Pada kesempatan kedua serial (serial pertama bisa dibaca di sini) “Obrolan Ringan Jelang Perayaan 30 Tahun Angkatan 1993 ITS” (selanjutnya disebut O-Ring 30 Th ITS93), saya berkesempatan wawancara via whatsapp chat. Kali ini bersama Belinda Andyana (Arsitektur) Sekretaris Panitia Reuni 30 Tahun ITS93, yang sehari-hari aktif sebagai Operation Director dan co-founder PT Sinebel Konvensi Sukses Makmur (Sinebel Event & Brand Management). Dalam beberapa kesempatan, Belinda juga aktif menjadi pembicara untuk tema-tema home décor, interior stylish dan marketing communication.
Berikut obrolan ringan kali ini:

Woke Bel, sedang sibuk apakah belakangan? (biasanya kalau dipanggi ‘Bel’ begitu, dia akan membalas: kring-kring)
Pertanyaan sulit ini hehehe… Jelase sibuk persiapan Reuni 30 tahun Angkatan 93 ITS sembari menjalankan usaha di bidang event & brand management
Cerita soal reuni dulu ya. Awalnya bagaimana? Mengapa kemudian tertarik, meski buat sebagian, reuni ITS satu angkatan dianggap melawan tradisi …
Awalnya nggak tertarik, karena aku nggak suka keramaian hehehe … Tapi ketika nyemplung dan ketemu teman-teman dari berbagai jurusan malah merasa tertantang untuk membuat sesuatu yang bisa jadi “cerita ketika menua nanti” … . Seperti masalah boikot 93 yang kalo ketemu, nggak habis-habisnya dibahas keseruan atau kelucuan saat boikot 93 itu. Jadi ketika sekarang 30 tahun kemudian, kenapa enggak kita sama2 bikin cerita baru buat kita kenang saat kelak saling ketemuan lagi … Cerita tentang serunya reunian 1 angkatan boikoters (emoticon mrenges)
Hahaha. Masih ingat soal Boikot Bakti Kampus 1993 dulu?
Nggak banyak inget karena aku “dipulangkan” sama panitia dari FTSP (Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan) karena ketahuan aku wes ‘isi‘ … mereka takut aku kenapa-kenapa … Padahal aku wes ‘boikot’ datang nggak pake seragam, rambut nggak dikuncir (tapi karet dan pita aku bawa) saat ditanya kenapa rambut nggak dikuncir, aku suruh kakaknya itu yang melakukan (saat itu rambutku tak potong pendek koyok arek lanang) (emoticon ngakak).
Padahal arek lanang dikon gundul. Kurang pendek berarti … hihihihi
Lebih panjang siy dari anak lanang siy, hehehe
Waktu awal dengar seruan boikot, apa waktu itu tidak ada perasaan khawatir, takut, dll … Atau malah sebaliknya? Ini kenapa pakai boikot boikotan segala …
nggak blas … malah seru dan memang niat melu “nggegeri” dengan datang nggak pake seragam dan nggak kunciran (malamnya sengaja potong rambut) hehehe
Hahaha, niat …
Poool … bawaan bayi bek ne
Selain boikot bakti kampus, apalagi yang diingat dari masa-masa di kampus dulu?
(banyak sih) disiapin maksi khusus sama salah satu ibu yang jualan di kantin (lupa namanya) karena tahu aku lagi hamil. Trus pernah dikira sebagai anak UNAIR gara-gara makan di kantin pusat bareng anak-anak 94 dan kami dandan serta cukup modis buat ukuran cewek kuliah di ITS masa itu, (juga) dapat nilai B dari dosen yang susah banget.
Nggak boleh maju sidang gara-gara dibilang gambar nggak siap buat sidang TA … mengulang (mata kuliah) Stupa (studio perancangan arsitektur) 5 gara-gara gambar ketinggalan di bemo hehehe.
Aku biyen mahasiswi kupu-kupu. Ojok ditambahi malam. Hahaha.
Kupu-kupu itu: kuliah pulang-kuliah pulang. Maklum, wes duwe momongan.
Wih, susah mestinya ya?
ehm…. kalau dipikir-pikir… aku nggak pernah merasa gitu hehehe, karena aku enjoy aja, kadang anakku tak bawa pas asistensi trus titip konco-konco, kadang tak ajak saat survey site. tak ajak nggawe maket, tak lungguhno nang mejo gambar (biyen mejo gambarku ukuran A0) trus dia sibuk mewarna, aku ngerjakno tugas
Eh, yang dikira sebagai anak Unair itu menarik, di zaman kita, menjadi mahasiswi adalah minoritas, plus modis, sering menjadi pusat perhatian seperti ceritamu tadi. Bagaimana perasaan waktu itu?
