Pada suatu ketika pernah mengkoleksi kotak berharga di masanya. Bahkan mengantonginya kemana-mana. Menjadi tak berarti ketika ia basah tak berguna. Menjadi buronan ketika tak seorang pun membawa dan karenanya membuat sebatang rokok tak bernyawa.
Isi utamanya digunakan untuk mencari api. Tetapi pernah juga membuatnya menjadi permainan teka-teki. Di tangan yang lain, sang isi bisa dibuat alat judi ganjil-genap. Bahkan saya pernah menemui sang kotak dan isi dibuat sebagai perantara petunjuk mencari nomer berapa yang harus dipasang untuk judi togel.
Kelak sang kotak semakin langka. Bahkan bisa jadi, generasi di masa kemudian itu hanya bisa mengenalnya via video yang diunggah di youtube.
Bersyukur pagi ini mempertemukan dengan sang kotak yang kali ini telah menjadi barang tak berguna buat saya karena saya sudah berhenti merokok tiga tahun empat bulan yang lalu dan tiba-tiba jadi mengingat pada kemana kotak-kotak yang dulu pernah dikumpulkan. Yang paling legendaris dari koleksi saya itu adalah kotak serial bergambar pakaian adat yang ada di negeri yang bhinneka ini.
Dalam diamnya, sang kotak seolah menitipkan pesan tentang putaran waktu hanyalah perjalanan nasib semata. Disyukuri atau disesali, nasi(b) telah menjadi bubur.
[kkpp, 16.11.2016]