biarlah cinta menafsir maknanya sendiri
seperti getah mendaras pada batang yang tak ragu menapis embun satu demi satu layaknya petuah rindu berbisik kepada hening di akhir malam
percayakah kelak akan tiba masa saat cinta menyerukan sebuah nama kepada khalayak dengan merdu berkhidmat? atau malah cinta adalah sesuatu yang kosong tanpa nama dan karenanya tak perlu adu tafsir tentang makna?
[kkpp, 28.10.2016]