Kepingan Koratkarit Paling Pojok

"musuh kita adalah waktu yang tak ragu bergerak maju, dan senyummu itu, tertinggal di masa lalu"

O-Ring ITS93: Bayu Wibisono

Ramadan tahun ini, sang kawan datang dari Jember. Ia jadi teman perjalanan saya ke Jakarta untuk sebuah buka puasa istimewa. Mengapa istimewa? Karena buka puasa ini adalah buka puasa bersama teman-teman ITS93 yang ada di ibukota. Apa istimewanya? Bukankah tiap bulan Ramadan juga selalu ada saja ada berbagai undangan buka puasa, dari grup ini dari grup itu? Betul sih, tetapi buka puasa kali ini menjadi istimewa bagi kami karena baru kali inilah ITS93 dari seluruh jurusan berkumpul bersama. Beberapa hari sebelumnya, ITS93 mengadakan buka puasa di Surabaya. Lebih dari seratus empat puluh orang yang hadir. Semoga teman-teman yang di Jakarta juga makin bersemangat untuk kumpul bersama, begitu doa dan harap kami sepanjang perjalanan di tol Trans Jawa waktu itu. Setelah sempat ngeban di Rest Area tol, sepanjang perjalanan kami ngobrol panjang kali lebar kali tinggi. Jadilah sepanjang perjalanan itu penuh dengan ngakak dan ngikik hingga kami bisa tiba di lokasi buka puasa pas ashar. Maklum, perjumpaan saya dengan sang kawan ya baru kali ini. Biasanya cuma ketemu di facebook ataupun whatsapp group saja.

Bayu Wibisono nama lengkap sang kawan. Kenal pertama ya di Penataran P4 120 jam, waktu pertama kali kami masuk diterima di ITS. Kami satu fakultas berada di gugus penataran yang sama. Bayu di Teknik Kelautan. Jurusan ketiga di Fakultas Teknologi Kelautan, setelah Jurusan Teknik Perkapalan dan Jurusan Teknik Permesinan Kapal, jurusan saya. Sosoknya tinggi, kulit bersih, murah senyum dengan lesung pipit tentu mudah dikenali. Siapa saja lekas akrab padanya.

Obrolan ringan yang di bawah ini bukanlah obrolan pas di perjalanan ke Jakarta tadi. Tapi obrolan khusus via whatsapp chat untuk serial “O-Ring ITS93” yang dilakukan pada hari Sabtu (28/10) kemarin.

Halo, pas gak nge-trail iki?

Lagi woles. Sambil prepare (gawean). Pertengahan November baru blarr lagi.

Biasanya gitu, memang terjadwal nge-trailnya? Atau karena menunggu barengan?

Bebas jane. Kadang bikin jalur sendiri. Sesekali ikut, terutama yang jalur panjang, adventure, bukan event lokal pendek yg mengandalkan tanjakan ekstrim berhadiah.

Tanjakan ekstrim berhadiah. Apa tuh? Semacam kejuaraan?

Hehehe. Event trail lokal, selain panitianya bikin jalur menantang, sungai, licin, teknikal, dan biasanya bikin jalur khusus tanjakan. Ada anak-anak trail yang maniak penakluk tanjakan. Trail di-custom setelan mesinnya untuk responsif di rpm rendah, kompresi tinggi, dsb. Biasanya berhadiah. Karena beresiko, butuh nyali, dan skill.

Tapi aku awal-awal biyen wis mari. Pokoke munggah, pokoke nyoba. Setelah itu, wis gak. Aliranku lebih explore keindahan. Maklumlah, arsitek

Berarti sekarang lebih ‘lone wolf’ gitu daripada bareng-bareng sama club atau komunitas?

Barenganku bertiga, atau 4-5 (orang). (Ada) yang teman SMP, SMA, kebetulan di Jember semua. Yang satu (adalah) Holis, anak mesin ITS93, Revo anak Unej, satunya Eko Setya D3Mesin.

Paling jauh ke mana?

Kalau yang bertiga, Jatim aja. Kalo aku sendiri (pernah ke) Lombok, Palu, Dieng, Cianjur, Sumbawa.

