Indonesiana, Kisah Kehidupan, Politik, Puisi

Semoga Nurani Belum Mati

sedang ramai kisah sadap menyadap
bukan kisah pohon karet
bukan pula kisah pohon dadap

kuping menguping
bukan sembarang kuping karet
bisik-bisik jadi berisik malah penuh ratap

kulit menguliti
aib tetangga, aib lawan pun aib kawan sendiri
dicari-cari hingga ke bawah kulit ari

sikut menyikuti
tak cukup menyakiti
bila mungkin hingga mati

hidung menciumi
bau busuk sekongkol
sebusuk tongkol terperangkap botol

lidah kehilangan makna kata
menawarkan dusta atas nama surga

mata mata-mata

hati hati-hati

nurani, semoga belum mati.

[kkpp, 06.02.2017]

nb. sejak berhari-hari, terselesaikan di hari kelahiran ke-92 sang legenda. Pramoedya Ananta Toer.

Standar

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s