Indonesiana, Kisah Kehidupan

Martir

Sungguh saya ingin menuliskan kisah tentang Sondang Hutagalung sejak beberapa hari yang lalu. Berkali mencoba, tetapi selalu saja gagal. Tenggorokan tercekat, jemari serasa kelu, otak beku sementara sekujur tubuh merinding. Bahkan hendak menuliskan dalam 140 karakter saja pun tak bisa. Hanya mampu me-retweet beberapa dari ribuan tweet yang layak di re-tweet. Saya menangis tanpa airmata tanpa hirau perdebatan yang terjadi di luar sana.

Sondang, pemuda bungsu dari empat bersaudara itu, tak sedikitpun saya kenal sebelumnya. Siapa dia, bagaimana kesehariannya, hanya saya tahu kemudian dari media. Tetapi perjuangannya yang herois terasa sedemikian dekat, menghentak kesadaran yang ada. Menohok nurani seandainya masih ada. Membangunkan lagi kesetiaan pada keberpihakan pada mereka yang tertindas.

Tanpa pesan yang ditinggalkan pada peristiwa di hari Rabu sore (7/12) di depan Istana Negara, siapa saja bisa menginterpretasikan apa sebenarnya maksud dari aksi bakar diri itu. Tetapi saat kemudian terungkap jati dirinya, bagaimana aktivitas kesehariannya, serta pilihan dimana aksi itu, maka terang-benderang-lah sudah maksud dan tujuan dari demo tanpa kata tapi penuh makna itu.

Pembakar diri memprotes rasa ketidakadilan. Dan, yang perlu digarisbawahi, para pemimpinlah yang bertanggung jawab atas terciptanya ketidakadilan tersebut.

Pembakar diri seperti Bouazizi atau Sondang bukan pencari sensasi yang haus perhatian dan ingin dikenang sebagai ”pahlawan”. Mereka disebut sebagai ”korban” yang ingin agar rakyat ”bangkit”.

Makna dua kata, korban dan bangkit, itulah yang menjadi esensial. Setiap perjuangan memerlukan pengorbanan dahulu demi membangkitkan harapan rakyat agar nasib bangsa jadi lebih baik lagi.

~ Budiarto Shambazy

Sadarlah yang terlena!

Bangunlah, hai yang tertidur!

Negeri ini butuh lebih banyak lagi mereka yang sadar dan bangun untuk membuka mata dan telinga Presiden Truk Gandeng dan kaki tangannya, yang (sengaja) buta dan (sengaja) tuli terhadap ketidakadilan yang dialami rakyatnya.

[kkpp, 12.12.2011]

ps. Terima kasih Sondang! Doa kami atasmu… 

 

Standar

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s