“Wemberley! Wembley, kami datang (lagi)!”
Ya, akhir bulan ini, tepatnya 28 Februari 2016 ini, Liverpool FC (LFC) kembali menjejakkan kaki kembali di Wembley National Stadium. Kegaduhan 90.000 suporter bakal mebuat kebisingan di Final League Cup yang kali ini mempertemukan LFC dengan Manchester City. Keduanya adalah dua juara di dua tahun genap sebelumnya. LFC di tahun 2012, Manchester City di tahun 2014.

Wembley, 2012. Final yang mempertemukan LFC vs Cardiff City
Siapa yang juara? Time will tell …
LFC sendiri bakal tampil di final League Cup untuk yang ke-12 kalinya. LFC telah memenangi 8 dari 11 pertandingan final terdahulu (1981, 1982, 1983, 1984, 1995, 2001, 2003, 2012) dan kalah dari Chelsea (2005), Arsenal (1987), serta Nottingham Forest (1978). Tak semua piala diangkat di Stadion Wembley, meski final League Cup sebagaimana final FA Cup mengharuskan dihelat di stadion yang berdiri sejak 1923 tersebut. Pada sebuah masa, final sempat diungsikan ke Stadion Millenium karena Stadion Wembley yang lama sedang dibongkar dan dibangun menjadi stadion terbesar nomer dua di daratan Eropa, dan pada sebuah masa pula saat final harus diulang karena hasil imbang. Tetapi bermain di Wembley adalah kesempatan bertarung untuk menjadi juara. Apalagi Wembley juga terasa khusus bagi LFC karena Wembley sebagaimana Stadion Olimpiade Roma, sebagaimana Stadion Parc Des Princes Paris serta Stadion Olimpiade Ataturk Istambul. Stadion tempat menahbiskan sebagai Raja Eropa.
Karena itu kesempatan laga di Wembley itu harus dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemaslahatan LFC.
Kemaslahatan?
Iya. Secara prestise mungkin League Cup, yang tahun ini disponsori oleh perusahaan perbankan Capital One dan jadilah namanya adalah Capital One Cup (League Cup yang diselenggarakan sejak tahun 1961, namun sejak tahun 1980, namanya diberikan kepada sponsor, pernah namanya adalah Milk Cup disponsori oleh Milk Marketing Board, Littlewoods Challenge Cup, Rumbelows Cup, Coca Cola Cup, dan Carling Cup), tidaklah sementereng FA Cup yang lebih tua tradisinya. Apalagi jika dibandingkan dengan juara Premiere League. Tetapi namanya juara ya juara. Sejarah akan mencatat Sang Juara dengan tinta emas.
Jika LFC yang memenangi lagi 28 Februari besok, maka sejarah pula akan mencatat bahwa LFC lah klub yang paling jagoan di ajang ini. LFC bakal juara untuk yang kesembilan kalinya meninggalkan Chelsea yang juara 5 kali. Bagaimanapun, jumlah juara Premiere League sudah tersalip dan jumlah juara FA Cup masih jauh dari prestasi Arsenal. Maka capaian catatan prestasi domestik ini adalah pelengkap catatan bahwa LFC sebagai salah satu klub besar di level Eropa tetaplah disegani juga di antara tetangga-tetangga domestiknya.
Kemaslahatan yang kedua, seandainya LFC tampil sebagai juara maka Klopp pun bakal mencatat sejarah dan menghembuskan keoptimisan di aura LFC. Klopp yang sejak bergabung LFC sejak 8 Oktober 2015 yang lalu hanya membutuhkan 4 bulan 20 hari untuk mengantarkan trophy di lemari LFC yang tak mendapat penghuni baru sejak 2012.
Kemaslahatan yang ketiga adalah dengan sebagai juara, maka tiket ke liga Eropa musim depan sudah dalam genggaman. Memang, bukan berarti jika sudah juara kemudian bisa berleha-leha di liga, tetapi setidaknya sudah mengurangi beban dan berkonsentrasi ke ajang Europa League yang hingga tulisan ini dibuat LFC masih berlaga di ajang tersebut dan tersisih di FA Cup. Dengan berkurangnya beban, maka kesempatan bermain bagi pemain-pemain muda akan lebih terbuka lebar.
Kemaslahatan yang keempat adalah semoga dengan juara Capital One Cup kali ini akan jadi booster untuk mengawinkan dengan juara Europa League. Karena hanya dengan juara Europa League adalah salah satu cara mengembalikan LFC ke habitatnya: Champions League. Bukankah tanpa kehadiran LFC di Champions League koefisien Inggris terus tergerus dan nyaris tersalip Italia?
Kemaslahatan yang kelima dengan mendapatkan throphy League Cup tahun ini adalah sebuah pesan tersirat bahwa Anfield Genk tetaplah sebagai tim besar yang tidak tenggelam jeratan nostalgia sejarah masa lalu. Sebagai tim dengan sejarah masa lalu yang gemerlap, tetapi telah lama puasa gelar, LFC tetap menyampaikan pesan kepada pesaing, kepada fans, supporter, customer, apapun lah namanya, pesan bahwa LFC masih ada, bertaji dan berprestasi. Pesan tersirat bahwa LFC bukanlah tim masa lalu, tetapi juga tim yang layak diperhitungkan kini dan nanti.
Maka, tidak ada pilihan lain: Menanglah LFC! Juaralah, LFC! Karena kami selalu berdoa bahwa juara kali ini adalah pembuka kunci throphy-throphy selanjutnya di era Jurgen Klopp, sebagai penambah catatan yang pernah ditorehkan oleh pendahulunya.
[kkpp, 17.02.2016]
Nb. Catatan ini dibuat untuk dan atas permintaan redaksi WALK ON! Match Guide Final Capital One Cup 2016. Diposting ulang di sini atas persetujuan pimred serta setelah versi lengkap jadi. Adapun versi lengkap dapat di-download di sini.