Alhamdulillah, si Igago, Avanza silver yang menemani saya selama dua setengah tahun terakhir, seminggu yang lalu telah melewati 100.000 km dan sepanjang itu pula tidak ada kecelakaan yang berarti. Hihihihi, masak kecelakaan berarti sih? Maksudnya, sepanjang itu si Igago sama sekali tidak sambang asuransi. Rugi dong bayar premi? Gak juga. Dibanding pengalaman terdahulu bersama Pak Jayus, kijang kapsul putih edisi terakhir sebelum Toyota launching varian kijang innova, yang menemani saya bertahun-tahun sebelum bersama si Igago, capaian zero insurance claim si Igago perlu saya syukuri. Bersama Pak Jayus, setidaknya beberapa kali saya harus claim ke asuransi sepanjang penggunaan 225.000 km, termasuk diantaranya dua kali claim yang lumayan besar.
Yang pertama, Pak Jayus harus mengganti hampir semua body sebelah kanan, karena terserempet pojok body truk. Body pak Jayus sobek terkena pojokan (bahasa Jawa: lingir) truk saat berpapasan setelah sama-sama menyalip pada jalur yang terbatas. Alhamdulillah waktu itu, saya selamat tidak kurang suatu apa. Andai berpapasannya lebih dalam sedikit, tentunya lingir truk itu yang menghantam muka saya. Untuk claim yang pertama ini, semua lancar. Biaya yang cukup besar diganti dengan serta merta oleh pihak asuransi meski perlu waktu yang cukup lama untuk menanti penyelesaian pekerjaan.
Yang kedua, Pak Jayus nabrak Nissan X-Trail saat si X-Trail berhenti mendadak menghindari penyeberang jalan saat hujan deras. Praktis saya yang baru saja mengganti ban baru sore harinya tak sempat menghindar dari kecelakaan itu. Pak Jayus harus mengganti bagian depannya, termasuk radiator serta evaporator AC. Juga kerugian yang dialami pihak X-Trail yang ternyata di kemudian hari di-back-up oleh oknum Polda. Yang kedua ini benar-benar menguras waktu dan energi. Pihak asuransi cukup berbelit dalam pengurusan claim termasuk kerugian oleh pihak ketiga.
Rugi waktu itulah yang membuat saya lebih berhati-hati saat beralih dari pak Jayus ke Igago. Apalagi tipikal Avanza terlihat lebih ringkih. Body blek, guyonan teman-teman. Nabrak sedikit saja sudah mengalami ringsek sedemikian parah, apalagi kalau tabrakannya lebih keras, tak terbayang bagaimana ringseknya nanti.
Jadilah, dengan setia pada beberapa tips, selama menggunakan Igago saya terbebas dari kecelakaan.
***
Beberapa tips itu adalah sebagai berikut:
Satu, lebih sadar diri pada kecepatan. Avanza yang menggunakan mesin 1300-an cc jelas di bawah kijang, yang 1800-an cc. Tarikan, power, dan torsinya jelas bukan didesain untuk berpacu, meski kadang bisa digunakan melaju hingga 140 km/jam di ruas jalan tol pada jam tertentu. Dengan demikian, sama sekali saya tidak tertarik untuk ngoprek mesin, karena sebagus-bagusnya ngoprek, namanya juga kelas cc bawah, mau dapat kecepatan seberapa. Karenanya, saya sama sekali tidak pernah ke bengkel selain Auto2000 sebagai bengkel resminya Toyota.
Dua, sadar safety. Safety berawal dari pengemudi. Hal-hal yang bisa mengganggu proses kemudi, sebaiknya disiapkan dari awal. Minuman, remote head unit audiomobile, uang receh, playlist music –entah dari CD, mp3 menggunakan flashdisk, ipod ataupun SD card-, bahkan tissue sebisa mungkin diletakkan yang mudah digapai pengemudi. Yang terpenting, jangan menggunakan hp pada saat mengemudi. Bila memang perlu, gunakan handsfree untuk bertelpon pada saat berkendara. SMS dan email, hanya dicek pada saat berhenti saja, di lampu merah ataupun saat dalam antrian. Tidak perlu merasa buru-buru me-reply, karena yakinlah bahwa sang pengirim sms ataupun email bisa menyadari bahwa reply-an atas hal tersebut tidak harus pada saat itu juga karena bila memang perlu sekali pasti akan menelpon yang mana kita akan menerimanya dengan menggunakan handsfree.
