Aku ingin kau selalu ada dalam bait-bait puisiku. Sebelum usia membuatku pikun dan kenangan hanyalah pantulan tak berbentuk di jendela ~ @narfania
Hari ke-499 sejak perjumpaan kali terakhir. Aku yakin kita masih mampu merekonstruksikan pertemuan itu. Setiap detil, setiap sudut, serta setiap kata-katanya yang menguar bercampur udara. Baik sebagai angan, sebagai kenangan, atau pun sebagai masa depan, apa bedanya?
[kkpp, 12.08.2016]
Nb. Asli puisinya menggunakan ‘lupa’ digantikan ‘pikun’, serta ‘samar’ digantikan ‘tak berbentuk’. Puisi yang diposting tiga hari yang lalu oleh pemiliknya, dikutip dan dimodifikasi atas seijinnya.

Tinggalkan Balasan ke Jejak Tanda Pagar Angka – Kepingan Koratkarit Paling Pojok Batalkan balasan