Adalah kau tuangkan cinta
Ke dalam tungku yang tengah panas menyala
Adalah kau padamkan bara
Tatkala hangat mulai membuai jiwa~KLa Project – Terpuruk Ku Di Sini
Ketiga kali mentari menghilang. Meninggalkan bekas menghitam meski sakit itu sudah diperkirakan dan dipersiapkan. Tak perlu dicari kemana ia. Tak perlu perlu pula lapor polisi apalagi membuat woro-woro kehilangan.
Jangan!
Sesekali jangan!!
Bukan perkara ia akan jadi perbincangan khalayak. Bukan pula ia akan di-meme-kan “TURN BACK SUN”. Khalayak masih sibuk dengan berita sepele yang dibesar-besarkan. Berita besar yang sengaja disepelekan.
Sssttt … jangan khawatir. Sesekali jangan. Mentari tahu jalan pulang.
Sungguh, ia tahu jalan pulang. Bukankah Sang Waktu yang menemaninya di persembunyiannya. Mungkin mereka berbincang. Tentang malam gulita atau juga tentang bulan gerhana. Mungkin mereka saling berbisik. Kadang tentang hujan yang pada tiap bulirnya dititipkan kenangan. Kadang pula tentang harapan-harapan yang dititipkan pada hening malam. Jika tiba saatnya, kelak mereka bersepakat jalan pulang mana yang akan dilintasi untuk pulang. Pintas atau memutar?
Atau mentari dan sang waktu saling berbincang dalam diam seolah takut pembicaraan disadap para pembisik dan intel-intel serigala berbulu domba yang berkeliaran layaknya dementor memburu pelarian Azkaban?
***
Bulan terpuruk. Bulan hanya menunggu. Bulan hanya menerima nasib: bagaimana bisa purnama jika tak ada kharisma mentari yang bisa dipantulkannya?
[kkpp, 05.01.2017]