Masih merupakan serial 140 karakter yang terasa sebagai sampah tetapi malah ingin diabadikan. Tentang serial ini, sila mampir ke sini.
***
#76 – 20/02/2011 | Jika ada rindu yang kubagikan, itu adalah sepenuh cinta yang kau kalikan bilangan hari sejak pertama kita bertemu @sajak_cinta
#77 – 21/02/2011 | malam buta. kuaduk lautan butiran pasir di antara debur ombak. kupanggil namamu. ragu. @sajak_cinta
#78 – 21/02/2011 | KRISIS PANGAN. Sawah kering. Laut tak berikan. Tong sampah kosong. Bahkan kuburan pun dicuri. @fiksimini
#79 – 22/02/2011 | MUPENG. Mu pengsan.
#80 – 22/02/2011 | pada pelepah jelaga jingga, kutitipkan asa janji matahari. tentang cinta yang menyapa pagi. @sajak_cinta
#81 – 22/02/2011 | SUMBANG. “Silahkan bila ada yg hendak menyumbangkan lagu,” kata sang MC. Tak ada hadirin yg maju, semua mengaku suaranya merdu. @fiksimini
#82 – 22/02/2011 | KERLAP lampu kota mulai menyapa. Seorang gadis di pinggir lampu lalu lintas mengemis. Menanti sumbangan mata untuk KERLIP genit @fiksimini
#83 – 23/02/2011 | SUPORTER. Tanpa kalian, apa jadinya industri (dan mafia) sepakbola. Bersatulah! Untuk sepakbola Indonesia yang bermartabat.
#84 – 23/02/2011 | inilah macet yg tak perlu. hanya karena putusnya infrastruktur jalan tol waru gempol beberapa tahun lalu. makilah, siapa yg pantas dimaki!
#85 – 27/02/2011 | merajut malam tak bertepi. menghasut hasrat yang enggan berbaris rapi. @sajak_cinta
#86 – 27/02/2011 | rajam tajam. aku muram tersayat temaram @sajak_cinta
#87 – 27/02/2011 | TAK ADA YANG LEWAT. Saatnya: ikat perut pakai kawat.
#88 – 02/03/2011 | PERDA PROMOTOR. Walikota rupanya suka bilangan prima. Tak lagi ada kendaraan bermotor roda 4, 6, apalagi 12. Motor berjaya. @fiksimini
#89 – 08/03/2011 | OPOSISI. Ooo… posisi. Opo si?
#90 – 08/03/2011 | tak ada lagi bisik serangga malam mengisahkan tabir rahasia cinta. hadirmu, serangga itu beranakpinak di ujung simpul syaraf @sajak_cinta
#91 – 11/03/2011 | kodok ngorek. ngodok korek. nggondok kere
#92 – 11/03/2011 | tak bisa membayangkan, seandainyai tsunami itu menerjang negeri ini (lagi). sigapkah kita? siapkah?
#93 – 18/03/2011 | empat jam. sempat tidak sempat mata harus terpejam.
#94 – 18/03/2011 | DI PEREMPATAN menghitung receh yang di dapat hari ini. Besok ujian. Semoga cukup untuk melunasi tunggakan uang sekolah @fiksimini
#95 – 20/03/2011 | akulah si kapal hendak karam, berteman dengan jelaga malam. mengenangmu dalam temaram, mengurai perjalanan suram nan muram @sajak_cinta
#96 – 20/03/2011 | datanglah hujan, datanglah kesadaran! buai aku dalam kuyup rinai tanpa kenangan. basah! @sajak_cinta
#97 – 21/03/2011 | HENING. Tiba-tiba bunyi sepatu menimpali irama sapu. Ah, sekretaris bos sudah datang. Ingin menyapa, apa daya kerjaku menyapu @fiksimini
#98 – 28/03/2011 | hanya kesunyian yang memisahkan kita. saat kenangan merenda senja menjadi butir airmata @sajak_cinta
#99 – 30/03/2011 | jika bekerja adalah melayani, mana yg bakal kau jalani: melayani sesama atau melayani ambisi-ambisi yang tak tertuntaskan?
#100 – 30/03/2011 | ribuan kali bersembunyi di balik topeng, memalingkan duka mempolisikan suka. kau menungguku di tempat tak bisa berkelit: mata @sajak_cinta
(bersambung)
[kkpp, 09.12.2011]
Ping-balik: Dibuang Sayang (5) « Kepingan Kakap Paling Pojok