hal itu. Dunia sudah membuktikannya.

Kapan hari saya pernah membahas tentang pensieve (bisa baca di sini), kali ini sebuah peristiwa mengingatkan saya pada bagaimana lukisan dikisahkan di Harry Potter. Dikisahkan dengan indah di buku serta divisualisasikan dengan cermat di filmnya, JK Rowling membuat pernak-pernik bahwa tokoh yang terdapat di lukisan bisa bergerak-gerak dan ia bisa berpindah ke lain frame. Ide yang ajib.

4b740-screen2bshot2b2014-10-262bat2b12-18-262bpm

Lukisan di Harry Potter. Foto dari blog http://www.dimasramadhan.com yang di salah satu postingannya bercerita kunjungannya ke Universal Studios Japan di Osaka tahun 2015 yang lalu. Kisah tentang itu bisa dibaca di sini.

Baca lebih lanjut

Standar
Kisah Kehidupan, Social Media

Dunia (tak) Maya

Ada kosa kata baru yang baru kita akrabi dalam bahasa Indonesia sejak era 90-an: dunia maya, cyberspace, cyberworld, dunia virtual, dan tentu saja: internet. Kosa kata baru tersebut adalah hal-hal yang terkait dengan aktivitas komputer yang kemudian menautkan siapa saja bisa terhubung satu sama lain. Teknologi yang menyebabkan jarak menjadi bukan masalah, pun perputaran informasi menjadi sedemikian cepat. Belakangan, kosa kata baru juga hadir dan dominan: media sosial alias socmed, akronim dari social media.

Baca lebih lanjut

Standar
Indonesiana, Islam, Marketing, photography

Kartu Lebaran

Jaman kecil saya dulu, saya masih teringat dengan ritual penuh sesaknya Kantor Pos Besar Malang yang terletak di dekat alun-alun, jelang hari raya Idul Fitri seperti saat ini. Mulai dari bersesak-sesak memilih kartu lebaran, antri beli prangko, dan membubuhkan tulisan yang senantiasa saya kenang: “Sungkem saking Malang”. Ya, sepucuk kartu lebaran buat Mbah Kakung dan Mbah Putri di Yogyakarta, bilamana pada tahun itu kami tidak berkesempatan sowan ke sana.

Sepenuh hati saat itu saya percaya, Mbah Kakung bakal berbinar menerima sepucuk kartu lebaran dari kami, cucu-cucunya yang ‘mecethat‘ terpisah jarak, dan dengan bangganya memamerkannya ke Mbah Putri.

Baca lebih lanjut

Standar
fiksimini, Uncategorized

Mainan Baru: Rokasuka Dekuta

Salah satu yang membuat saya menyukai menggunakan maskapai penerbangan Garuda Indonesia adalah kemungkinan menonton film-film Indonesia terpilih. Misalnya saja film Semesta Mendukung yang mengkisahkan seorang anak (diperankan oleh Sayef Muhammad Billah) yang berjuang menjadi juara olimpiade fisika karena salah satu alasan ingin mencari ibunya yang lama tak pulang merantau menjadi TKW. Kisah yang saya tonton saat terbang dari Timika ke Surabaya via Denpasar pertengahan Juni yang lalu. Baca lebih lanjut

Standar
fiksi, fiksimini

Dibuang Sayang (5)

Melanjutkan dari serial sebelumnya (baca di sini), tentang sampahan di twitter yang justru tak ingin dibuang.

***

#101 – 01/04/11 | Perjalanan tanpa ujung. Berawal darimu. Melintasimu. Berakhir padamu. Aku melompati batas waktu. @sajak_cinta

#102 – 07/04/11 | HURUF dan KATA. Bukan perkara DNA yang identik jika DAN, juga AND merangkai makna yang sama. @fiksimini

#103 – 08/04/11 | aku yg fakir malu, mencoba menawar kadar rindu, menakarnya dengan kelu. saru! @sajak_cinta

#104 – 11/04/11 | MEMANCING dg KANCING. “Done, boss!” Begitu sms dari salesforce-ku yang baru. Aku cuma kasih petunjuk bagaimana melepas kancing. @fiksimini

