Akhirnya saya memutuskan untuk pindah alamat untuk rumah maya saya. Tanpa tumpeng, tanpa menghitung hari baik, apalagi slametan, yang dulunya saya enjoy di kakap.wordpress.com kini pindah ke tattock.com per tanggal 17 September kemarin. Bagi yang sudah terbiasa berkunjung di alamat yang lama, tak banyak perubahan di alamat yang baru ini. Pindah alamat, tetapi tetap rumah yang sama.

Keinginan pindahan alamat yang saya pertimbangkan sejak beberapa waktu itu entah mengapa tiba-tiba terlintas pada hari itu dan seketika itu juga kemudian telah terlaksana.

Benar kata kang Ian, (baca di sini), pindah ke blog berbayar bukan serta merta menjadikan blog kita akan lebih baik dibandingkan dengan saat ngeblog di blog gratisan. Sepenuhnya kembali kepada sang pengelola. Buat apa pindah menjadi berbayar jika ternyata kemudian tak pernah di-manage?

Memang buat beberapa orang, keberadaan blog berbayar tampak lebih keren, atau tampak lebih punya kredibilitas jika hendak digunakan berbisnis, serta juga ada nilai ekonomisnya.

Tetapi sebagian saya tidak menyetujui apa yang disampaikan kang Ian, bahwasanya jika blog berbayar tak menghasilkan uang bisa dibilang blog berbayar itu telah gagal.

Bagi saya, banyak hal kepuasan batin yang tidak bisa dinilai dengan uang sebagaimana dengan kepuasan yang kita dapatkan dibandingkan dengan sejumlah uang yang dibayarkan untuk pindah alamat. Keseriusan untuk ngeblog lebih baik serta mengamankan domain yang saya inginkan sebelum keduluan diambil orang, telah menjadi alasan utama kepindahan alamat rumah maya saya ini. Jer basuki mawa bea, katanya. (lebih lanjut tentang makna ungkapan dalam bahasa Jawa tadi Ki Rawis menyajikannya di sini)

Semoga tetap betah berkunjung. Pindah alamat tetapi tetap menjadi rumah maya saya yang sama.

[kkpp, 19.09.2013]