Kepingan Koratkarit Paling Pojok

"musuh kita adalah waktu yang tak ragu bergerak maju, dan senyummu itu, tertinggal di masa lalu"

fiksi

  • Jejak Tak Bertuan

    Aku kehilangan jejak. Bulan sepotong tak bertuan tiba-tiba tak tampak di orbitnya. Orbit yang kukuntit sejak kemarin, saat mentari lupa menyapa senja. Read more

  • Dibuang Sayang (5)

    Melanjutkan dari serial sebelumnya (baca di sini), tentang sampahan di twitter yang justru tak ingin dibuang. *** #101 – 01/04/11 | Perjalanan tanpa ujung. Berawal darimu. Melintasimu. Berakhir padamu. Aku melompati batas waktu. @sajak_cinta #102 – 07/04/11 | HURUF dan KATA. Bukan perkara DNA yang identik jika DAN, juga AND merangkai makna yang sama. @fiksimini #103 – 08/04/11 | aku Read more

  • Murah

    Cak Rie hanya membolak-balik koran pagi ini di warung yang masih sepi. Hanya seorang mahasiswa yang tengah menghabiskan semangkok mie instant goreng tanpa tolah-toleh duduk di pojokan. Tiba-tiba seseorang datang dan berteriak,”Cak Rie, kopine koyok biasa.” Read more

  • Dalang Banyak Anak

    “Polisi bosok sak bosok-bosok’e,” raung seorang pria muda saat memasuki warung kopi yang tak berbatas. Pengunjung yang tak banyak pada sore itu hanya sekedar menoleh mencari sumber suara, seolah meminta kelanjutan cerita yang hendak diumbar ke segenap penjuru warung. “Mosok, wes sepedaku ilang, malah aku sing dipajeki,” lanjutnya seraya duduk di dingklik yang kelihatan tua Read more

  • Kisah Lama Tak Selalu Usang

    Di akhir minggu awal Desember kemarin, saya menghabiskan dua buku lama yang dicetak ulang. Yang pertama adalah komik Tintin edisi ke Sovyet. Sedang yang kedua adalah novel Ronggeng Dukuh Paruk. Pilihan atas kedua buku itu bersamaan dengan titipan Nuha (aih, merekah juga waktu tahu si sulung mulai gemar membaca) untuk mencarikan salah satu seri dari Read more

  • Senyum Temaram

    Terbangun pada jelang fajar. Suasana temaram menyapa kesadaran yang belum sepenuhnya terjaga. Ah iya, ini kan di Gili Trawangan, bukan Surabaya. Dilanjutkan tidurnya, sambil memeluk istrinya yang baru dinikahi seminggu yang lalu. Senyum lepas pada wajah terlelap di sampingnya membuatnya segera ikut kembali terlelap. *** Lima belas tahun yang lalu, senyum itu telah menghantuinya. Temaram Read more