#105 – 12/04/11 | TINGGAL KLIK. Klik di sana dan klik di ujung rana. Tanpa notifikasi, dalam hitungan detik buyar semua perjalanan karir. @fiksimini

#106 – 14/04/11 | Tak berdaya. Binar matamu kerlip kemewahan yg tak tergapai. Tp tak apa. Aku punya satu, yg kucopet saat pertama kita bertemu @sajak_cinta

#107 – 17/04/11 | datanglah hujan, datanglah bersama sebuah bayang! gemuruh bunyimu di talang membangunkan sekerjap kenangan @sajak_cinta

#108 – 17/04/11 |  kenangan tinggal bersama senja, asa tinggal bersama fajar. sementara kita larut dalam pusaran semburat jingga keduanya @sajak_cinta

#109 – 20/04/11 | ‎menulislah! dari 140 karakter, kemudian 140 kata, 140 alinea, 140 halaman hingga tak berhingga …

#110 – 22/04/11 | ‎memahami perbedaan hanya dengan mengakrabinya

#111 – 22/04/11 | Bagai sandal, aku mengkhawatirkanmu. Bukan karena hilang sepasang, tapi hilang sebelah. Tak tau hendak diapakan yg tersisa @sajak_cinta

#112 – 22/04/11 | ada gelisah yang menyelinap pada cermin, tentang luka yang tak kupunya: masa lalu. Pyarr! cermin pecah. masa lalu gelisah! @sajak_cinta

#113 – 23/04/11 | inilah cerita tentang air mata, yang mengaburkan suka dengan luka. hingga kau datang menengahinya. @sajak_cinta

#114 – 26/04/11 | Kapalku penuh muatan, pantaimu terlalu dangkal. Berlabuh padamu hanyalah karam sebelum tujuan @sajak_cinta

#115 – 27/04/11 | aku setia pada pagi dg kopi ilusi menemani. aroma hingga denting cangkir menautkanku pada kecupanmu yang tak pernah menemani. @sajak_cinta

#116 – 27/04/11 | mengejamu setiap hendak terlelap. musuh kita ialah waktu yg tak ragu bergerak maju. padahal kecupanmu tertinggal di masa lalu @sajak_cinta

#117 – 30/04/11 | sajak ini kutujukan pada sunyi mata hati yang mati. saat kata menjadi janji basi. saat makna tak lagi berarti. @sajak_cinta

#118 – 01/05/11 | di binarmu aku takluk. layaknya lilin tunduk pada api. sekedip leleh @sajak_cinta

#119 – 03/05/11 |  beribu cara berbapak upaya. takkan yatim piatu aku menggamit relung hatimu terdalam @sajak_cinta

#120 – 04/05/11 | rinduku bagai sekam. mendekam penuh geram @sajak_cinta

#121 – 04/05/11 | di sanalah mimpiku bermuara. saat rindu tak lagi jumawa bersuara @sajak_cinta

#122 – 05/05/11 | jika penguasa tak mencoba menempatkan transportasi publik sebagai pilihan utama, maka macet tak bakal terurai

#123 – 05/05/11 | jika laik, layak, cepat, aman dan terjangkau, maka transportasi publik jadi pilihan sadar bukan karena keterpaksaan

#124 – 06/05/11 | cinta dan airmata, ladang kita berkarya. memberi sedikit warna dunia. @sajak_cinta

#125 – 10/05/11 |  kadang rindu menjemputku tiba-tiba. saat hati tak berkemas malah tak sempat keramas @sajak_cinta

[kkpp, 07.02.2012, bersambung]

Standar
fiksimini

Dibuang Sayang (4)

Masih merupakan serial 140 karakter yang terasa sebagai sampah tetapi malah ingin diabadikan. Tentang serial ini, sila mampir ke sini.

