Social Media

Twitter pun Berubah

Melalui blog resminya (bisa baca di sini), minggu pertama November ini, Twitter mengumumkan penambahan karakter di postingannya yang semula hanya 140 karakter menjadi dua kali lipatnya. 280 karakter. Semula, perubahan ini telah diujicobakan Twitter sejak beberapa bulan yang lalu. Saya termasuk yang beruntung menikmati perubahan itu di awal masa coba.

Apa yang berubah? Mungkin lebih enak sih, ketika nge-tweet ternyata melebihi 140 karakter, tidak perlu mikir lagi mengedit pilihan kata atau bagaimana menyingkat kata-kata agar bisa muat dalam sekali postingan. Pun, jika harus mention sana sini. Tetapi saya termasuk yang suka dengan versi lama karena dengan keterbatasan 140 karakter itulah mengapa kemudian saya lebih banyak aktif ngoceh di twitter daripada di facebook. Saya pernah menuliskan tentang kelebihan twitter ini hampir tujuh tahun yang lalu (bisa baca di sini). Sebuah kelebihan karena keterbatasan. Baca lebih lanjut

Standar
Social Media

Dibuang Sayang (6)

Melanjutkan serial yang sempat terlupakan (seri terakhir sila baca di sini). Melelahkan juga mengkorek-korek dari dasar tempat nyampah

***

#126 – 21/09/2011 | NEGERI WIRAUSAHA. Dokter bisnis obat. Guru bisnis nilai kelulusan. Tentara bisnis jasa keamanan. Hakim dan jaksa bisnis besarnya hukuman

#127 – 18/03/2012 | andai, menggantung koruptor segampang mengayun raket nyamuk… Thass… thasss … Baca lebih lanjut

Standar
fiksi, fiksimini

Dibuang Sayang (5)

Melanjutkan dari serial sebelumnya (baca di sini), tentang sampahan di twitter yang justru tak ingin dibuang.

***

#101 – 01/04/11 | Perjalanan tanpa ujung. Berawal darimu. Melintasimu. Berakhir padamu. Aku melompati batas waktu. @sajak_cinta

#102 – 07/04/11 | HURUF dan KATA. Bukan perkara DNA yang identik jika DAN, juga AND merangkai makna yang sama. @fiksimini

#103 – 08/04/11 | aku yg fakir malu, mencoba menawar kadar rindu, menakarnya dengan kelu. saru! @sajak_cinta

#104 – 11/04/11 | MEMANCING dg KANCING. “Done, boss!” Begitu sms dari salesforce-ku yang baru. Aku cuma kasih petunjuk bagaimana melepas kancing. @fiksimini

#105 – 12/04/11 | TINGGAL KLIK. Klik di sana dan klik di ujung rana. Tanpa notifikasi, dalam hitungan detik buyar semua perjalanan karir. @fiksimini

#106 – 14/04/11 | Tak berdaya. Binar matamu kerlip kemewahan yg tak tergapai. Tp tak apa. Aku punya satu, yg kucopet saat pertama kita bertemu @sajak_cinta

#107 – 17/04/11 | datanglah hujan, datanglah bersama sebuah bayang! gemuruh bunyimu di talang membangunkan sekerjap kenangan @sajak_cinta

#108 – 17/04/11 |  kenangan tinggal bersama senja, asa tinggal bersama fajar. sementara kita larut dalam pusaran semburat jingga keduanya @sajak_cinta

#109 – 20/04/11 | ‎menulislah! dari 140 karakter, kemudian 140 kata, 140 alinea, 140 halaman hingga tak berhingga …

#110 – 22/04/11 | ‎memahami perbedaan hanya dengan mengakrabinya

#111 – 22/04/11 | Bagai sandal, aku mengkhawatirkanmu. Bukan karena hilang sepasang, tapi hilang sebelah. Tak tau hendak diapakan yg tersisa @sajak_cinta

#112 – 22/04/11 | ada gelisah yang menyelinap pada cermin, tentang luka yang tak kupunya: masa lalu. Pyarr! cermin pecah. masa lalu gelisah! @sajak_cinta

#113 – 23/04/11 | inilah cerita tentang air mata, yang mengaburkan suka dengan luka. hingga kau datang menengahinya. @sajak_cinta

#114 – 26/04/11 | Kapalku penuh muatan, pantaimu terlalu dangkal. Berlabuh padamu hanyalah karam sebelum tujuan @sajak_cinta

#115 – 27/04/11 | aku setia pada pagi dg kopi ilusi menemani. aroma hingga denting cangkir menautkanku pada kecupanmu yang tak pernah menemani. @sajak_cinta

#116 – 27/04/11 | mengejamu setiap hendak terlelap. musuh kita ialah waktu yg tak ragu bergerak maju. padahal kecupanmu tertinggal di masa lalu @sajak_cinta

#117 – 30/04/11 | sajak ini kutujukan pada sunyi mata hati yang mati. saat kata menjadi janji basi. saat makna tak lagi berarti. @sajak_cinta

#118 – 01/05/11 | di binarmu aku takluk. layaknya lilin tunduk pada api. sekedip leleh @sajak_cinta

#119 – 03/05/11 |  beribu cara berbapak upaya. takkan yatim piatu aku menggamit relung hatimu terdalam @sajak_cinta

