Beberapa hari belakangan beredar flyer tentang Kantin Pusat ITS Reborn yang soft opening-nya dilakukan kemarin (17/5). Nama ‘Reborn’ mengingatkan kepada ‘Padi Reborn’. Keren sih. Meski bisa jadi kalau dipermasalahkan, mengapa pakai nama keminggris. Mungkin harapannya sama dengan grup band legenda yang direvitalisasi kembali, makin kinclong dibuatnya. Mungkin begitu halnya dengan Kantin Pusat ITS Reborn. Entahlah, saya hanya mengira-ngira karena belum bertemu langsung dengan penggagasnya. Kantin Pusat ITS adalah legenda, perlu direvitalisasi dengan membuat kinclong. Kira-kira begitu.
Pagi ini (18/5), saya berkesempatan untuk mampir setelah mengantarkan si sulung untuk UTBK.
Selalu menyenangkan untuk mampir ke Kantin Pusat ITS mau reborn atau tidak. Pagi ini makin berlipat karena saya mendapatkan foto yang bagus. Lihatlah kekinclongan efek ‘Reborn’ yang disemangatkan ke Kantin Pusat ITS.





Makin kinclong iya. Tapi tak banyak yang berubah si sana. Masih gedung yang sama. Masih parkiran yang sama yang dulu sering digelar panggung musik Open Air yang diselenggarakan berbagai Himpunan Mahasiswa secara bergantian. Bahkan, besi pembatas agar motor tak bisa masuk, masih ada. Besi yang biasa kita buat duduk-duduk menanti pagi masih besi yang sama.
Tapi banyak juga yang berbeda. Katanya pembayaran tak lagi bisa dengan tunai. Semua cashless pakai QRIS. Tapi saya belum mencoba. Set meja dan kursi sudah berubah. Masih bisa sih dipakai main bridge ataupun digeser-geser untuk menyesuaikan dengan keperluan rapat mahasiswa. Tapi masih adakah suasana yang sama? Yang main bridge atau yang diskusi sengit mahasiswa yang antara serius dan guyonan bercampur sedemikian? Masih adakah atmosfer yang sama yang membuat Kantin Pusat ITS adalah legenda?
Saya datang kepagian, dan satu persatu yang datang bukan lagi wajah yang dikenal.
Zaman berubah. Kenangan atasnya sekedar singgah.

[kkpp, 18.05.2022]