Bridge, Indonesiana

Sejarah Baru Bridge Indonesia

Di sidang kabinet lengkap hari ini dipimpin Presiden, secara resmi saya laporkan prestasi tim bridge wanita. Presiden dan seluruh Menteri tepuk tangan. Selamat. | Pesan sms dari Ketua Umum PB GABSI, Dahlan Iskan kepada tim putri Indonesia – via akun FB-nya Bert Toar Polii (NPC)

Meski jauh dari pemberitaan media nasional, dari Veldhoven, Belanda, sejarah baru bagi bridge Indonesia tercipta oleh regu putri Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, menjadi finalis Piala Dunia!

Tim putri Indonesia menghiasi halaman muka buletin harian 40th World Bridge Team Championship edisi 29 Oktober 2011

Bayangkan, (lagi) Piala Dunia!! Tidak hanya lolos, tetapi mencapai babak paling akhir: FINAL PIALA DUNIA. Tak pernah terbayangkan oleh olahraga paling populer, olahraga paling menyedot dana anggaran, olahraga yang banyak menjadi lahan intrik pengurusnya: Sepak bola.

Ya, pada penyelenggaraan “40th Team World Championship” yang secara bersamaan menghelat ajang supremasi tertinggi olahraga bridge di muka bumi: Bermuda Bowl ke-40, Venice Cup ke-18, serta D’Orsi Senior Bowl ke-6, sejarah telah dicatatkan.

Di ajang Venice Cup itulah, kira-kira setara dengan Uber Cup untuk olahraga bulutangkis, tim regu putri Indonesia yang bermaterikan Lusje Bojoh, Julita Grace (Joice) Tueje, Kristina Wahyu Murniati, Suci Amita Dewi, Fera Damayanti, Riantini, serta NPC Bert Toar Polii, mencapai prestasi yang tak pernah digapai sebelumnya. Indonesia meraih tiket ke Venice Cup setelah lolos kualifikasi zona APBF bersama China dan Jepang (baca kisahnya di sini). Ketiganya kemudian bertanding secara round-robin bersama keseluruhan 22 regu dari seluruh zona. Hanya negara adidaya di dunia bridge, Amerika Serikat, yang mengirimkan dua regu.

Indonesia Ladies Team - finalis Venice Cup 2011 | ki-ka: Widi Pancono (PB GABSI), Kristina Wahyu Murniati, Riantini, Joice Tueje, Bert Toar Polii (NPC), Lusje Bojoh, Fera Damayanti, Suci Amita Dewi (source: http://olahraga.kompasiana.com/sport/2011/10/29/indonesia-raih-perak-di-belanda/)

Dari babak penyisihan, Indonesia lolos ke babak perempat final setelah menempati posisi keenam dengan 357 VP. Berturut-turut negara yang lolos ke perempat final Venice Cup adalah USA2 (391 VP), USA1 (389), Inggris (384), China (368), Swedia (365), Indonesia (357), tuan rumah Belanda (355) serta Prancis (352).

Pada babak perempat final, Indonesia harus menghadapi regu USA2 yang notabene adalah pemuncak babak penyisihan. Sementara Swedia berhadapan dengan Inggris, Belanda melawan USA1, dan Prancis bertemu China. Langkah berat, tetapi Indonesia yang bertanding dengan beban carry over (nilai karena hasil pertemuan sebelumnya yaitu pada babak penyisihan) 16 imp, justru tampil tanpa beban. Berbagi imp 26-26 pada segment 1, kalah 31-46 pada segment 2, menang 37-30 pada segment 3, menang pada segment ke-4 62-20, dan tak terbendung pada dua segment terakhir, 29-25 dan 53-42. Dengan demikian, Indonesia lolos ke semifinal untuk pertama kalinya dengan total 238-205 imp.

Selain Indonesia, kejutan juga dicatat oleh Belanda yang menghempaskan harapan langganan juara, USA. Belanda menang 200-172 imp dari 6 segment. Tersingkirnya dua regu Amerika ini juga merupakan sejarah bahwa untuk pertama kalinya tidak ada wakil Amerika di babak semifinal. Semifinal lainnya adalah Prancis serta Inggris yang bakal menjadi lawan Indonesia di babak selanjutnya.

Di babak semifinal, Indonesia juga bertanding dengan beban carry over 10.5 imp. Mengawali dengan menang pada segment 1, 61-39, Indonesia harus kehilangan sejumlah imp pada segment 2, kalah 32-5. Pada segment 3, Indonesia mempertipis selisih dengan menang 18-10. Selanjutnya kalah 32-57 dan membalas pada segment 5 dengan kemenangan 41-7. Kemenangan di segment kelima menjadikan running score adalah 157-155.5. Sangat-sangat tipis. Apapun bisa terjadi di segment keenam. Dan ternyata terbukti, kemenangan Indonesia atas Inggris baru didapatkan pada papan terakhir, yang menyebabkan Indonesia menang pada segment 6 dengan 28-22 sekaligus menutup harapan Inggris dengan 185-177.5 imp.

Di partai akhir yang dilangsungkan 27-28 Oktober 2011, Indonesia bertemu dengan Prancis yang mengalahkan Belanda 162-141.5 imp. Sayangnya pada babak final ini, regu Prancis yang pernah menjadi Juara Dunia tampil dominan. Indonesia menyerah 103-196.3 imp, pada segmen 5 dari 6 yang direncanakan.

Selain regu putri, Indonesia juga meloloskan regu senior pada event D’Orsi Senior Bowl, yang terdiri dari Henky Lasut, Eddie Manoppo, Michael Bambang Hartono, Arianto Djajanegara, Donald Gustaf Tuerah, dan Munawar Sawiruddin (PC). Indonesia yang diunggulkan, karena sebelumnya merebut medali perunggu, lolos dari babak penyisihan bersama Prancis, Polandia, USA2, Denmark, USA1, Australia dan Jerman.

Sayangnya, di perempat final Indonesia menyerah 181-229.5 imp dari regu USA2 pada pertandingan yang berlangsung ketat di tiap segmennya: 35-39, 24-35, 22-29, 44-37, 12-43, 44-41.

***

Di ketiga ajang utama yang digelar sejak 16 hingga 29 Oktober 2011, tampil sebagai juara adalah Belanda (Bermuda Bowl) dan Prancis (Venice Cup dan sekaligus D’Orsi Senior Bowl).

Indonesia, tentu saja tetap membanggakan. Semoga sejarah terus dicatatkan!

[kkpp, 31.10.11]

Keping terkait:

– Kabar dari KL

Sila mampir juga ke:

At World Championship, Indonesians Skillfully Read the Card

 

 

 

 

Standar