Semua perjalanan tentu punya cerita masing-masing. Tapi adakah cerita pas touring yang paling berkesan?

Bali. Event 2 days, Lingkar Indonesia. Jalur hard enduro, sekitar Gunung Batur, Kintamani sampai di sisi barat Gunung Agung. Event pas pademi covid.

Berkesan karena pas pandeminya atau karena view-nya Bali yang tak pernah gagal?

Dua-dua-nya. (Pertama karena) pandemi, ferry Selat Bali sepi. Satu kapal cuma berisi 3 mobil. (Kemudian selepas ferry kami) lewat jalur utara, Singaraja (yang) biasanya bule (ber)seliweran bawa surf board. Pas pandemi … suepiiiiii. Gak ono blass. Cuma petani, bapak-bapak pakai sarung dan ibu-ibu berjilbab ke warung. Sangat tidak Bali. (Iki Bali tapi) koyok Jember (emoticon mrenges).

Di Kintamani, jam delapan malam kena jam malam. Bisa dapat hotel dormitori, per orang cuma 50 ribu (rupiah). Pinggir danau.

Byuh …

Dan (besoknya) jalurnya masuk hutan jam 8 (pagi), gak liat matahari sama sekali, jam 10 malam baru ketemu kampung. Edan. Temen yang satu kejeblos jurang, yang satu motornya trouble. Aku dhewe greges sedino. Ajuurr pokoke. Makan sekali, air cuma yang ada di tas.

Jalurnya berapa km itu?

Paling 70-90 km. Tapi sekali masuk, turun, gak bisa balik. Wis .. ojok ngomong trail, akeh sing gak paham (emoticon mrenges)

Omong-omong mulai kapan nge-trail e?

Barusan ae. 2018. Sebelumnya naik supra. Andalan. Masuk jalur, kalo angel, tinggal diangkat. (emoticon mrenges). Olahraga yang tidak terasa olahraga.

Olahraga yang tidak terasa olahraga. Semacam bridge la’an. Hehehe

Waakakkkkk

Selain trail, olahraga yang dilakuin sebagai olahraga apa?

Gak ada, tiduuuurrr .. (emoticon triple ngguyu). Paling push up (dan) lari biasa.

Kalau trail sama kopi ada korelasinya?

Wekekkkkkk. Di Jember kan 360 celcius (derajat maksudnya, pen.) dikelilingi perkebunan kopi. Semua jalur trail selalu lewat kebun kopi.

Kalau trail kan mulai 2018, kalau kopi?

Aku wis icip-icip bisnis kopi sejak 2004.

Wih lama juga ternyata. 2004!!

Dulu harga bisa jomplang. Antara di petani dan di pasar. Sekarang, berkat internet, tambah sempit (gap marginnya). Petani menikmati naiknya harga. Dan peminat kopi spesialty tambah banyak. Jadi petani (ber)tambah meningkat keterampilannya.

Petani sendiri masih petani tradisional atau sudah terorganisir bahkan mungkin ikut korporasi?

Lebih banyak petani tradisional. Kalau perkebunan besar, hasil kopinya kan sudah ada pembeli besarnya. Atau eksportirnya. Nah, yang kopi-kopi sekarang yang spesialty, umumnya dari petani tradisional, yang diajari oleh pembelinya sendiri.

Nonton film Filosofi Kopi?

Nggak (emoticon mrenges kuadrat). Opo iku? Ndeso aku iki.

Yo wes gak sido …

Wakakakkkk

Mbalik takon soal bisnis kopi ae. Dari tahun 2004 hingga sekarang … awalnya bagaimana kok mulai berbisnis kopi tadi? Sekedar memanfaatkan peluang atau memang karena sudah penikmat kopi sebelumnya? Tahun segitu, bukannya masih jadi budak korporat mancanegara?

Nggak, aku wis leren disikan. Heheheee. Aku mikir, nek arep nyoba bisnis, atau apapun yang resiko, mumpung masih muda. Umpama jatuh tersungkur, masih bisa bangkit.