Dalam konteks safety ini pula, yakinkan bahwa lampu-lampu yang dilengkapkan di mobil Anda, bukanlah semata hiasan. Karenanya, lampu sign kiri-kanan, stop lamp, lampu mundur, lampu depan dan lampu kota pastikan dalam keadaan berfungsi. Pihak bengkel resmi, jika diminta, akan dengan sukarela memeriksanya dan menyediakan part pengganti bila dalam keadaan tidak berfungsi.
Tiga, jaga jarak dan pastikan kondisi rem Anda. Tiap-tiap mobil, dengan kondisi ban dan rem yang berbeda-beda, akan mempunyai jarak mempunyai jarak pengereman tertentu. Pastikan seberapa jauh rem Anda berfungsi. Dengan demikian maka jarak aman akan dapat diketahui.
Empat, waspada dengan kondisi sekitar. Yang dimaksudkan di sini, saya senantiasa mengamati hal-hal yang mungkin menjadi penyebab kecelakaan. Bisa jadi kondisi jalanan atau perilaku pengemudi yang membahayakan di sekitar saya. Misalnya pengemudi motor yang berupaya selalu mencari celah kosong di jalanan, pengemudi angkot yang biasanya berhenti mendadak karena mengangkut atau menurunkan penumpang di sembarang tempat, atau pengemudi yang ugal-ugalan entah atas alasan apa. Seringkali, kecelakaan kita adalah buah dari orang lain yang tidak hati-hati, karenanya sebisa mungkin pengendara macam itu dihindari atau mengambil jarak tertentu.
Atas alasan ini pula, saya menghindari posisi di belakang mobil yang stop-lamp-nya mati. Jika mobil di depan kita stop-lamp berfungsi, kita secara mudah mengambil keputusan untuk mengerem jika dia mengerem apapun alasannya mengerem. Tetapi jika stop-lamp-nya mati, mati kita harus lebih waspada, apakah mobil di depan tiba-tiba mengurangi kecepatan tanpa ada pertanda apapun. Meski demikian, saya tak sepenuhnya mempercayakan hanya pada stop-lamp mobil depan. Biasanya saya melihat satu atau dua mobil di depan mobil kita. Sehingga tindakan kita bisa lebih dini dan meminimalkan kecelakaan beruntun.
Selain kondisi di depan, sebaiknya kita juga sesekali memperhatikan kondisi di belakang dengan memanfaatkan kaca spion. Ada 3 kaca spion yang standar: kiri, kanan dan tengah. Untuk yang tengah, saya tambahkan dengan kaca yang lebih panjang daripada kaca spion tengah standar, sehingga dengan sekali melihat kaca spion tengah, kondisi di belakang sebelah kiri hingga sebelah kanan mobil langsung terpantau dengan sekali lirik saja.
Kelima, memperhatikan kondisi ban. Sebagaimana disampaikan di atas, kondisi ban akan mempengaruhi pengereman. Bila tekanan ban tidak sama antara kanan dan kiri, maka saat direm, hampir dipastikan arah mobil akan cenderung mengarah pada ban yang tekanannya kurang. Karenanya, periksa secara berkala tekanan ban Anda secara reguler meski tidak merasa kondisinya kempes. Di beberapa SPBU disediakan fasilitas tersebut secara gratis. Mengingat saya tidak yakin bahwa pressure gauge, alat untuk mengetahui besarnya tekanan, di masing-masing tempat dikalibrasi secara berkala, maka sebaiknya pengecekan dilakukan di tempat yang sama, sehingga besar-kecilnya tekanan benar-benar mencerminkan kondisi dari ban. Juga perlu dilakukan pemeriksaan spooring dan balancing secara berkala. Semasa menggunakan Igago, pihak Auto2000 menyarankan pemeriksaan dilaksanakan tiap 35.000 atau 40.000 km.
Keenam, taati peraturan lalu lintas dan berdoa. Dengan mentaati peraturan, bukan saja meminimalisir biaya karena ditilang, tetapi Anda juga menghormati hak-hak orang lain, hak-hak pengguna jalan lainnya yang berhak untuk sampai di tempat tujuan dengan selamat.
***
Era Igago telah usai. Kini beralih ke si Rossi. Tetap sama Avanza-nya, hanya dari silver ke black dengan memulai start running km yang baru. Tapi Insya Allah, saya tetap setia dengan jalur aman berkendara, dan semoga torehan zero insurance claim bisa diraih si Rossi.
[kkpp, 14.03.2011]
Ping-balik: Sumber Bencono « Kepingan Kakap Paling Pojok
Ping-balik: Celoteh Nuha: Ayah, Jangan Pulang Malam! « Kepingan Kakap Paling Pojok