Menuliskan postingan ini (17/11) dan postingan sebelumnya, saya menggunakan aplikasi di handphone. Biasanya saya ngeblog ya hanya via laptop. Dengan menggunakan aplikasi di handphone, ngeblog jadi lebih ringkas karena saya tak lagi ribet mindahin data dari handphone ke laptop. Apalagi handphone dan laptop saya itu keduanya tak seiman yang bikin perlu beberapa penyiasatan agar keduanya bisa bersesuaian.
Baca lebih lanjutTag Archives: blog
Bukan Mengaduk Kenangan
Hari ini, pada linimasa salah satu media sosial yang aktif saya ikuti, tetiba menjadi ramai dengan postingan tentang kejadian hari ini tiga tahun yang lalu.
Luar biasa!
Bagaimana tidak, kawan-kawan ternyata sedemikian mudah menemukan dimana menyimpan foto kejadian tiga tahun yang lalu dan segera mengunggahnya dengan menambahkan caption dan tanda pagar yang menggugah.
Linimasa pun segera penuh dengan foto yang senada tapi berbeda-beda sesuai dengan sudut terbaik bagi mereka. Sayapun jadi ikutan terbawa suasana untuk segera mengenang hari itu sebagai salah satu hari terbaik kami.
Ada apa dengan hari ini tiga tahun yang lalu?
Dunia (tak) Maya
Ada kosa kata baru yang baru kita akrabi dalam bahasa Indonesia sejak era 90-an: dunia maya, cyberspace, cyberworld, dunia virtual, dan tentu saja: internet. Kosa kata baru tersebut adalah hal-hal yang terkait dengan aktivitas komputer yang kemudian menautkan siapa saja bisa terhubung satu sama lain. Teknologi yang menyebabkan jarak menjadi bukan masalah, pun perputaran informasi menjadi sedemikian cepat. Belakangan, kosa kata baru juga hadir dan dominan: media sosial alias socmed, akronim dari social media.
Berita Kematian
Seberapa sering berita tentang kematian datang kepada kita? Ia adalah kewajaran. Ia juga sebuah kepastian. Kadang mengagetkan. Kadang justru malah membawa kisah mengagumkan.
Kelak, jika sudah tiba waktuku, akan datang juga padamu. Berita kematianku.
Akankah berita itu adalah berita yang mengagetkan atau justru berita yang selama ini kamu harapkan?
Akankah berita itu adalah berita yang kamu tangisi atau malah kamu tertawai?
Blog dan Pensieve
Dumbledore: “I use the Pensieve. One simply siphons the excess thoughts from one’s mind, pours them into the basin, and examines them at one’s leisure. It becomes easier to spot patterns and links, you understand, when they are in this form.”
Harry: “You mean… that stuff’s your thoughts?”
Dumbledore: “Certainly.”
Petikan percakapan di atas tentunya diakrabi oleh para pembaca serial tujuh novel karya JK Rowling. Ya, kisah Harry Potter. Kisah yang menyihir para pembacanya untuk menamatkan seluruh kisah penuh penantian selama 10 tahun sejak serial yang pertama kali diterbitkan pertengahan tahun 1997. Hingga tahun lalu, kisah ini telah diterbitkan dalam 67 bahasa dan edisi film-nya pun juga (telah) ditunggu oleh para penggemarnya.