Kepingan Koratkarit Paling Pojok

"musuh kita adalah waktu yang tak ragu bergerak maju, dan senyummu itu, tertinggal di masa lalu"

Pulang (2/2)

Sejak diterima di PTN beda kota, kata ‘pulang’ berarti Malang. Kota kelahiran, sekaligus tempat Bapak dan Ibu berada, yang senyum dan doa mereka adalah hal paling menenteramkan.

Surabaya, Bekasi, Surabaya, Sidoarjo, Jakarta, Sidoarjo. Dari sana kami pulang saat liburan. Pernah suatu ketika harus menempuh lima jam lebih perjalanan darat untuk jarak 60 km saat tragedi Lumpur Lapindo terjadi.

Pernah pula tidak bisa pulang saat lock-down semasa era pandemi covid.
Kini pulang dengan perjalanan via tol bisa lebih singkat, tapi dengan tarif tol yang terus naik pelan-pelan merayap tanpa disadari pengguna.

Siapa sangka kecelakaan yang saya alami di tol Cipali seminggu sebelum Ramadan tahun ini menjadi rekor terlama saya pulang. Saya memutuskan untuk melewatkan masa pemulihan di Malang.

Malang yang dulu dan Malang sekarang katanya berbeda. Yang terbiasa tinggal di Malang bilang sekarang lebih panas. Tapi buat saya yang terbiasa dengan panasnya Sidoarjo dan Surabaya, tinggal di Malang tentu lebih menyegarkan. Kalau cuaca bagus di pagi hari, saya suka memandang ke timur menatap gunung tertinggi di Pulau Jawa yang berdiri dengan gagah. Kebiasaan ini terbawa sejak masa sekolah menengah pertama. Berangkat pagi hari berjalan kaki menyisir pinggir sisi selatan Penjara Lowokwaru, indahnya Semeru selalu menghipnotis.

Rumah masa kecil kami telah berubah menjadi deretan ruko. Hotel sebelah rumah telah bermetamorfosis jadi hotel tinggi menjulang. Kawasan tengah kota banyak diubah jadi jalan-jalan searah yang entah mengapa saya suka dengan kebijakan ini.

Yang tak berubah adalah mikrolet angkutan kota warna biru masih belum menjadi transportasi publik yang lebih maju sebagaimana kota lain.

Mudah-mudahan, rindangnya Malang, hangatnya dukungan keluarga, serta doa-doa dari semua pihak yang tidak bisa disebut satu persatu, adalah obat sebenarnya di masa pemulihan ini. Pulang adalah obat.

[kkpp, 30.11.2025]

Note: tulisan ini pernah diposting di instagram @tattock_ untuk memenuhi kewajiban Gerimis 30 Hari, Gerakan Rutin Menulis selama 30 hari berturut-turut, pada tanggal 5 Juni 2025.

Tinggalkan komentar