“Sebentar ya Pak, tangan saya cuma satu,” kata saya kepada driver online yang menjemput. Sebuah permintaan untuk memaklumi keadaan bahwa saya butuh waktu tambahan untuk meletakkan barang bawaan dan menutup pintu mobil yang kesusahan ditutup jika saya masuk dari sisi kiri. Tangan kanan yang masih berfungsi harus bergerak ke kiri melintasi badan. Beda jika masuk dari sisi kanan, tangan kanan meraih panel pintu di sisi yang bersebelahan. Easy peasy lemon squeezy.

Atau di lain kesempatan saya bilang to the point, “Mohon maaf ya Pak, agak susah ini. Perlu waktu.” Pasca kecelakaan saya memang sering menggunakan moda taksi online untuk ke rumah sakit, ke klinik untuk fisioterapi, dan sesekali ke tempat perbelanjaan.

Bapak Driver Online, biasanya langsung memaklumi begitu melihat tangan kiri yang digendong arm sling. Umumnya langsung bertanya, antara beneran kepo atau basa-basi, “Kenapa Pak?”

“Kecelakaan,” jawab saya singkat.

Lantas disusul pertanyaan kedua. Tahukah kalian, apakah pertanyaan kedua dari para driver online?

“Motor?” ini pertanyaan kedua yang paling sering ditanyakan menyusul pertanyaan pertama. Bisa dipahami mengingat dengan tangan kiri digendong arm sling, bagaimana ceritanya kalau itu bukan kecelakaan motor. Kecelakaan motor, dengan pengendara atau penumpang terjatuh dari motor sangat dimungkinkan mengalami cedera seperti yang saya alami. Bisa dipahami, apalagi angka kejadian kecelakaan motor sangatlah tinggi. Data dari Korlantas Polri, tiga dari empat kecelakaan lalu lintas adalah kecelakaan motor.

Saya menggeleng menjawab pertanyaan kedua tersebut. “Mobil, Pak.”

“Kok bisa?

Obrolan tentang segala perihal kecelakaan yang saya alami lantas mengalir sepanjang perjalanan. Cerita malah belum usai, ketika saya sampai tujuan. “Lekas sembuh ya Pak,” ucapan penutup para driver online terasa menyejukkan, seperti halnya gerimis di Bulan Juni.

[kkpp, 30.11.2025]

Note: tulisan ini dibuat untuk Gerimis – Gerakan Rutin Menulis 30 hari, pernah diposting di instagram @tattock_ pada tanggal 2 Juni 2025.