Awakmu kecepeten kuliahe sih …

Aku 11 semester kok. Walaupun semester 7 wis entek kuliahe. Trus bapakku meninggal. Aku semester 7 iku. Wis kere, urip pas pasan, ditinggal bapak sisan. Jadi langsung mikir nyambung hidup dulu. Sambil bayar sendiri untuk selesaikan kuliah. Untung Tuhan baik, aku ditawari kerja di Meratus (perusahaan pelayaran) pas semester 8.

Lho sempat nang Meratus ya … Tak pikir langsung nang Schlumberger …

Aku 2 tahun di Meratus. Semester 8, 9, 10, 11, lulus. Sebelum Ali Basuki, Giri, Suendro (kesemuanya teman-teman FTK ITS93, pen.). Aku menggantikan Pak Setyo, sing kajur transla iku. Beliau waktu itu mau berangkat S2, dan beliau waktu itu memimpin satu departemen kecil di Meratus, Ship Chartering.

Dulu sempat main sapi juga? Atau malah sampai sekarang? Antara kopi dan sapi duluan mana?

Sapi disikan .. hahahaaa

Teko kopi dan sapi. Ada irisan di antara keduanya?

Tidak ada kakanda. Waktu itu saya belajar semua yang ada di depan mata. Ternak sapi, tiap minggu saya keliling pasar-pasar sapi di Jember Bondowso Banyuwangi. Dagang gabah, ikut kerja dengan pengepul gabah. Nimbang, ngirim ke gudang penggilingan. Tanam kayu sengon, tanam tembakau, sama jual beli kopi. Juga sopir charteran.

Pernah dapat notice nggak cak, wong insinyur kok ga dadi insinyur e?

Hmmm .. kalau orang-orang di kampungku sih kan gak paham. Ngertine aku kerjo nang pelayaran/kapal pesiar, kayak umumnya TKI atau (mereka) yang merantau.

Penyamaran yang berhasil kayaknya. Eh. Kalau pilihan untuk pulang kembali ke Jember mulai kapan?

Waduh … iki sing dowo.

Aku kan bolak balik yo, Eropa Indonesia, nek wayahe off. Nah saben numpak pesawat, padahal yo genti-genti, Lufthansa, British Airways, KLM, Airfrance (sekali gae Garuda), mesti lungguh jejer karo wong Indonesia sing ono ae bisnise nang Eropa. Pernah jejer sama orang Surabaya yang jualan sabun ke Eropa, tapi ngirimnya sak container (meskipun) yo cuma sabun.

Pernah jejer sama bapak-bapak dari Bogor, pulang dari Frankfurt, sangat biasa dan diem orangnya, waktu muda dia cuma penjahit punya lapak di pinggir jalan. Terima orderan. Sekarang (waktu itu) ternyata punya 2 pabrik garmen dengan 3000 karyawan. Merintis usaha selama 30 tahun.

Pokoke Gusti Allah nakdir aku ketemu wong-wong sing usaha dewe.

Cuman sepisan jejer diplomat Cina, pas entuk first class e Airfrance, sing cerito agresifnya Cina untuk cari ladang minyak di Afrika karena Timur Tengah wis dikuasai Amerika. Iki 25 tahun yang lalu, Cino wis mikir semono.

Yoo akhire aku istikharah. Trus akhire nyoba sekolah maneh iku. Sekolah nang pasar sapi, nang gudang beras, dsb. Dan terbukti bangkrut.

Bangkrut e opo o cak? Kadang lek nurut aku, kene pengin belajar sukses, padahal mestine kan belajar teko sing gak sukses alias belajar dari kegagalan ben iso mengantisipasi …

Gak ono perosoku wong sukses sing gak tau bangkrut. Macem-macem (sebab kebangkrutannya).

Umume awak dewe wong teknik, bisnis diitung koyok matematika dasar. Modal semene, ongkos biaya macem-macem, payu dodolan semene, trus untunge ketemu. (emoticon mrenges).

Makanya banyak pensiunan profesional mikirnya nanti aku punya modal, buat usaha gini gini. (mestinya kan gono gini atau gini gitu, kenapa ini gini gini ya, emoticon mrenges, pen.) Modal habis, usaha gak jalan, badan sudah tua … amblasss wis.

