Pernahkah kalian mendengar tentang Human Library? Ya bener, konsepnya ya sama seperti perpustakaan yang biasa kita kenal, sebuah tempat di mana kita bisa meminjam dan membaca buku serta mengambil intisari yang bisa meningkatkan pemahaman kita atas sesuatu pun juga bisa menambahkan sudut pandang yang berbeda atas sesuatu pula. Bedanya kalau di perpustakaan biasa adalah buku, maka di human library yang menjadi bukunya adalah manusia.

Saya baru tahu konsep ini dari feed media sosial yang melintas di lini masa saat leyehan usai mengikuti “Ngobrol Ngalor Ngidul Virtual its93 episode 28” yang baru saja berakhir tadi malam (6/12).

Berawal dari akun nordic_sisterhood, sebuah foto dengan caption yang menarik membuat saya ingin tahu lebih banyak.

In Denmark, there are libraries where you can borrow a person instead of a book to listen their life story for 30 minutes. The goal is to fight prejudice. Each person has a title – “unemployed”, “refugee”, “bipolar”, etc, but listening to their story you realize how much you shouldn’t judge a book by it’s cover. This innitiative projectis active in 85+ countries. It is called The Human Library.

~ nordic_sisterhood

Dari postingan itu saya kemudian menemukan akun utamanya: @humanlibraryorganization

Interesting, karena kemudian saya menemukan quote menarik:

I also learned that people are far more willing to tell their stories and share experiences than I imagined. A forum like this a game changer for learning.

juga quote:

Eye-opening, and also it felt really refreshing to speak to people so openly about a condition that in society are not spoken about and even sometimes classed as ‘taboo’ subjects.

juga quote yang ini:

I feel inspired and closer to everyone I talked to even though we are quite different.

Dari quote-quote di atas, sesaat saya merasakan adanya kesamaan “The Human Library” dengan “Ngobrol Ngalor Ngidul Virtual its93”, meski antara keduanya berbeda maksud dan tujuan awalnya. Ngobrol Ngalor Ngidul Virtual awalnya didesain untuk memberikan ruang untuk saling mengenal antara teman-teman ITS93 yang belum saling kenal karena berbeda-beda jurusan kuliahnya dulu. Sedangkan The Human Library dimaksudkan untuk membuka ruang dialog yang melawan stereotyping dan praduga karena perbedaan identitas, gaya hidup, pekerjaan, status sosial, agama dan kepercayaan, seksualitas, suku dan ras serta hal-hal lainnya.

Ngobrol Ngalor Ngidul Virtual its93 yang sejak awal konsisten diselenggarakan tiap Rabu malam jam 20.00-21.30 WIB secara vitual via zoom, sebuah ruang baru yang dipopulerkan efek samping pandemi, pada awalnya beneran ngalor ngidul ngobrole saling menyapa teman-teman yang baru bertemu kembali intens jelang perayaan Reuni 30 Tahun di tanggal 7 Oktober 2023. Baru di episode-episode pertengahan kemudian menggunakan konsep pemantik obrolan, yaitu seseorang yang didapuk membuka omongan tentang apa pun. Umumnya ya tentang topik yang dia kuasai, tentang pikiran-pikiran yang sedang asyik berkecamuk di dalam otaknya. Tentang sang pemantik sebagai dia.

Cukup sulit mencari yang bersedia menjadi pemantik. Karena tak semua orang bersedia membuka diri layaknya buku yang akan dibaca siapa saja yang tergerak datang di malam itu. Tetapi karena yang datang bukanlah orang yang asing sama sekali, karena setidaknya sama-sama barengan diterima di ITS tahun 1993, selalu ada saja yang bersedia menjadi buku itu.

Ucapan terima kasih saja tak cukup disampaikan kepada para pemantik Ngobrol Ngalor Ngidul Virtual its93. Kerelaan membuka diri, keikhlasan berbagi pengalaman, kemauan berbagi cara pandang atas sesuatu benar-benar menjadi inspirasi dan sensasi yang membuat siapa saja yang ikutan merasa makin dekat satu sama lain, hingga kemudian mereka-mereka rela mendengarkan kisah-kisah lainnya dari buku-buku lainnya yang akan selalu terbuka dari satu rabu ke rabu berikutnya.

Terima kasih telah menjadi buku-buku yang menginspirasi. Tak ada kisah yang biasa-biasa saja, karena kalian luar biasa!

[kkpp, 07.12.2023]