Ehm … kayaknya kami biasa aja, malah merasa: opo’o seh arek-arek iki … hehehe
Mengapa dulu pilih arsitektur? Sudah suka menggambar sejak SMA? Apakah sudah ada bayangan bakal ini itu selama kuliah?
Blas enggak (ada bayangan) hehehe. Salah besar. Aku anak arsitektur yang nggak bisa menggambar. Aku “korban IPC” karena aku anak A1 tapi pengen daftar UNAIR di komunikasi massa atau sastra inggris. Karena dari A1, harus ada jurusan yang teknik. (Jadilah) memilih arsitektur karena nggak ada kimia, fisika dan matematika hanya sithik. …. Tapi bojoku pinter nggambar … (emoticon ngakak)
Nah terus …
Ya sudah mengalir saja hehehe … aim-ku saat itu: harus lulus! (Sebagai contoh) untuk adik-adikku dan anakku.
I see … Setelah lulus?
Setelah lulus, aku sempat kerja 7 tahun di salah satu developer tapi bukan di tim desain, malah di tim marketing communication. Karena saat itu tugasnya menjembatani “bahasa teknik” dan “bahasa awam”.
Makanya sekarang jadi marcomm enthusiast sekaligus juga home decor dan interior stylish …
Iya. Sejak 2019 punya perusahaan event & brand management bareng teman
Setahun setelahnya kena pandemi. Seberapa pengaruhnya?
Tahun 2020 kami diem-diem aja. Tapi di tahu itu, aku memulai interior styling karena ternyata banyak yang di rumah pengennya otak-atik interior rumah. Aku nggak bilang interior disain. Karena yang aku lakukan lebih kepada menata ulang dan sedikit menambahkan sentuhan baru. Eh … , dari iseng-iseng, malah jadi ‘unit usaha’ baru hehehe.
Mungkin bisa dijelaskan buat yang awam, apa sih bedanya interior styling dengan interior design?
Kalau interior design itu biasanya mendisain sejak awal dari sebuah ruangan kosong (belum finishing) atau ruangan lama yang ingin dirombak tata letak ruangannya (pintu, jendela, lampu, dll) sedangkan interior styling lebih banyak berkarya di ruangan yang sudah jadi atau malah rumah yang sudah dihuni (tapi) pengen ganti suasana, di situ biasanya aku bantu untuk mengubah letak furniture, memberikan saran penggantian pelapis sofa, ganti warna curtain, mungkin menambahkan vas, lukisan, cermin. Bukan sesuatu yang secara fisik bangunan diubah. Seringnya tetap dengan memanfaatkan barang-barang atau furniture yang dimiliki oleh klien
Waktu di perkuliahan dulu ada sks yang membahasnya?
nggak ada hehehe … iku jadi ada karena situasi dan akhirnya aku “branding” dewe
Kalau tidak salah, angkatan 1993 dulu mulai pertama ada despro (desain product industri) kah?
Despro mulai angkatan 1992.
Cuma di umptn masih ikut arsitektur atau sudah despro?
Arsitektur, aku lulus juga dari arsitektur. Teman-teman yang pindah despro, pindahnya mulai semester 3 dan lulusnya dari despro.
Kalau boleh di-resume, kalau menoleh ke 30 tahun yang lalu hingga perjalanan selama 30 tahun ini, kira-kira apa yang mau disampaikan?
waaahh…. ini perlu mbacem sawangane hehehehe. Eh, nggak ding … nggak usah mbacem, ket biyen aku luweh seneng nggolek dewe … makanya (dulu sering nyleneh tugas-tugasku … (kadang ora pas pisan hahaha)
Sik… jadi gini ya. Kuliah itu adalah sarana pembentukan mental dan pola pikir serta membangun jejaring. Manfaatkan pertemanan dan proses perkuliahan untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya bukan hanya ilmu dalam perkuliahan, yen aku ngarani: ilmu urip. Karena setelah terjun ke masyarakat dalam artian memasuki dunia produktif (dunia kerja atau profesional) ilmu dari perkuliahan itu akan makin berkurang eksistensinya. Cukup hanya sebagai ilmu dasar (koyok biyen MKDU, mata kuliah dasar umum, red.) lainnya diperoleh dari perjalanan atau proses perkuliahan itu sendiri. Namun, (tentu saja) ini tidak berlaku sepenuhnya untuk yang menekuni menjadi tenaga pengajar lho …
Selain pekerjaan, ada hobby atau minat yang ditekuni secara serius?