10.000 hour rule nek jareku … apapun yang mau dilakukan, wong iku bakal ahli alias nguasai, nek wis ngelakoni terus menerus minimal 10.000 ribu jam, atau rata-rata 7-8 tahun lah.

Sing paling susah, dan betul-betul butuh praktek, adalah menilai orang. Menilai kredibilitas, keamanahan seseorang. Mergo buka usaha mesti berhubungan karo wong liyo

Nah iki. Untuk hal yang paling susah tadi soal menilai orang, bagaimana cara belajar terbaiknya?

Harus pernah ditipu, dibohongi, ngutangi gak disaur, dsb … (emoticon triple ngekek). Dan tidak kapok.

Sampai saatnya kita tahu, koyok duwe feeling, nek jare ahli-ahli, sampe ono memori nang pre-frontal cortex, pergerakan wajah seseorang atau intonasi dan gaya bicara, bisa menyiratkan wataknya. Nek wis ngerti, berarti sudah bisa ikut pengukuhan guru besar (menilai orang) … (emoticon gelas kopi mengepul dengan senyum merekah).

Berarti masalah intuitif ya? Kalau dimitigasi ala ala anak teknik bisa gak?

Bisa sih. Tapi wong pinter sik iso dipinteri. Bisnis level kecil, arep gawe perjanjian kerja sama sing level e bikinannya business lawyer koyok Hotman Paris, atau kantor-kantor hukum bisnis di Singapura?? … modyar disik modale (emoticon ngekek). Dan pada akhirnya, lawsuit kan melelahkan. Trus nek perdata, urusane nang pengadilan yo duit maneh (emoticon ngguyu maneh)

Nah itu. Akhirnya penyelesaiannya bagaimana?

Memulai dari dini, dari kecil, dari kerugian yang bisa ditanggung. Akeh sing mikir instan, … main saham aja, forex, komoditas, dsb. Moco balance sheet karo income statement ae bingung, kok mlebu bursa. Akhire yg banyak cuman gambler, not investor.

Got the point. Pas pada titik bangkrut, apa yang membuat bisa bangkit lagi?

Kerjo maneh. (emoticon mrenges). Untunge perusahaan apik, performance record disimpan. Training-training dan sertifikasi-sertifikasi keahlian kan gak ilang. Paling cuma expire. Golek modal maneh. Sambil berjalan lagi. Untuk sekarang, lebih (ber)hati-hati. Duit gak duwe dulur

Hahaha, duit gak duwe dulur.

Kata-kata bijak. Larang iki .. (emoticon double mrenges)

Suwun cak wes dibageni hal larang.

(emoticon triple ngguyu ngguling ngguling)

Mendekati (wawancara) terakhir cak, kelahiran Jember kan ya, ketika sudah mengelilingi dunia, trus balik ke Jember lagi, bagaimana Jember di mata sampeyan? Dulu sempat jadi kota admistratif tapi malah disalip sama Batu. Batu sudah jadi kota sendiri. What do you think about Jember?

Mungkin secara background sosial budaya pas iku, sik rodok angel Jember duwe walikota dan bupati, tapi berlokasi di tempat yang sama. Kecuali walikota di pusat kota, dan bupati pindah ke daerah selatan misalnya. Setelah otonomi daerah, Jember cuma autopilot. Ganti eksekutif, gak ono blue print. (Padahal mestinya Jember) diuntungkan karena punya Universitas Negeri Jember (Unej). Btw , Unej punya (departemen) Perkapalan, (dan departmen) Perminyakan saiki.

(Modal lainnya adalah) pusat distribusi juga di Jember. (Untuk kawasan) tapal kuda, mobil-mobil sales, posnya di Jember. Rata-rata gudang-gudang manufaktur areanya dikontrol Surabaya, Malang, Jember, kalau di barat mungkin Madiun ya?

Tapi kekuatan utama Jember belum bergeser. Perkebunan di sekelilingnya. Tembakau, kopi, coklat, tebu. Ada pusat penelitian (berskala) nasional (yaitu) tembakau dan kopi kakao di Jember.

