Indonesiana

Belajar Keindonesiaan

Tanggal 28 Oktober telah kita ketahui sebagai Hari Sumpah Pemuda. Tahun ini saya lewatkan dengan nonton acara Versus-nya Helmi Yahya di sebuah televisi swasta. Kali ini, menampilkan Riezka Justmine versus Imron Boim. Dua anak muda yang sukses berwaralaba melalui makanan. Yang satu adalah pemilik gerai pisang ijo, makanan khas asal Makassar, sedangkan yang satu adalah pemilik gerai pempek asal Palembang.

Acara Versus-nya sih ya gitu-gitu aja. Tapi figurnya itu yang rasanya menarik dan bersesuaian dengan tanggal penayangannya. Keduanya masih muda dan bisnis yang ditekuninya adalah makanan lokal yang (kemudian) laku di penjuru nusantara.

Kisah sukses si Riezka bisa dibaca di sini, sedangkan kisah si Imron bisa di baca di sini.

***

Sementara itu, tadi pagi (28/10), Indra Sjafri, sang pelatih tangan dingin tim nasional sepakbola U19 (timnas U19) melalui akun twitter-nya (@indra_sjafri) sempat nge-twit ini:

SEMANGAT SUMPAH PEMUDA, SEMANGAT LOLOS PIALA DUNIA

Ya, dulu sebelum keberhasilan timnas U19 menjuarai AFF U19 Cup 2013 serta lolos dari fase grup penyisihan AFC U19 Cup dengan sempurna, twit tersebut seakan terasa berkhayal, imajinatif dan manipulatif. Tetapi kini situasinya berbeda.

Dulu seringkali kita mendengar obrolan semacam ini: masak sih dari ratusan juta rakyat Indonesia, memilih sebelas orang bermain bola saja tidak bisa …

Tapi kini jadi berbeda. Indra Sjafri -dan bukan PSSI- lah yang memompakan semangat itu. Indra Sjafri lah yang telah menyemai harapan bahwa prestasi dari anak negri bukanlah mimpi. Apalagi melalui sepakbola.

Bukan bermaksud mengecilkan olahraga perseorangan, tetapi menyatukan sebelas atlet bertalenta dalam satu tim yang kokoh tentu saja membutuhkan usaha dan upaya yang lebih dibandingkan untuk mengorbitkan atlet perseorangan.

Konon kabarnya, Indra dan tim harus keliling Indonesia mencari siapa saja yang pantas dan layak. Bukan dengan hanya duduk dan tinggal menyeleksi layaknya juri kontes idola. Tetapi benar-benar harus jemput bola. Ia datang ke tim sepakbola yunior dan sekolah sepakbola, serta mencermati setiap informasi yang datang. Ada pemain yang didapatkan dari informasi yang didapat dari tukang ojek. Dan yang terpilih kemudian ternyata menjadi perekat: One Nation One Team. Dari Sabang sampai Merauke.

***

Sumpah Pemuda tahun 1928 memang telah menjadi embrio kelahiran Indonesia. Negeri besar yang belum sadar akan kebesarannya. Tetapi percayalah, dengan kreativitas dan konsistensi ala Helmi Yahya, pantang menyerahnya Riezka dan Imron dengan kuliner lokal yang menusantara, nasionalis dan idealisnya Indra Sjafri, serta pemuda-pemuda lainnya dengan berbagai kisahnya masing-masing: Indonesia pantas ada karena Indonesia pantas diperjuangkan.

Karenanya dari tahun ke tahun, kita seharusnya senantiasa belajar tentang keindonesiaan. Belajar menjadi satu bangsa, belajar merasa satu nusa, belajar menggunakan satu bahasa: indONEsia …

[kkpp, 28.10.2013]

Standar

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s