***

#76 – 20/02/2011 | Jika ada rindu yang kubagikan, itu adalah sepenuh cinta yang kau kalikan bilangan hari sejak pertama kita bertemu @sajak_cinta

#77 – 21/02/2011 | malam buta. kuaduk lautan butiran pasir di antara debur ombak. kupanggil namamu. ragu. @sajak_cinta

#78 – 21/02/2011 | KRISIS PANGAN. Sawah kering. Laut tak berikan. Tong sampah kosong. Bahkan kuburan pun dicuri. @fiksimini

#79 – 22/02/2011 | MUPENG. Mu pengsan.

#80 – 22/02/2011 |  pada pelepah jelaga jingga, kutitipkan asa janji matahari. tentang cinta yang menyapa pagi. @sajak_cinta

#81 – 22/02/2011 | SUMBANG. “Silahkan bila ada yg hendak menyumbangkan lagu,” kata sang MC. Tak ada hadirin yg maju, semua mengaku suaranya merdu. @fiksimini

#82 – 22/02/2011 |  KERLAP lampu kota mulai menyapa. Seorang gadis di pinggir lampu lalu lintas mengemis. Menanti sumbangan mata untuk KERLIP genit @fiksimini

#83 – 23/02/2011 |  SUPORTER. Tanpa kalian, apa jadinya industri (dan mafia) sepakbola. Bersatulah! Untuk sepakbola Indonesia yang bermartabat.

#84 – 23/02/2011 |  inilah macet yg tak perlu. hanya karena putusnya infrastruktur jalan tol waru gempol beberapa tahun lalu. makilah, siapa yg pantas dimaki!

#85 – 27/02/2011 | merajut malam tak bertepi. menghasut hasrat yang enggan berbaris rapi. @sajak_cinta

#86 – 27/02/2011 | rajam tajam. aku muram tersayat temaram @sajak_cinta

#87 – 27/02/2011 | ‎TAK ADA YANG LEWAT. Saatnya: ikat perut pakai kawat.

#88 – 02/03/2011 | PERDA PROMOTOR. Walikota rupanya suka bilangan prima. Tak lagi ada kendaraan bermotor roda 4, 6, apalagi 12. Motor berjaya. @fiksimini

#89 – 08/03/2011 | OPOSISI. Ooo… posisi. Opo si?

#90 – 08/03/2011 | tak ada lagi bisik serangga malam mengisahkan tabir rahasia cinta. hadirmu, serangga itu beranakpinak di ujung simpul syaraf @sajak_cinta

#91 – 11/03/2011 |  kodok ngorek. ngodok korek. nggondok kere

#92 – 11/03/2011 |  tak bisa membayangkan, seandainyai tsunami itu menerjang negeri ini (lagi). sigapkah kita? siapkah?

#93 – 18/03/2011 |  empat jam. sempat tidak sempat mata harus terpejam.

#94 – 18/03/2011 | DI PEREMPATAN menghitung receh yang di dapat hari ini. Besok ujian. Semoga cukup untuk melunasi tunggakan uang sekolah @fiksimini

#95 – 20/03/2011 |  akulah si kapal hendak karam, berteman dengan jelaga malam. mengenangmu dalam temaram, mengurai perjalanan suram nan muram @sajak_cinta

#96 – 20/03/2011 | datanglah hujan, datanglah kesadaran! buai aku dalam kuyup rinai tanpa kenangan. basah! @sajak_cinta

#97 – 21/03/2011 |  HENING. Tiba-tiba bunyi sepatu menimpali irama sapu. Ah, sekretaris bos sudah datang. Ingin menyapa, apa daya kerjaku menyapu @fiksimini

#98 – 28/03/2011 | hanya kesunyian yang memisahkan kita. saat kenangan merenda senja menjadi butir airmata @sajak_cinta

#99 – 30/03/2011 | jika bekerja adalah melayani, mana yg bakal kau jalani: melayani sesama atau melayani ambisi-ambisi yang tak tertuntaskan?

#100 – 30/03/2011 | ribuan kali bersembunyi di balik topeng, memalingkan duka mempolisikan suka. kau menungguku di tempat tak bisa berkelit: mata @sajak_cinta

(bersambung)

[kkpp, 09.12.2011]

Standar