Tradisi dan budaya, kita hidup di antara keduanya. Ada yang dibiasakan. Ada pula yang kita terima begitu saja karena konon generasi sebelum-sebelum kita telah menjalani tradisi dan budaya itu.
Di ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang sering disalahkaprahkan sebagai Insitut Teknologi Surabaya), jika membicarakan tahun angkatan, itu artinya tahun masuk dan bukan tahun kelulusan. Mengapa begitu? Sederhana, karena tahun masuknya sama, tahun kelulusan bisa berbeda-beda. Apalagi buat generasi disket dan generasi rapido beserta kertas kalkir yang lama kuliahnya jangan ditanyakan kecuali yang bersangkutan dengan sengaja memberitahukan.
Dengan masuk di tahun yang sama, berarti merasakan pengalaman kebatinan yang sama. Susah dan senang terbingkai di era yang sama sebagai identitas tahun angkatan.
Selain tradisi tahun angkatan, identitas lain yang melekat adalah jurusan. Mungkin sedikit berbeda dengan perguruan tinggi lain yang lebih menggunakan identitas fakultas, di ITS identitas jurusan lebih kental. Berawal dari dua jurusan saja, ITS yang memulai langkah sebagai yayasan swasta yang dinegerikan oleh Presiden Soekarno tahun 1960, tiga tahun sejak didirikan, kini telah tumbuh menjadi berpuluh departemen (metamorfosis jurusan) yang hingga tulisan ini dibuat telah melahirkan lebih dari 110.000 alumni.
Di era mahasiswa, identitas ini mengental, kadang malah jadi arogansi yang berlebihan hingga saling gesek antar jurusan. Di level alumni, identitas jurusan ini terlembagakan di organisasi alumni menjadi komisariat jurusan (komjur). Satu-satunya komjur tapi rasa fakultas ya hanya buat alumni Fakultas Teknologi Kelautan.
Tentang identitas, tentang siapa Anda, maka penggunaan saya A jurusan X angkatan sekian lebih jamak dikenal di ITS. Acara-acara banyak digelar di tiap angkatan tiap jurusan, pun whatsapp group jurusan X angkatan sekian juga sangat umum. Tak ada yang salah. Di sisi yang lain, mentradisikan identitas ITS angkatan sekian, tak mendesak untuk dilakukan. Tetapi juga tidak ada salahnya. Bukankah jalinan satu ITS jauh lebih luas dibandingkan dengan jalinan satu jurusan?
Karenanya dengan bangga kami berfoto di atas menyebut: ya, kami ITS 93!
Hanya beberapa gelintir sih, lha ketemunya juga di momen Kongres IKA ITS 2019 di Shangri-la Hotel, Jakarta, kami hadir sebagai panitia, utusan dan peninjau dari Pengurus Wilayah dan komjur, serta penggembira.
Siapa tahu, dari yang segelintir, kelak bisa lebih banyak lagi. Syukur-syukur ada angkatan lain ikut memulai tradisi ini. Salam dari kami, ITS 93.
[kkpp, 17.11.2019]
Ping-balik: Wes 30 Taon rek, ITS93 … | Kepingan Koratkarit Paling Pojok