Hari ini, bertepatan bulan Juli hari ketigabelas jatuh pada Jumat. Sama seperti dengan sebelas tahun yang lalu. Tahun 2007, bulan Juli hari ketigabelas juga jatuh pada hari Jumat. Percaya nggak? Hehehe.
Saya ingat benar, karena pada hari itulah saya memutuskan untuk nge-blog. Hari itu saya bulat-bulat memutuskan untuk memindahkan tulisan yang akan dituliskan di feature note di facebook dan menempatkan tulisan itu di rumahnya sendiri. Rumah maya ini. Blog.
Judul posting-an kali ini, pinjam judul postingan Mas Budi Rahardjo.
Di postingan itu, secara to the point, Mas Budi langsung bertanya di lead–nya, begini:
Masih ngeblog di tahun 2018? Di jamannya vlog gini? Iya, masih ngeblog. hi hi hi. Tersipu-sipu juga saya. Berasa menjadi manusia yang tua gitu. Seperti dinosaurus. Sudah punah. Banyak blogger angkatan saya sudah gulung tikar – eh, naik kelas.
Postingan itu dituliskan di medio Maret tahun ini (bisa baca di sini). Apa yang dirasakan Mas Budi di atas persis seperti apa yang saya rasakan. Makin banyak blog yang rumputnya tinggi-tinggi tanda tak pernah disiangi. Sedih, tapi bagaimana lagi. Sedih saya tak lagi menjumpai postingan-postingan keren dan mencerahkan dari mereka. Mungkin yang dulunya nge-blog sekarang telah menemukan media yang lebih baik untuk berekspresi. Facebook bertambah feature-nya, Instagram apalagi. Lengkap seperti tumpeng dengan segala kelengkapannya. Belum lagi wattpad dan juga youtube. Bahkan twitter pun tak lagi hanya 140 karakter.
Tapi saya masih betah di sini. Seperti dinosaurus ketulup, saya masih nge-blog.
Apakah saya menjadi kaya dari nge-blog? Hehe, gak juga. Tuh, blog saya masih bersih dari iklan. Tak ada keinginan untuk mencari sambilan ataupun sebagai profesional blogger.
Apakah kemudian menjadi ngetop? Ngetop dari Hongkong … Saya mah cuma remah rengginang di samudera internet sedemikian luas ini.
Lantas, mengapa masih nge-blog? Pakai bahasa Indonesia lagi …
Saya cuma menuliskan apa saja. Sesempatnya. Tetapi berbeda dengan apa yang saya twit-kan, saya update status-kan di facebook dan path, berbeda pula dengan foto yang saya unggah di instagram, nge-blog lebih menyedot energi tersendiri. Sama-sama sesempatnya, tetapi begitu ter-posting-kan, ada perasaan ayem, lega, menenangkan. Begitu. Entah sampai kapan.
Kelak suatu hari jika bertamu di sini dan menemukan alamatnya sudah tidak lagi tattock dot com tetapi kembali ke kakap dot wordpress dot com, artinya saya sudah tidak sanggup membayar lagi biaya berlangganan paket premium di wordpress. Saya bangkrut bisa jadi atau gak mungkin juga kan, saya membayar tagihan dari dalam liang kubur?
Terima kasih sudah pernah mampir di sini. Karena atas mampirnya itu, baik dalam diam dan meninggalkan pesan dan kesan, sungguh menyemai energi, menyemangati, serta membuat hati saya berbunga-bunga. Terima kasih.
Sekali lagi, terima kasih dari hati yang terdalam sudah pernah mampir di sini sebelas tahun kemarin dan keinginan untuk mampir di kemudian hari nanti.
[kkpp, 13.07.2018]
MAs Tatok, salam kenal ya. Di tengah gencarnya vlog dan aneka platform sosmed lain yg jauh lebih diminati, aku salut sekali sama yang masih bertahan ngeblog. Semoga tetap semangat ya mas bloggingnya 🙂
SukaSuka
hahaha, tetep semangat dong.
tengkyu ya mbak sudah mampir dan meninggalkan jejak. kapan-kapan, saya mampir juga …
SukaDisukai oleh 1 orang
sama2 ya mas.
SukaSuka