Dunia marcomm, aku suka membuat program pemasaran, bikin bundling, bikin konsep identitas produk/jasa. …. dan (emoticon mengancam: ojok ngguyu yo!!) … menyulam.
Whuik menyulam
hahahaha…. itu hobi sedari kecil
Kalau marcomm? Mengambil kuliah lagi?
Enggak (sampai kuliah lagi), tapi ikut beberapa online course aja (sebelum pandemi juga sudah ikut). Menariknya dunia marcomm karena marcomm itu sebuah area yang sangat dinamis, unsur di dalamnya banyak banget, ilmu di dalamnya seru untuk terus didalami. Ada ilmu bisnis, ilmu pemasaran, ilmu psikologi, ilmu komunikasi, ilmu disain, sampai feng shui dan weton kalau mau lebih spesifik lagi.
Asline aku khan moody. Biar tetap bisa fokus, aku butuh banyak hal untuk di-‘lihat’
Balik ke acara 30 Th ITS93, bagaimana progres hingga hari ini (17/3)?
alhamdulillah cukup menguras energi ternyata, menampung aspirasi banyak orang (aku yang nggak suka keramaian dan terbiasa ‘one on one’ dengan klien), di kepanitiaan reuni ini benar-benar mengeluarkan jurus-jurus untuk ‘mendengar’ … alhamdulillah sampai hari ini progress sudah sangat bagus, bentuk kegiatan sudah fix dan sudah mulai berbicara mengenai teknis pelaksanaan, tidak lagi di ranah konsep. Ini sudah sangat bagus, mengingat ini adalah reuni angkatan yang digagas oleh angkatan sendiri (bukan dari institusi ITS atau IKA ITS)
Sebagai Belinda yang nggak suka keramaian, di luaran sana juga banyak belinda-belinda lain yang juga tidak suka keramaian, pesan apa yang hendak dikomunikasikan kepada mereka? Maksudku, masih banyak yang beranggapan, buat apa sih datang ke acara reuni begitu …
Datang yuk ke acara reuni ini, buat silaturahmi dan membangun jejaring baru, di usia sekarang, di saat teman-teman mulai terseleksi, sepertinya menyenangkan kembali berjumpa teman-teman lama, dan bisa saling mendukung dan menemani. Aku nggak suka keramaian, tapi aku hampir selalu datang ke acara reuni karena ingin menyapa teman-teman lama, walau kemudian akan mendatangi ‘one on one’ teman-teman itu dan ‘menepi’ untuk sekedar saling bertanya kabar dan bertukar nomor telepon.
Teman-teman terseleksi? Lucu nih istilahnya
Iya. Coba deh … , sejak lulus kuliah dan kerja, yang masih terus sering secara intense berhubungan, menurut aku sudah makin sedikit terseleksi karena banyak faktor. Kalau aku, memilih menjauh dari teman-teman yang kebanyakan drama dalam hidupnya, teman yang menye-menye (maksud e … sing gaya ngono lha…iki gak gelem, iku gak gelem, rewel lha pokoke), teman yang mungkin nggak lagi se-visi dalam menjalani kehidupan
Iya sih. Betul juga.
Nah, kembali ke teman-teman jaman kuliah atau SMA itu rasanya menyenangkan, membawa semangat baru. Karena jaman kuliah, (menurut aku) kita nggak kenal namanya friends with benefits … wes kabeh koncoan pokoke isok bareng-bareng wes seneng
Padahal (kalau di ITS93) gak kabeh kenal. Bisa jadi koncone konco: mbuh konco sma, konco smp, konco dulin bedo RW, mbuh konco kos-kosan, konco nang unit kegiatan, konco panitia … Beda kalau satu jurusan. Gak kenal digibeng karo senior-senior pas camp jurusan … hihihihi.
Betul. Makanya datang ke reuni ini menjadi penting buat aku, untuk membangun jejaring baru yang somehow tervalidasi oleh pertemanan yang cukup lama.
Ok, suwun cik Bel, sebelum penutup, bekne arep urun parikan koyok cak Gondo …
Halah-halah…aku arek Suroboyo sing ora isok parikan… hehehe. Mung arep pesen, teko o reuni rek sopo weruh iso besanan karo konco dewe. (emoticon mrenges)
[kkpp, 17.03.2023]