
Tak banyak yang berubah dari Rumah Makan Rawon Nguling yang terletak di jalan raya menghubungkan Pasuruan-Probolinggo. Susunan meja kursinya masih sama. Bedanya, pohon trembesi (albizia saman) yang diameternya semeteran di depan rumah makan sudah diganti dengan pohon trembesi yang baru. Pengunjungnya pagi itu (4/2) tak seramai dulu meski beberapa meja tetap saja terisi beberapa rombongan pengunjung lainnya. Sepi mungkin karena hari Sabtu, atau bisa jadi terpengaruh efek Jalan Tol Trans Jawa yang sudah berujung ke Gerbang Probolinggo Timur yang menyebabkan pelintas ke Jember, Banyuwangi ataupun Bali lebih memilih rute jalan tol dibandingkan melalui kjalur pantura jalan raya Pasuruan-Probolinggo. Entahlah.
Saya mengenal nama Rawon Nguling sejak 2001, sewaktu ujian sales (saat sales trainee melakukan ujian dengan melakukan presentasi di hadapan Direksi dan para Vice President Division, tentang product knowledge, tentang street fighter, tentang business process ) di perusahaan terdahulu. Di luar materi presentasi, Pak Soemarno, Pak Presdir, menanyakan di sesi tanya jawab: kuliah di Surabaya kan? Rawon apa paling enak di sana?
Baca lebih lanjut