Pertama kali saya mengenal bridge dari sisipan BOLA (yang kemudian terbit sendiri dan menjelma sebagai top nasional tabloid olahraga) di koran KOMPAS. Waktu itu ada rubrikasi khusus tentang bridge dan catur di halaman dekat teka teki silang. Tertariknya, judul artikel yang seringkali ditulis oleh Ras Siregar (alm.) agak berbau Kho Ping Hoo. Misalnya, “Menyelamatkan Sang Ratu” atau “Berkelit dari Sergapan Harimau” dan sebangsanya. Bagi anak seumuran SD yang tengah menggandrungi Kho Ping Hoo, sebagaimana saya, artikel itu sangat mengundang selera. Lantas saat membacanya, justru kebingunganlah yang didapat. Logo ,
,
,
, bertebaran di sepanjang artikel.
Saya penasaran. Lambangnya sih familiar dengan permainan kartu remi. Tapi apa maksud artikel-artikel ini? Permainan apa gerangan? Apa hubungan permainan ini dengan “berkelit dari sergapan harimau”?
Saya mencoba bertanya ke orang-orang yang saya anggap mengerti. Tapi bertahun-tahun saya tak mendapatkan jawabnya. Hingga kemudian, ketika itu saya sebagai mahasiswa baru mendatangi acara pendaftaran unit-unit kegiatan mahasiswa di Ruang Kaca, Kantin Pusat, Kampus ITS Sukolilo Surabaya pada tahun 1993. Alangkah takjubnya saya, saat menemukan stand UK Bridge di antara unit-unit olahraga yang popular seperti sepakbola, basket, tennis, dan juga berbagai aliran beladiri.
Dahaga keingintahuan akan bridge sejak masa kecil seolah menemukan iming-iming segelas jawabannya. Dan ternyata, sejak itulah keterikatan saya dengan bridge. Olahraga yang memainkan seperangkat kartu remi yang satu setnya terdiri dari 13 kartu spade (), 13 kartu hearts (
), 13 kartu diamond (
), dan 13 kartu club (
).
Apa sih Bridge itu?
Ke-52 kartu itu dibagi rata ke empat pemain, yang sebut saja duduk di Utara, Timur, Selatan dan Barat. Pemain di Utara berpasangan dengan yang di Selatan, sedang pemain Timur berpasangan dengan pemain Barat. Maka dalam satu meja, akan bermain dua pasangan yang bertarung mencari kontrak terbaik. Bila pasangan yang satu memainkan kontrak, maka pasangan lainnya berusaha menggagalkan kontrak. Pemegang kontrak disebut sebagai declarer. Sedangkan pasangannya bertindak sebagai dummy. Sedangkan lawannya disebut sebagai defender.
Kartu satu set yang dibagi disebut dengan papan/board. Papan ini juga berfungsi sebagai tempat kartu sesuai pegangan masing-masing pemain Utara, Timur, Selatan, dan Barat. Dengan papan inilah distribusi kombinasi kartu dalam satu permainan akan tidak berubah bila dimainkan di lain meja.
Karenanya permainan di satu meja akan sama dengan meja lainnya dan kemudian dengan kartu yang sama tersebut akan diperbandingkan bagaimana hasilnya.
Salah satu contoh pegangan adalah sebagai berikut:
Utara
AKT9
J8543
Q
AK5
Jika sepakbola bertujuan mencetak gol sebanyak-banyak dan berusaha untuk tidak kemasukan, maka bagi pemain bridge kemenangan adalah selisih nilai antara satu meja dengan meja lainnya pada papan yang sama. Bila pemain Utara di meja 1 bisa meraih poin 500, sedangkan pemain Utara di meja 2 meraih 420 poin, maka pemain Utara meja 1 lebih jago daripada meja 2 dengan selisih 80 poin mengingat mereka memainkan distribusi kartu yang sama persis. Ibaratnya, dengan masalah pacar yang sama, metode penanganannya bisa jadi berbeda dan menghasilkan hasil yang berbeda.
Umumnya dalam pertandingan Bridge, satu papan akan dimainkan dalam waktu 8-10 menit. Sedangkan pertandingan bridge biasanya dimainkan secara pasangan atau secara patkawan. Atau setidaknya cukup berkumpul empat orang untuk bermain dalam satu meja.
Bila kurang dari empat orang bagaimana? Apakah bisa bermain bridge? Mending maen bo-ceng-li atau main soliter aja…
(kkpp.03.10.07)