Pemain profesional datang dan pergi. Waktu tak bisa dibohongi. Yang datang (biasanya) membawa optimisme. Tetapi yang pergi bisa meninggalkan berbagai rasa. Tergantung siapa serta bagaimana cara dan motif kepergiannya.
Pemain datang dan pergi layaknya posisi roda yang saling berlawanan seratus delapuluh derajat. Jika ada yang sedang di atas, tentunya ada yang kebagian di bawah. Tak bisa bukan, pemain baru datang tapi tak ada pemain yang keluar. Entar namanya bukan klub profesional melainkan klub sosial. Bagaimanapun yang bertanding di lapangan hanya sebelas pemain saja.
Kali ini, di edisi bursa transfer awal musim 2014-2015, kepindahan Daniel Agger membuat kesedihan tersendiri buat saya. Baca lebih lanjut