Tiga tahun yang lalu,
hening sesaat setelah subuh
tangismu yang pertama memecah semburat jingga
Takkan pernah terlupa
bagaimana beribu rasa tak tergambarkan oleh tubuh
tatapmu yang pertama bertaut memenuhi rongga jiwa
Tak terasa
kini engkau telah belajar menapak jalan kehidupan
kini engkau telah belajar menyapa sesama
langkah-langkah kecilmu telah menuntunku untuk lebih bijak memahami kehidupan
sapamu telah mengingatkanku bagaimana waktuku tak cukup untuk menyapa dahaga masa depan yang terbentang
Masa depan adalah milikmu, gadis kecilku
Biarlah masa sekarang milik generasi sekarang yang sering terlupa bahwa masa mendatang adalah kepastian
Genggam masa depanmu, gadis kecilku
Dan jika masa itu telah tiba,
jangan pernah menoleh ke belakang untuk menangisi hal-hal buruk yang seharusnya ditinggalkan generasi sekarang yang takmampu meninggalkan keculasan, dengki, dan perasaan serba instan dalam menggapai keinginan
Gadis kecilku,
kami percaya bahwa masa depan itu terbentang, :untukmu dan generasimu:
sapa dan ingatkan kami bahwa masa depan itu adalah milik kalian
kami hanyalah busur
yang hanya bisa mengantarkan kalian, :dengan doa dan harap:
(♣. surabaya, awal september 2007, untuk aurora nuha sadida)