Inspirasiku, nek pertanian, juragan tebu, (adalah) Kaji Arum Sabil. Self made billionair. Buruh tebu, lulusan SD, tapi kabeh capres cawapres mulai reformasi mesti mampir.

Akhirnya tersebut juga nama tokoh idola. Hal inspirasi apa yang didapatkan dari beliau?

Uaakeehh. Hal kecil ae lah, waktu mulai ternak sapi, (pas) baru berhenti (kerja) yang pertama kali. Semangat banget. Hulu hilir dipelajari. Antusias. Pengen punya jalur pakan ternak konsentrat. Masuk(lah) ke Charoen Pokphand. Macak sugih, asline mbambung. Nanya-nanya, gimana caranya kalau jadi distributor produk konsentrat Charoen Pokphand (CP) untuk area timur. Iku tahun 2002. Jare manager marketing-e CP, (yang) di Pabrik Sepanjang iku, “Untuk timur, sudah dipegang Pak Arum, Pak.”

Aku bingung, gak kenal sopo iki. Omahe di pelosok, di Semboro. Akhire suwi-suwi iso kenal, walaupun dia gak kenal aku. Hehehe. Tempat tinggalnya (ternyata) tipe 31 (yaitu) 1 hektar bangunan rumah (dengan kamar untuk tamu sekelas bintang 5, helipad, … dan halaman pekarangan 30 hektar. Tebune sak Jember, Bondowoso, Banyuwangi.

Gigih luar biasa. Bernyali, gak due wedi. Asline pinter, masio cuma SD karena asale wong gak due. Mimpin demo, menolak impor gula, saat Presiden Megawati dan Meneg BUMNI Rini Suwandi. Munggah nang kapal nang (Tanjung) Perak. Setelah itu, dia (jadi) Sekjen APTRI, Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia … Trus iso oleh fee impor gula … juoosss.

(Nah, kembali tentang Jember), enak e (tinggal di) Jember (karena) 15 menit (sejak dari) keluar rumah … sudah masuk jalur offroad .. Trail bisa blaarrrrr.

Wis .. cukup yo … (emoticon ngopi).

Terakhir cak, beneran nyesel mbiyen milih (teknik) Kelautan ITS? Mending jurusan liyane opo malah perguruan tinggi lain?

(emoticon quadruple ngguyu ngguling ngguling).

Gak lah. Pertama arep Sipil. Ebesku almarhum kan disekolahno negoro nang LPPU ITS, D3 Sipil Manyar iku. Trus Baron (Baron Wicaksono, Teknik Kelautan 1991, saat ini menjabat sebagai VP di PT Surveyor Indonesia, pen.) teko nang sekolahan. Kan sak SMA. Dhekne ngomong (kalau teknik) Kelautan (adalah) Sipil pisan, tapi nang laut. Wah, menantang iki. (Jadilah) pilihan pertama. Gak milih ITB, (karena) mesakno wong tuo, abot biayane.

Dadi aku seneng mektek (mekanika teknik) soko awal. Moco mektek e EP. Popov e Pak Tarigan, koyok moco novel.

Cuman (lek dipikir maneh) kok wedoke sing ayu-ayu kok (nang) arsitek (mungkakno dadi pengin pindah arsitek). Ngono thok. (emoticon ngakak).

Hancrit, Popov dipadhakno Mira W. (emoticon ngakak). Yo wes ah. Suwun suwun atas waktu dan obrolannya yang melintas hari. Sukses terus yo … mben aku kudu nyempatno melok ngetril.

[kkpp, 30.10.2023]

2 tanggapan untuk “O-Ring ITS93: Bayu Wibisono”

  1. Keren..keren…sinau langsung lan pinter secara alami

    Suka

  2. […] Tetapi di banyak hal bakal menjadi rumit ketika kemudian melibatkan uang. Duit gak duwe dulur, seperti kata Bayu (baca: O-ring ITS93: Bayu Wibisono). […]

    Suka

Tinggalkan komentar