#120 – 04/05/11 | rinduku bagai sekam. mendekam penuh geram @sajak_cinta

#121 – 04/05/11 | di sanalah mimpiku bermuara. saat rindu tak lagi jumawa bersuara @sajak_cinta

#122 – 05/05/11 | jika penguasa tak mencoba menempatkan transportasi publik sebagai pilihan utama, maka macet tak bakal terurai

#123 – 05/05/11 | jika laik, layak, cepat, aman dan terjangkau, maka transportasi publik jadi pilihan sadar bukan karena keterpaksaan

#124 – 06/05/11 | cinta dan airmata, ladang kita berkarya. memberi sedikit warna dunia. @sajak_cinta

#125 – 10/05/11 |  kadang rindu menjemputku tiba-tiba. saat hati tak berkemas malah tak sempat keramas @sajak_cinta

[kkpp, 07.02.2012, bersambung]

Standar
fiksimini

Dibuang Sayang (4)

Masih merupakan serial 140 karakter yang terasa sebagai sampah tetapi malah ingin diabadikan. Tentang serial ini, sila mampir ke sini.

***

#76 – 20/02/2011 | Jika ada rindu yang kubagikan, itu adalah sepenuh cinta yang kau kalikan bilangan hari sejak pertama kita bertemu @sajak_cinta

#77 – 21/02/2011 | malam buta. kuaduk lautan butiran pasir di antara debur ombak. kupanggil namamu. ragu. @sajak_cinta

#78 – 21/02/2011 | KRISIS PANGAN. Sawah kering. Laut tak berikan. Tong sampah kosong. Bahkan kuburan pun dicuri. @fiksimini

#79 – 22/02/2011 | MUPENG. Mu pengsan.

#80 – 22/02/2011 |  pada pelepah jelaga jingga, kutitipkan asa janji matahari. tentang cinta yang menyapa pagi. @sajak_cinta

#81 – 22/02/2011 | SUMBANG. “Silahkan bila ada yg hendak menyumbangkan lagu,” kata sang MC. Tak ada hadirin yg maju, semua mengaku suaranya merdu. @fiksimini

#82 – 22/02/2011 |  KERLAP lampu kota mulai menyapa. Seorang gadis di pinggir lampu lalu lintas mengemis. Menanti sumbangan mata untuk KERLIP genit @fiksimini

#83 – 23/02/2011 |  SUPORTER. Tanpa kalian, apa jadinya industri (dan mafia) sepakbola. Bersatulah! Untuk sepakbola Indonesia yang bermartabat.

#84 – 23/02/2011 |  inilah macet yg tak perlu. hanya karena putusnya infrastruktur jalan tol waru gempol beberapa tahun lalu. makilah, siapa yg pantas dimaki!

#85 – 27/02/2011 | merajut malam tak bertepi. menghasut hasrat yang enggan berbaris rapi. @sajak_cinta

#86 – 27/02/2011 | rajam tajam. aku muram tersayat temaram @sajak_cinta

#87 – 27/02/2011 | ‎TAK ADA YANG LEWAT. Saatnya: ikat perut pakai kawat.

#88 – 02/03/2011 | PERDA PROMOTOR. Walikota rupanya suka bilangan prima. Tak lagi ada kendaraan bermotor roda 4, 6, apalagi 12. Motor berjaya. @fiksimini

#89 – 08/03/2011 | OPOSISI. Ooo… posisi. Opo si?

#90 – 08/03/2011 | tak ada lagi bisik serangga malam mengisahkan tabir rahasia cinta. hadirmu, serangga itu beranakpinak di ujung simpul syaraf @sajak_cinta

#91 – 11/03/2011 |  kodok ngorek. ngodok korek. nggondok kere

#92 – 11/03/2011 |  tak bisa membayangkan, seandainyai tsunami itu menerjang negeri ini (lagi). sigapkah kita? siapkah?

#93 – 18/03/2011 |  empat jam. sempat tidak sempat mata harus terpejam.

#94 – 18/03/2011 | DI PEREMPATAN menghitung receh yang di dapat hari ini. Besok ujian. Semoga cukup untuk melunasi tunggakan uang sekolah @fiksimini

#95 – 20/03/2011 |  akulah si kapal hendak karam, berteman dengan jelaga malam. mengenangmu dalam temaram, mengurai perjalanan suram nan muram @sajak_cinta

#96 – 20/03/2011 | datanglah hujan, datanglah kesadaran! buai aku dalam kuyup rinai tanpa kenangan. basah! @sajak_cinta

#97 – 21/03/2011 |  HENING. Tiba-tiba bunyi sepatu menimpali irama sapu. Ah, sekretaris bos sudah datang. Ingin menyapa, apa daya kerjaku menyapu @fiksimini

#98 – 28/03/2011 | hanya kesunyian yang memisahkan kita. saat kenangan merenda senja menjadi butir airmata @sajak_cinta

#99 – 30/03/2011 | jika bekerja adalah melayani, mana yg bakal kau jalani: melayani sesama atau melayani ambisi-ambisi yang tak tertuntaskan?

#100 – 30/03/2011 | ribuan kali bersembunyi di balik topeng, memalingkan duka mempolisikan suka. kau menungguku di tempat tak bisa berkelit: mata @sajak_cinta

(bersambung)

[kkpp, 09.12.2011]

Standar