In memoriam, Kisah Kehidupan, Social Media

In memoriam: Dedy Eko Sukamto

Pernahkah kalian merasa dekat dengan seseorang padahal tak pernah bertemu? Sedemikian hingga kepergiannya pun terasa kehilangan yang menyesakkan dada?

Kalau pernah, inilah kisah kali ini. Bukan kali pertama buat saya merasakan sesak di dada atas kepergian seseorang yang hanya kenal di media sosial. Dulu kepergian cak Sanko aka Sandjaja Kosasih di tahun 2012 (bisa baca di sini), kini kisah cak Dedy Eko Sukamto berpulang secara mendadak di awal tahun 2019 (10/1). Kepergian almarhum cukup tragis mengingat hingga dimuat di media massa online (bisa baca di sini) sekaligus mengagetkan bagi saya dan juga kawan-kawan lainnya. Bagaimana tidak, hingga hampir tengah malam sebelumnya, almarhum masih aktif di grup whatsapp mengirim komen dan postingan sebagaimana biasanya. Di grup whatsapp itulah saya mengenal almarhum sebagai salah satu yang rajin posting dan berbagi komen.

Dari grup whatsapp yang saya gak tau bagaimana ceritanya tiba-tiba saya kecemplung di situ, grup yang paling ramai, paling seru, tapi sayang untuk di-clear-chat jika pas tak sempat pegang hape, Cak Dedy, senior di ITS, Teknik Sipil angkatan 1987, dapat diidentifikasikan sebagai yang rajin memberikan komen yang runtut nalarnya, diselingi guyonan khas ala ITS, serta tak jaim memberikan emoji tanda berinteraksi dengan warga whatsapp group. Wajar jika berita duka itu membuat warga group kehilangan bahkan beberapa kawan yang pernah dan sedang berinteraksi di dunia nyata memberikan testimoni yang mengharukan.

Bagaimanapun, kepergian almarhum yang mendadak menjadi wake-up call bagi kami, bahwa kehidupan ini sesungguhnya berbatas kematian yang dirahasiakan kapan datangnya. Dari laman facebook almarhum saya menemukan intro yang layak kita ingat:

Prioritas utamaku adalah mempersiapkan bekal hidup di akhirat dan bekal menghadapi yaumul hisab

Menempuh perjalanan panjang dari Pekanbaru menuju Jember, jenazah Cak Dedy dimakamkan. Selamat jalan, cak Ded!

Hanya doa dari jauh yang bisa kami panjatkan. Allahummaghfirlahu warhamhu waáfihi wa’fuanhu.

[kkpp, 12.01.2019]

Standar

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s